End Because April Mop

43 5 0
                                    

Judul : End because april mop
Genre : misteri
By : @Ellena0308

Suasana di kelas X 2 sedang ramai ramainya, karena hari ini guru yang bertugas mangajar mereka sedang tidak masuk. Ada yang mojok di sudut ruangan, ada yang lempar lemparan kaos kaki, ada yang ngegosip, seperti anak anak cewek yang sedang duduk melingkar di atas lantai marmer kelas.

"Eh lo tahu ngak, di hutan sana ada sebuah mansion yang cukup besar. Masyarakat sekitar berkata jika mansion itu sangatlah menyeramkan. Banyak orang yang mengatakan jika dahulu disana sering terjadi pembunuhan. Seseorang pernah memasuki mansion itu lalu tidak pernah lagi keluar. Bagaimana jika kita memasuki mansion itu dan mencari orang-orang yang telah lama menghilang?" Rika menceritakan sambil ngemut lolipop yang ia gengam.

"Gue belum pernah mendengar kisah itu, yang gue tahu disana memang ada sebuah mansion besar. Dan orang-orang tidak berani memasukinya." ujar Ghea.

"G-gue ngak yakin tentang hal itu. Gue ngak mau ikut kesana." jawab Livia sambil menggelengkan kepalanya kuat-kuat.

"Heee, apa Lo takut, Liv?" ejek Rika sambil terkekeh.

"Tentu saja, itu menyeramkan!" jawab Livia sambil menutupi wajahnya.

"Dasar bodoh, lebih baik kita buktikan saja." timpal Rika sambil bangkit membersihkan seragam sekolahnya.

"Ayo, Lo juga harus ikut, Livia!"

"Tidak! Lebih baik gue pulang." Livia bangkit sambil berjalan keluar kelas.

Tetapi tangannya di cekal Ghea yang tubuhnya lebih besar dan tinggi dari Livia.

"Ayolah penakut, kita pergi kesana dan kita lihat ada apa di dalam mansion itu. Siapa tau disana ada banyak makanan, kan lo bisa makan sepuasnya" ucap Ghea sambil menarik tangan Livia.

"Gue ngak mau, Ghea. Lagian kita kan masih sekolah, lepasih ih!" pekik Livia sambil mencoba menarik tanganya.

"Halah, ngak ada guru ini, lagian temen sekelas kita juga banyak kok yang bolos hari ini." ujar Rika sambil berjalan keluar kelas dengan santainya.

"Lepasin dulu tanggan gue!" pekik Livia sambil mencoba melepaskan cekalan teman temanya.

Sayangnya usaha Livia sia-sia dan memilih mengikuti langkah kedua temannya itu. Butuh waktu yang cukup lama untuk bisa sampai ke mansion itu. Sesampainya mereka di depan mansion yang terlihat gelap dan menyeramkan itu, mereka menyalakan sebuah obor yang tergantung di tiang penyangga mansion.

"Ayo, hari sudah semakin malam. Lebih baik kita bergegas." ujar Rika dan Ghea mengangguk.

"Ayolah, lebih baik kita pulang saja." rengek Livia yang wajahnya terlihat ketakutan.

Hingga mereka bertiga berdiri tepat di depan pintu besar, Livia semakin terlihat gelisah. Tiba-tiba saja sebelum Rika membuka pintu di depannya, pintu besar berukiran burung hantu itu terbuka perlahan.

Wajah Livia semakin memucat kala pintu itu terbuka sendirinya dengan lebar. Sedangkan Rika dan Ghea hanya mengerjapkan kedua matanya lalu tersenyum penuh arti.

"Kita sudah disambut." ucap Rika membuat Ghea terkekeh, sedangkan Livia hanya menggelengkan kepalanya pelan.

Rika dan Ghea masuk dengan Livia yang tentu saja berjalan terseok-seok karena tangannya yang di tarik Ghea. Livia mengedarkan pandangannya kesekitar yang saat ini begitu gelap membuatnya semakin merinding.

