Friendzone?

3.3K 240 87
                                    


Jimin dan Taehyung tumbuh bersama. Sekolah di tempat yang sama, liburan bersama, main bersama bahkan mandi bersama. Salahkan saja orang tua mereka yang memang bersahabat dari kecil, membuat Jimin dan Taehyung mau tidak mau selalu berdua. Bahkan rumah mereka berhadapan. Bisa dibilang mereka seperti anak kembar yang kemana-mana selalu bersama.

Jimin dan Taehyung lahir ditahun yang sama. Walau Jimin lebih tua beberapa bulan dari Taehyung. Namun, JImin terlihat seperti lebih tua beberapa tahun dari Taehyung. Salahkan otak Jimin yang terlampau dewasa jika dibandingkan dengan Taehyung yang selalu kekanakan. Bagi Jimin, Taehyung adalah orang yang sangat penting baginya, sahabatnya sekaligus adiknya yang manja. Dan bagi Taehyung, Jimin merupakan orang terkasih yang selalu membuatnya semangat. Kakak yang selalu menjaganya.

.

.

FRIENDZONE by JJKKTHL

For Vanillallicious

.

.

Taehyung tidak tahu jika Jimin tega meninggalkannya sendirian di sekolah. Jimin bilang jika ia mempunyai janji yang tidak bisa ditinggalkan dan membuat Taehyung mau tidak mau untuk pulang sendirian. Apalagi cuaca tidak mendukung. Hujan adalah kelemahan Taehyung. Seharusnya Jimin tahu. Anak itu tidak bisa sedikit saja terkena hujan. Tubuhnya memang sensitive terhadap cuaca. Seharusnya Jimin tidak meninggalkannya bukan?

Taehyung memang manja. Namun itu hanya berlaku pada Jimin dan kedua orang tuanya. Ah, juga orang tua Jimin. Ia anak bungsu yang sangat disayangi dikeluarganya. Dengan cepat tangannya mengambil ponsel yang ia letakan dikantong celana sebelah kiri. Menghubungi kakaknya tidak salah bukan?

"Hyung, bisa jemput aku di sekolah?"

"Hyung ada rapat Tae, kenapa tidak pulang dengan Jimin?"

"Jimin ada urusan, aku tidak bisa pulang hujan deras sekali."

"Tunggu sampai reda Tae, hyung akan menjemputmu nanti. Sampai jumpa."

Taehyung menggerutu tidak jelas. Sekolah hampir sepi dan Namjoon hyungnya memintanya untuk menunggu? Disini? Yang benar saja! Tapi Taehyung juga tidak tahu harus pulang dengan apa. Ia tidak membawa jaket tebal. Hanya seragam tipis saja yang membungkus tubuh kurusnya. Tangannya merapat pada dadanya meniup kecil untuk menghangatkan suhu tubuhnya.

Taehyung memutuskan untuk berjalan kecil menuju perpustakaan. Ia memang bukan murid rajin atau pandai. Ia hanya menyukai sastra. Kelak ia berharap agar bisa menjadi penulis hebat dan dapat menerbitkan buku tulisannya. Ia menyukainya.

"Hai Taehyung!" seru seseorang dari belakang Taehyung. Tubuhnya tidak lebih tinggi dari Taehyung namun aura mendominasi yang cukup kuat seperti Jimin.

"Yoongi sunbae?" alis Taehyung mengkerut lucu. Memandang Yoongi dengan tatapan sulit diartikan. "Apa yang sunbae lakukan disini?" tanyanya kemudian.

"Kenapa kau formal sekali padaku Tae? Astaga, bahkan kita baru putus seminggu yang lalu dan kau memanggilku sunbae lagi? Ck," Yoongi memutar matanya malas. Memandang Taehyung dengan tatapan tidak suka. Taehyung kekanakan ia tahu, tapi bukan berarti mereka putus maka hubungan mereka sebagai teman putus juga bukan?

"Baiklah aku minta maaf Yoongi hyung. Apa yang hyung lakukan disini?" tanyanya kembali.

"Aku baru saja dipanggil kepala sekolah. Kau sendiri apa yang kau lakukan? tidak biasanya sendirian, mana sahabat sehidup sematimu itu?" Yoongi mendekat kearah Taehyung.

"Jimin sedang ada urusan hyung dan aku sedang menunggu Namjoon hyung menjemputku."

"Ah! Ada urusan ya? Kulihat dia ada diruang musik bersama Yoonji kembaranku." Ujar Yoongi, diam-diam Yoongi menyeringai.

Oneshoot (vottom)Opowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz