End of Days

35 2 0
                                    

     Ella menghampiri Elly dan memeluknya. Disingkirkan rambut yang menutupi wajah Elly yang berkespresi datar. Diambilnya minuman kaleng dingin dan ditempelkan pada luka.

     “Pegang, ya. Kamu laper? Ini kakak tadi bikinin donat kesukaan kamu.”

     Elly menggelangkan kepala.

     “Woi, kenapa loe jadi pada melodrama kakak adek gini? Lepasin gue, bego!” bentak Lisa lagi.

     “Mana satunya lagi?” tanya Ella. Ocehan Lisa tak direspon untuk kesekian kalinya.

     Elly memilih tidak menjawab dan mematung.

     “Aku mengerti. Pasti banci kaleng itu bersembunyi. Tak mungkin dia kabur dari tempat yang memiliki pembatas tinggi ini.”

     “Feri pasti bakalan dateng nyelametin gue.” kata Lisa.

     “Menyelamatkanmu? Dimana dia saat dua temanmu ini sedang dieksekusi Elly? Orang kayak kamu dan dia hanya berani main keroyokan seperti pengecut.”

     “Loe salah. Dan loe gak tau apa-apa tentang gue, juga temen-temen gue. Dan gue dilahirin sama mama gue bukan untuk jadi pengecut mecem loe pada. Denger loe!” bentak Lisa.

     Ella refleks menampar Lisa dengan keras karena melihat Elly merasa sakit di dadanya. Ella terdiam sejenak mendengar bentakan Lisa barusan.

     “Mama, ya? Saya akan ceritakan bagaimana bisa Elly menjadi sangat pendiam hingga sekarang. Semua ini berawal dari satu kata yang kamu ucapkan barusan. Mama.” Ella mengangkat kepala Lisa dengan menjambaknya.

     “Saya dan Elly dilahirkan dengan selisih waktu satu hari. Seperti pada keluarga biasanya, mereka sangat menyayangi kita berdua. Namun, ada satu rahasia kecil. Mama tidak ingin kelahiran Elly karena ia memiliki kelainan pada kakinya. Setelah peristiwa itu terjadi, Elly menceritakan semuanya melalui telepati pada saya meski sedang bertatapan wajah. Malam itu, Elly membuatkan segelas susu untuk mama yang sedang sibuk di kamar tidur dengan tugas kantornya. Tapi ia membuat kesalahan fatal, kaki Elly tak sengaja tersandung dan air segelas susu tersebut mengenai kertas-kertas arsip dokumen mama yang sangat penting untuk rapat besok.”

     “Mama yang kaget dan sangat marah langsung memukuli Elly. Hingga suatu kalimat yang mengejutkan keluar dari mulutnya. ‘Mama nggak ingin punya anak cacat kayak kamu. Kamu seharusnya nggak dilahirkan di dunia ini. Dari dulu selalu merepotkan mama aja. ’

     “Mama mengambil sebuah pulpen dan berniat menusuk Elly. Di saat itu kekuatan aneh Elly yang disebut telekinesis menunjukkan dirinya. Mama terpental dan leher belakangnya mendarat tepat di ujung tempat tidur yang terbuat dari kayu. Mama sempat kejang-kejang hingga akhirnya meninggal tepat didepan Elly.”

     “Saya dan ayah yang baru saja pulang sangat terkejut dengan apa yang dihadapan kita. Ayah yang gelap mata membabi buta menyerang Elly secara kejam. Itu semua berakhir setelah Elly pingsan dan saya memisahkannya. Namun penyiksaan dari ayah belum berakhir, Elly dikunci dalam gudang dan tidak boleh ikut ke pemakaman dan menginjakkan kakinya di pemakaman mama. Elly tidak dilaporkan ke pihak kepolisian karena masih dibawah umur.”

     Lisa terkejut dengan apa yang barusan ia dengar. Ella perlahan mengeluarkan air mata saat bercerita tentang masa-masa kecil Elly yang kelam.

     “Saat ayah pergi, diam-diam saya membuka kunci gudang yang sebelumnya saya duplikat agar tidak diketahui ayah. Saya lihat Elly di pojok ruangan meringkuk tak terurus. Di sekitar matanya bengkak karena menangis tiada henti, badannya lemas dan kurus, juga kotor. Dengan berlinangan air mata saya menyuapi makannya tiap ada kesempatan dan memandikannya. Siapa yang tidak tega melihat saudara kembar sendiri diperlakukan tidak manusiawi oleh ayahnya sendiri? Seringkali Elly mengatakan kalau ia ingin pergi jauh atau mengakhiri hidupnya agar tidak merepotkan saya dan ayah, namun saya selalu mencegahnya. Saya tidak ingin ada kehilangan lagi di keluarga ini. Kehilangan mama sudah cukup membuat kita berdua terluka. Saya tidak mau saudara kembar saya seperti itu. Bagi saya, kehilangan Elly mungkin rasanya seperti kehilangan setengah dari diri saya. Semua kejadian itu saya ceritakan secara rinci kepada ayah atas apa yang Elly lihat. Namun dia tetap tidak mempercayainya.”

Bleed (Completed)Where stories live. Discover now