Eight (8)

63 14 0
                                    

Mulmed : Ivan

Mobil milik devan yang berwarna hitam tersebut terparkir didepan rumah cat berwarna putih, ya rumah tersebut adalah rumah alecia.

Setelah mematikan mesin mobil tersebut devan membuka pintu mobil dan berjalan ke arah rumah tersebut, sesudah ia merasa rapi dengan pakaiannya langsung saja devan menekan bel rumah tersebut, tidak perlu menunggu lama untuk berdiri didepan pintu seorang wanita paruh baya membuka pintu rumah tersebut.

"Pagi tante" sapa devan ramah kepada wanita tersebut yang adalah ibunda alecia

"Nak devan kan? Mau cari cia ya? Yuk masuk dulu, cia nya masih dandan mungkin dia mau tampil cantik didepan kamu hehehe" balas ibunda Alecia dengan sangat ramah
" yuk masuk" lanjutnya

Ibunda Alecia mempersilahkan devan untuk duduk disofa, sebelumnya ibunda Alecia menawarkan devan untuk sarapan bersama tetapi ia menolaknya dengan alasan yang sudah biasa yaitu

"Nggak usah tante makasih tadi dirumah udah sarapan" tolaknya dengan berbohong padahal saat ini cacing cacing diperutnya demo untuk meminta makan

"Oh yaudah, tante panggil ci--" ucapan lisa ibunda Alecia terpotong oleh suara perempuan yang sedang menuruni tangga

"Mama! Kaos kaki aku sebelahnya kok ga a--" pandangannya tertuju pada seseorang yang sedang bersama ibundanya "Devan? Sejak kapan lo ada di sini?"

"Cia ini lhoo ada pacar kamu samperin dong" goda lisa mengedipkan sebelah matanya

"Mama ih" rajuk Alecia mengerucutkan bibirnya

"Udah deh mama tinggal dulu yaa"

"Itu kaos kakinya cuma mau pake satu aja nih" sahut devan mengangkat sebelah alisnya setelah tante lisa pergi

"Eh, iya hehe gue cari dulu deh. Tunggu bentar ya"

Melihat Alecia yang berlari mencari kaos kaki sebelahnya devan hanya bisa menggeleng gelengkan kepala sambil tersenyum, menurutnya Alecia itu berbeda dengan perempuan lain.

Alecia

"Duhh mana sih?!" mencari kaos kaki sebelahnya yang hilang. "Maaa! Kaos kaki sebelah aku dimana sih?" alecia sudah menyerah untuk mencari kaos kakinya

"Aduuuh ciaa, kamu itu cari pake mata jangan nanya terus" seru mamanya "nah ini apa? Kaos kaki bukan hem" tanya mamanya sambil mengangkat kaos kakinya

Alecia hanya bisa terdiam, perasaan dia tadi kaos kakinya tidak ada disana tetapi entah mengapa mamanya bisa menemukannya dengan sekejap.

"Ta..tapi tadi disitu ga ada ma" ucapku ingin protes dengan rasa bingung

"Makanya cari tu pake mata bukan pake mulut. Udah sana kasian devan dari tadi nungguin kamu"

Akhirnya gue menghampiri devan yang masih duduk disofa.

"Maaf lama, yuk berangkat ntar telat lagi"

Devan berdiri dari tempat duduknya "Yaudah yuk" ujarnya menggenggam tanganku

--

Banyak siswa dan siswi yang melihat kami berdua saat turun dari mobil dengan tatapan iri dan ada juga yang terlihat biasa saja. Dikoridor sekolah kami berjalan dengan tangan yang saling menggenggam, sejujurnya gue agak risih dengan perlakuan seperti ini mungkin gue belum terbiasa dan bayangkan saja seorang devan si murid baru yang sekarang menjadi most wanted boy disekolah berpacaran dengan gue cewek yang sederhana dan gue yakin sehabis ini gue bakal dibully sama fansnya. Gak tahan lagi sama tatapan maut dati fansnya gue pun melepaskan genggaman tangan gue dari devan.

"Kenapa?" tanyanya saat masih berjalan

"Ih gak liat apa tuh cewek cewek mukanya kayak mau bully gue habis habisan"

"Gak usah dipikirin, ada aku disini" jawabnya seraya tersenyum

"Widiiih ada yang baru jadian nih" teriak seseorang setelah gue dan devan sampai dikelas

"Pjnya dulu dong" seorang tersebut adalah ivan

"Pj pj elo tuhh yang pj sama rena enak aja pagi pagi udah minta pj" balasku ketus kepada ivan

"Heh lo serius jadian sama rena?" ucap lando yang ada disebelahnya "wahh...wah...wah...gila lu pacaran diem diem aje" lanjutnya

"Hehehe" jawabnya cengengesan

"Wahh parah lu van, lagian lo ren mau aja sama ivan" ucap galen kepada ivan dan rena

"Ehhh, ya mau lah orang gue ganteng kok"

"Ganteng dari hongkong pd amat jadi orang" jawabku tidak setuju

"SSG dong week" balasnya dengan menjulurkan lidahnya kearah ku

"Apatuh SSG?" sahut alexa

"SUKA SUKA GUE LAH"

--

"Lo serius jadian sama devan?" tanya alexa masih tidak percaya

"Menurut L?" tanyaku balik

"Gila ya baru ketemu udah jadian aja" sahut rena

"Ngomong nya gak suka tapi kok jadian" sindir kiran kepadaku tersenyum miring

"Hehehe"

Sekarang kami berempat sedang berada di taman belakang, sudah kebiasaan kami dari dulu kalo nggak ada guru pasti kami santai santai duduk di bawah pohon sambil bercerita atau curhat.

Sekarang jam pelajaran ipa, guru yang mengajar kami tidak bisa hadir untuk mengajar karena ada urusan penting yang tidak bisa di tinggalkan.

"Oiya, ren kok lo bisa jadian sama si ivan sih" tanyaku bingung

"Oh itu sebenernya gue udah lama suka sama ivan hehehe" jelasnya diakhiri dengan cengengesan

"Kok lo gak cerita sih sama kita!" tanya alexa dengan sedikit marah

"Tau nih si kunyuk gak pernah cerita" sahut kiran menyetujui ucapan alexa

"Ya sori soalnya gue malu, disekolahkan gue ogah ogahan banget sama ivan masa tiba tiba gue langsung ngomong kalo gue suka sama dia gak mungkinlah ntar dikira benci jadi cinta lagi"

"Iyasih" jawabku "tapi tetep aja lo gak cerita TITIK"

"Yah maaf jangan ngambek dong"

Gue melihat alexa menatap mataku dengan tatapan yang sulit diartikan gue nggak ngerti apa maksud dari tatapan itu dan akhirnya gue menganggukkan kepala setelah tau apa arti dari tatapan itu

"Kalian kenapa sih?" tanya rena dengan heran

"Kita bakalan maafin lo kalo elo kasih kita pj traktiran makan sepuasnya dikantin"

"WHATTS!?"

"Kalo elo gak mau sih yaudah gapapa" balas kiran enteng "tapi jangan harap kita mau ngomong sama lo" ancamnya

"Setuju" jawab gue dan alexa serempak















part 8 is done
Dont forget to Vomment kay?




Im Okay(?)[Slow Update]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang