Four Squad

4.4K 490 45
                                    

Suga menerobos masuk kedalam rumahnya saat setelah mobil jungkook melesat jauh dan hilang di persimpangan jalan. Jungkook sudah kembali ke Seoul, tempat tinggalnya kini. Namun Suga malah menangis, bukan- kini bukan menangis karena Jungkook, melainkan tentang hal yang terakhir ia lihat di dalam kedai.

Umji-kekasihnya. Rupanya gadis itu telah mendua. Apa yang salah dengannya? Janji cinta yang terlantun begitu manis dulu kini terasa pahit bercampur penghianatan. Penjara cinta yang tak membiarkannya pergi dan memaksanya bertahan atas nama setia hancur begitu saja saat rasa candunya masih berkuasa.

"Kau fikir gampang mencintai cinta yang tak kutau isi hatinya? Meski selama ini aku tau dirimu tak memiliki rasa yang sama, aku bertahan meyakinkan rasaku sendirian. Dan hadiah kesetiaanku kau balas dusta yang sekejap membuatku lara. Sial!!" Suga membatin di tengah lamunanya. Pandangannya kosong membidik kearah nakas samping tempat tidurnya, tempat pematik api tergelerak juga beberapa lembar foto kenangan dirinya bersama umji yang diambil secara diam diam saat gadis itu lengah. Begitulah cintanya, rasa cinta bertepuk sebelah tangan yang berakhir dengan penghianatan. Cinta yang memaksanya untuk bertahan sendirian. Dan kini Suga menyerah!

Suga meraup pematik api dan selembar foto kenangannya. Memandang kedua benda itu lalu meneteskan air mata. "Mungkin menurutmu aku batu, tak pernah merasa sakit tentang sikap tak pedulimu. Tapi kau melupakan sesuatu, sebatu dan sedingin apa pun sikapku, hatiku tetap rapuh, terbuat dari segumpal darah yang tak mungkin membeku. Maka pergilah bersamanya, aku akan menghilang membawa habis kenangan kita."
Setelah kembali membatin, Suga menyalakan pematik itu lalu mengarahkannya pada selembar foto yang sebelumnya ia remas dengan kuat.

Ujung dari kertas foto itu sudah mulai terbakar menjadi abu, Suga kembali meneteskan air mata. Lalu melemparkan kertas dengan api membara itu pada tempat tidurnya. Perlahan, api yang semula kecil berubah menjadi kobaran besar karena berhasil melahap habis selimut putih tebal Suga. Asap tebal membumbung tinggi memenuhi kamar, pintu yang terkunci serta jendela yang semuanya tertutup rapat membuat asap terus berkutat memaksa masuk melalui rongka hidung Suga. Suga tercekat merasa sesak, paru parunya tak berjalan normal dan terasa berat. Ia meremas kuat dadanya, memukulnya keras berusaha untuk bernapas. Namun sia sia, tak ada oksigen yang tersisa, hanya ada asap dan api yang semakin membesar melahap tempat tidurnya.

DUG DUG DUG

"SUGA HYUNG!!"

Suga menoleh mendengar pintu kamarnya diketuk bersautan dengan suara seseorang yang memanggil namanya. Ia berusaha bergerak namun terjatuh. Dadanya terlalu berat hingga tak mampu lagi untuk bernapas.

"HYUNG!!!!" Kira kira itulah suara terakhir yang berhasil Suga tangkap dalam pendengarannya sebelum akhirnya terpejam tak sadarkan diri.


****


Suga mengerjapkan matanya, mengumpulkan kesadarannya yang masih bertebaran. Lalu kemudian melonjak kaget saat pandangannya menangkap dua sosok asing yang tak ia kenal sedang memandanginya lekat dengan tatapan aneh.

"Yaakk!! Siapa kalian?" Jeritnya lalu segera mendudukan diri.

Dua sosok itu saling bertatapan satu sama lain lalu berbisik memperdebatkan sesuatu

"Dia vampir" Terdengar suara sedikit cepreng dari salah satu diantara mereka. Itu Jimin.

"Bukan. Dia sepertinya Albino" Sahut yang satunya lagi, Taehyung.

Merasa di acuhkan dan dibicarakan, Suga kembali mengeluarkan suara

"Siapa kalian?" Suara berat Suga dan tatapannya yang dalam juga menakutkan membuat dua orang itu bungkam.

THE REASON || JEON JUNGKOOK Where stories live. Discover now