Park Twin

4.2K 321 201
                                    

For jirinkeys

.

Keduanya tumbuh sehat, lahir dalam keluarga terpandang dan kaya tidak membuat mereka menjadi pribadi sombong dan serakah. Yang lebih tua penuh dengan percaya diri, tegas dan pantang menyerah, menggambarkan sang ayah bagaikan duplikat nyata dalam keluarga. Sedangkan yang muda penuh dengan kelembutan dan senyuman manis yang memabukan. Primadona yang disukai banyak orang persis ibu nya sewaktu muda dulu. Mereka berdua si kembar yang selalu membuat sekitar mereka bahagia karena aura hangat dan pancaran kasih sayang serta peduli mereka. Mereka si kembar yang membuat siapapun jatuh cinta, dan mereka si kembar yang saling mencintai satu sama lain. Park Jimin dan Park Taehyung. Gambaran sempurna bagi semua orang.
.
.
Jimin tidak tahu kapan semua itu dimulai. Ia tidak tahu harus bagaimana dan ia tidak ingin tahu, sungguh. Yang ia sadari bahwa ia menyayangi adiknya melebihi ia menyayangi dirinya sendiri. Bahkan jika ada dua pilihan yang melibatkan dirinya dan sang adik, ia rela berkorban dan menjadikan adiknya sebagai prioritas utamanya. Baginya kebahagiaan adiknya adalah satu. Satu dengan kebagaiaannya.

Pagi itu Jimin selalu melakukan rutinitasnya, olahraga dibelakang rumah luasnya. Membentuk otot adalah kegiatan utamanya dihari libur. Berbeda dengan adiknya yang lebih memilih mengamati hyung nya sembari memakan cookies kesukaannya dengan teh hangat yang ia seduh sendiri. Taehyung sudah selesai dengan percobaan memasaknya. Lebih tepatnya ia berusaha membuat cookies seperti kesukaannya. Park Taehyung sangat pandai memasak makanan manis. Dan Jimin yang awalnya tidak suka manis berubah menjadi maniak manis karena adik manisnya.

"Hyung, istirahatlah dulu. Aku membawa jus jeruk kesukaanmu. Aku juga membuat cookies hyung. Ayo istirahat dulu." rengekan Taehyung sudah menjadi makanan keseharian Jimin. Anehnya, Jimin sangat menyukai rengekan Taehyung entah itu berada disituasi apapun.

"Baiklah. Apapun untuk bayi manisku." Jimin berjalan pelan dan duduk disamping Taehyung yang tersenyum lebar. Taehyung sangat dimanja oleh Jimin maka dari itu ia sama sekali tidak keberatan dipanggil bayi manis oleh Jimin. Ia menyukai semua panggilan sayang dari keluarganya.

Jimin mengambil sepotong cookies dari piring putih dipangkuan Taehyung. Menggigit cookies tersebut dengan ukuran besar dan mengunyahnya dengan cepat. Semua yang Taehyung buat memang tidak pernah mengecewakan. Masakannya enak dan Taehyung sangat suka itu. Terlebih ekspresi Taehyung saat ia terlihat menyukai kue buatannya. Mata bulatnya berbinar dan matanya menyipit lucu membuat Jimin tidak tahan untuk mencubit pipi tembam adiknya.

"Enak seperti biasa Tae. Manis tapi.." Taehyung bergerak gelisah membuat Jimin terkekeh.

"Tapi apa hyung? Tidak enak bilang saja hyung." Taehyung menunduk.

"Tapi lebih manis yang membuatnya." diakhiri dengan cubitan di pipi Taehyung yang membuat pipinya memanas.

"Ah hyung selalu mengatakan itu." Taehyung memajukan bibirnya, matanya menyipit membuat Jimin terkekeh.

"Aku hanya mangatakan yang sebenarnya. Tae memang manis dan imut." Jimin mencubit pipi Taehyung pelan. Taehyung tidak menolak sentuhan Jimin, karena sentuhan Jimin sendiri sudah menjadi candu baginya. Baginya Jimin merupakan orang yang paling berharga di dunianya yang indah.

"Hehe hyung tampan." Taehyung membawa tangan lentiknya meraup wajah Jimin, masih dengan senyum manis yang memabukkan dan diiringi dengan kecupan pipi si sulung.

Semuanya berada pada zona nyaman yang menyenangkan. Cukup dengan adanya Taehyung dan Jimin maka dunia mereka akan lengkap. Mereka si kembar non identik yang selalu menjadi pusat perhatian dan mereka si kembar non identik yang membuat hari semakin berwarna.

"Hyung aku mau bertanya." Taehyung memeluk pinggang berotot Jimin kemuadian menidurkan dirinya dipaha Jimin. Memeluk Jimin dengan nyaman tidak peduli dengan keringat yang Jimin hasil kan saat olahraga.

Oneshoot (vottom)Where stories live. Discover now