"Ayolah kita pulang saja." rengek Livia membuat Ghea tertawa kecil hingga sebuah suara mengagetkan mereka bertiga.

Kriiieeettt

"Ayolah jangan bercanda denganku, Rika!"

"Aku berada di depanmu. Bagaimana aku membuat suara seperti itu? Dasar bodoh." jawab Rika yang kini juga merasa tegang.

"Ayo lanjutkan." Ghea kembali melangkahkan kedua kakinya dan diikuti Rika dan Livia.

Mereka bertiga berenti tepat di depan tangga besar yang terlihat naik kelantai dua. Seketika obor-obor yang berada di setiap tiang penyangga menyala seluruhnya. Kini terlihat mereka semua berada di sebuah aula dengan tangga besar di hadapan mereka.

"Ini benar-benar tidak lucu." gumam Ghea.

Livia semakin memucat kala ia melihat beberapa bayangan hitam kini tengah berkumpul di atas tangga dengan jubah hitam yang tertiup hembusan angin.

"Lebih baik kalian membunuhku, Rika, Ghea." ujar Livia membuat mereka berdua berpaling kearah Livia.

"Apa maksudmu?" tanya Rika mengerutkan dahinya.

Livia hanya menunjukkan tangannya tepat kearah atas tangga. Rika dan Ghea mengikuti arah tunjuk jari Livia. Seketika mereka bertiga terdiam melihat beberapa sosok hitam dengan jubah hitam yang mereka pakai.

"Aaaaaaaa..." teriak Rika membuat bayangan hitam itu mendekati ketiga gadis itu.

Ghea yang melepaskan tangan Livia hanya bisa menutup mulutnya sendiri. Livia yang diam membeku hanya menatap ngeri bayangan hitam itu menghampiri mereka bertiga.

"Aaaaaa..." Rika yang masih berteriak langsung saja di kejutkan dengan beberapa bayangan hitam itu yang kini di hadapannya.

"APRIL MOP!"

beberapa bayangan itu langsung saja melepas tudung di kepala mereka dengan kini menampilakn wajah mereka dengan jelasnya.

"Mik! Lo ngerjain gue, sialan!" rutuk Rika membuat lelaki yang berada di depannya itu tertawa kecil.

"Kami sangat menikmati wajah pucat kalian, hahaha." jawab Leon sambil tertawa keras.

"Kalian benar-benar!" Livia jatuh terduduk sambil mengelus dadanya.

Jantungnya masih berdebar cepat karena ketakutan. Miko, Leon, Ednan adalah pacar dari Rika, Ghea, dan Livia, rencana mereka ingin sekali membuat Livia ketakutan. tetapi ternyata Rika dan Ghea juga terkejut dengan apa yang di rencanakan ke tiga lelaki tersebut.

"Gue akan menghajar kalian setelah ini." gerutu Rika membuat ke tiga lelaki itu kembali tergelak.

"Ya udah sebagai permintaan maaf kami, sini deh kami peluk. Biar kalian bisa lebih tenang." ujar Miko sambil merentangkan kedua tangganya dan diikuti oleh Leon dan Ednan.

Bukanya menghambur ke pelukan tiga cowok itu, Ke tiga cewek itu malah asik berbicara lewat isyarat mata. Yang membuat ke tiga cowok di depanya jadi bingung.

"Ya udah sini kalian semua!" ujar Rika kepada ke tiga cowok itu.

Ke tiga cowok itu pun dengan senang hati menghampiri gadis mereka masing masing, tapi belum sempat mereka mendekap ke tiga gadisnya mereka dikejutkan dengan perbuatan yang dilakukan oleh ke tiga cewek itu.

Plakkkk

"Kita putuss." pekik Livia pada Leon sambil berjalan keluar mansion.

Plakkk

"Lo gue end." Pekik Rika pada Miko lalu berjalan keluar mansion.

Plakkk

"Kita berakhir." pekik Ghea pada Ednan lalu berjalan mengikuti ke dua temanya.

"Guys, kok jadi gini?" gumam Miko pada ke dua temanya yang juga diam mematung di tempat.

[April] MopTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang