Cinta Itu Datang Kepadaku

22 0 0
                                    

     Elly hanya terdiam menengok cowok itu. Ternyata ia murid dari sekolah yang sama. Terlihat dari seragamnya. Namun ia belum mengenalnya. Cowok itu terlihat kalem wajahnya.

     Elly tidak menjawab dan hanya menggeleng. Cowok itu mengulurkan tangannya.

     “Apa loe nggak kasihan sama keluarga, kakak loe dirumah? Temen-temen disekolah jika mereka semua tau loe akan melakukan ini?” Perkataan anak itu membuat Elly bimbang dan berpikir cukup lama.

     “Keluarga? Kakak?” pikir Elly.

     “Ayo kita pulang. Gue akan rahasiain ini. Hanya kita berdua yang tau.” ajaknya. Elly masih menatapnya. Perlahan ia pun menerima uluran tangan tersebut dan Elly kini tidak berada diluar jembatan lagi.

     “Gue bantu beresin ya.” katanya ramah. Ia mengambil ponsel dan dompet dan mengembalikannya ke Elly. Mereka jalan berdua. Elly menuntun sepeda.

     Elly merasa gugup dan canggung untuk membuka suara. Terutama orang yang baru dikenalnya apalagi seorang cowok. Ia lebih memilih menunduk dan membiarkan rambut panjangnya menutupi wajahnya.

     “Siku loe luka tuh. Ke warung dulu yuk beli plester.” cowok itu menyentuh punggungnya dan sedikit mendorongnya supaya cepat. Dalam hati ia sangat terkejut.

     Setelah sampai di warung pinggir jalan.

     “Selain di siku, mana lagi yang luka?” tanya nya. Sedari jalan, ia terus memegangi dengkul kanannya. Elly buka sedikit, ternyata juga terluka.

     “Bu, plester dua sama obat merah ya.” pintanya.

“Loe mau minum apa?” tanya ke Elly. Ia hanya menggeleng tak bersuara. Lalu mereka duduk di bangku panjang samping warung.

     “Diem aja dari tadi? Ngomong lah.”

     Elly memberanikan diri menatap matanya walau ragu-ragu.

     “Ngomong apa?” tanya Elly.

     “Nah itu ngomong.” ia tersenyum cerah. Elly agak terpana saat dia tersenyum mendengar kalimat yang Elly ucapkan. Tak lama ibu pemilik warung datang.

     “Sini tangannya. Gue obatin sebentar.” ia menyentuh tangannya. Elly deg-degan. Ia lihai megusap obat merah di luka tangannya. Setelah itu tangan Elly di plester di bagian luka tadi. Begitu juga hal yang sama pada dengkulnya. Elly merasa lebih baik sekarang.

     “Beneran nih gak mau minum?” tanya nya sekali lagi.

     Elly mengandalkan gelengan kepala sebagai jawabannya. Cowok itu tersenyum tipis.

     Lalu ia ke tempat es berwarna oranye itu dan mengambil dua botol teh kemasan. Lalu memberikan satu untuk Elly. Ia dengan ragu menerimanya.

     “Bilang aja mau. Tinggal bilang iya aja kok susah, hehehe.”

     Wajah Elly memerah dan perlahan keringat dingin mulai mengucur dari tubuhnya.

     “Nama gue Achmad. Loe siapa?” Achmad mengulurkan tangannya tanda ingin berkenalan.

     Elly ragu-ragu mengulurkan tangan untuk salaman dengannya. Ia belum pernah sama sekali bertatapan langsung dengan laki-laki selain ayahnya.

     “A…aku Elly.” jawabnya canggung.

     “Nama yang bagus.” pujinya.

     “Te…terima kasih.” Elly tersanjung dan memalingkan wajahnya.

Bleed (Completed)Where stories live. Discover now