Kesempatan?

2.8K 202 8
                                    

Jimin harusnya tahu jika Taehyung sangat mencintai Jeon Jungkook. Jimin seharusnya sadar jika cinta Taehyung hanya untuk Jeon Jungkook. Dunia fana ini mempermainkannya, membawanya terbang kelangit kemudian menghempaskannya lagi dengan begitu mudahnya.
.
.
Taehyung tahu jika ia egois, Taehyung tahu jika ia jahat. Taehyung memang tidak bisa melupakan Jeon bajingan Jungkook dari hidupnya. Sudah cukup dua tahun ia menantikan kedatangan Jeon sialan itu. Dua tahun, sudah cukup waktu yang ia perjuangkan untuk Jeon Jungkook. Kekasihnya yang menghilang entah kemana bersama orang lain. Taehyung bodoh untuk menyadari bahwa kedua orang yang sangat disayanginya bahkan mempermainkannya. Taehyung bodoh untuk mengartikan kebaikan Min Yoongi sahabatnya dengan Jeon Jungkook kekasihnya. Apa masih bisa Taehyung sebut sebagai kekasih?

Semuanya tidak bisa terlupakan begitu saja. Jungkook terlalu manis untuk dilupakan dan Yoongi terlalu baik untuk di lupakan pula. Taehyung mempunyai hati selembut sutera yang membuatnya mudah untuk diperdaya orang lain. Taehyung terlalu menafik untuk mengatakan ‘ya’ padahal hatinya berteriak mengatakan ‘tidak’. Taehyung memang munafik dan itu sudah menjadi rahasia umum bagi Park Jimin.

Park Jimin, sosok yang selalu ada disamping Kim Taehyung. Sahabatnya sekaligus hyung yang selalu menjaganya. Park Jimin berhati malaikat yang selalu memikat orang dan Park Jimin berhati malaikat yang tidak pernah lelah menunggu. Menunggu Kim Taehyung sadar bahwa ada dirinya yang selalu ada disamping Taehyung, menunggu Kim Taehyung sadar dan berpaling darinya, menatapnya penuh cinta bukan penuh luka.

Park Jimin yang tak seharusnya membawa dirinya kedalam jurang kehancuran namun ia tidak ingin Taehyung hancur sendirian. Ia terlalu mencintai namja manis berambut coklat itu. Jimin menyayangi Taehyung melebihi ia menyayangi dirinya sendiri, ia mencintai Taehyung  melebihi ia mencintai dirinya sendiri. Dikepalanya hanya ada Kim Taehyung, pemikiran tak realistis selalu menjadi temannya, pemikiran bahwa nantinya Taehyung akan menjadi miliknya. Menerimanya apa adanya dan membuatnya menjadi orang yang paling bahagia di dunia ini.

“Taehyung-ah apa yang kau lakukan disini? Angin malam tidak baik untuk tubuhmu.” Jimin memeluk Taehyung dari belakang. Merengkuh Taehyung dan membawanya kedekapan hangat khas Park Jimin.

Taehyung tidak menolak, tidak pula memberontak. Ini sudah biasa terjadi, Taehyung sudah biasa dipeluk Park Jimin dengan hangat. Masuk kedalam dekapannya dan membuatnya merasakan apa itu kasih sayang. Terlepas dari keluarganya yang hancur, Taehyung masih memiliki Park Jimin yang selalu menemaninya dan menjaganya bagaikan seorang bayi.

“Jimin, hal apa yang paling kau inginkan di dunia ini?” Taehyung bertanya lirih, badannya sudah bersandar penuh pada Park Jimin, matanya menerawang jauh keangkasa membuatnya sedikit tersenyum.

“Hal yang paling aku inginkan di dunia ini?” Jimin terlihat berpikir, alisnya menekuk lucu namun kemudian tersenyum manis walau Taehyung tidak melihatnya. “Kau sudah tahu sendiri Tae, hal yang paling aku inginkan didunia tentu saja membuatmu tersenyum, membuatmu menjadi milikku dan mengganti Kim menjadi Park, itu yang aku inginkan dan kau sudah tahu kan semua itu?”

Taehyung memejamkan matanya, ia sudah tahu jawabannya. Namun setiap kata yang Jimin katakan membuatnya merasa sakit. Tak seharusnya malaikat seperti Jimin menunggunya. Taehyung sudah lama merasakan sayapnya patah dan ia tidak boleh terbang kembali. Namun dilain sisi ia selalu ingin berada dijangkauan iblis pemangsa yang membuatnya merasa penuh. Mengabaikan malaikat lain yang selalu menjaganya.

Taehyung membalikan badannya menghadap Jimin. Mengalungkan kedua tangannya dileher kokoh Jimin dan tidak melupakan senyum manisnya. “Kalau begitu buatlah aku menjadi milikmu seutuhnya.” Taehyung memajukan wajahnya. Mengecup bibir Jimin lambat dan membuat Jimin semakin menekan Taehyung pada dirinya.

Jimin meremas pinggul Taehyung dengan tangan kirinya dan tangan lainnya sibuk menekan tengkuk Taehyung agar ciuman mereka tidak terlepas. Taehyung menikmatinya begitupula Jimin. Taehyung melengkuh begitu Jimin memasukan lidahnya dan menjelajah isi mulut Taehyung. Lidah hangatnya menerima dengan senang hati.
Dalam hati Jimin merasa senang bisa mencumbu namjanya. Namun, dilain sisi juga ia merasa semua ini tidak benar. Ia memang menyukai Taehyung, namun ia tahu dengan pasti jika Taehyung mencintai Jungkook, Jeon Jungkook. Si berengsek dan pengecut yang memporak-porandakan hati Taehyung. Ia tahu dengan pasti itu dan ia tidak akan mengelaknya.
Jimin melepaskan ciuman itu secara sepihak, mencium Taehyung sekilas lalu memeluknya lagi. Taehyung berdiri dengan pongah. Apahak ia semakin menyakiti Jimin?

“Tidak Tae, kau tidak boleh menyerahkan hartamu kepadaku begitu saja. Aku tidak akan melakukan apapun sebelum kita mempunyai ikatan. Aku tidak ingin kau terluka. Aku menyayangimu oleh karena itu aku harus menjagamu dengan seluruh kekuatanku.”

Taehyung menangis, air matanya mengalir begitu saja. Ucapan Jimin selalu bisa menghangatkan hati dan jiwanya. Taehyung merasa Jimin memeluknya dengan kata-kata manis itu. Park Jimin dengan segala kelebihannya adalah hal yang paling disukai Taehyung dan Park Jimin dengan segala kekurangannya selalu tampak sempurna bagi Kim Taehyung.

Kau sangat sempurna Jim, aku tidak pantas untukmu.’
.
.
Taehyung berlarian di koridor sepi yang panjang. Matanya menyelusuri kanan dan kiri. Mencoba mencari Jimin yang menunggunya di koridor. Tapi nyatanya Jimin tidak terlihat dimanapun. Dia tidak ada di sini. Taehyung mengambil ponsel pintarnya. Menatap lamat, melihat pesan Jimin terpampang jelas di layar ponselnya. Matanya memanas. Jimin meninggalkannya semudah itu? Meninggalkannya diantara beribu penyesalan yang tiada akhirnya?

“Jimin-ah, kemana kau? Jangan pergi kumohon.” Air matanya jatuh tak tertahan. Ia terisak lirih. Memukul dadanya yang sesak. Meruntuki dirinya sendiri yang memang tidak peka terhadap sekitarnya. Kepada Jimin yang begitu mencintainya ataupun pada Jungkook dan Yoongi yang pergi meninggalkannya. Semuanya sama saja. Mereka meninggalkan Taehyung sendirian dengan alasan yang membuatnya sakit.

Jimin satu-satunya cahayanya sekarang pergi meninggalkanya. Meninggalkannya dengan perasaan yang tidak terbendung lagi. Perasaan yang sudah berubah sejak beberapa minggu yang lalu saat ia menyadarinya. Perasaan yang membuatnya sakit dan menyesal. Mungkin menyesal sekarang sudah tidak ada gunanya sama sekali. Ia hina yang tidak pantas diperjuangkan. Ia yang membuang cinta Jimin dan dengan egoisnya sekarang meminta Jimin menarik lagi hatinya yang kosong. Taehyung si egois tidak tahu diri. Mungkin itu julukan yang cocok untuk Taehyung.

“Jangan pergi Jimin-ah, disaat aku mencintaimu kau pergi meninggalkanku?” Hanya suara angin yang menjawab, mendayun dan masuk kedalam gendang telinga Kim Taehyung. Hanya suara angin yang menjawab ucapan sayangnya pada Park Jimin. Bukan Park Jimin. Ia hanya ingin Park Jimin bukan yang lainnya. Ia hanya menginginkan Jimin. Ia sudah tidak peduli dengan harga dirinya yang bahkan sudah terinjak sejak Jungkook mencampakan dirinya di depan banyak orang. Ia sudah tidak peduli lagi, ia hanya ingin Park Jimin. Apakah itu sangat sulit untuk terwujud?

.

Taehyung-ah aku pergi. Aku akan menunggumu jika kau memang sudah siap untuk ku miliki. Tetapkan hatimu dan jangan sesali apa yang sudah terjadi. Tetap menjadi Kim Taehyung yang ceria. Aku mencintaimu- Park Jimin.
.
FIN
.
Udah lama ngga main ke wattpad. Sorry guys, aku janji update abis uas nyatanya setelah uas sampai sekarang masih sibuk ini itu dan ngga bisa luangin waktu buat nulis.
Bdw, ini pendek banget ya?  Ini udah kesimpen lama banget dan jalan ceritanya bukan gini, kagak tau kenapa malah jadi gini wkwk

Oneshoot (vottom)حيث تعيش القصص. اكتشف الآن