Spring Day II

4K 376 28
                                    


Aku jatuh melebur di dalam gelap hampa lautan yang dalam, menyusuri waktu yang kau sebut kenangan. Terombang ambing menyusuri jejak jejak bekas jeritan, berbau aroma darah dan besi yang karatan. Ini kah tempat yang dulu kau sebut singgah sana kekekalan? Wahai saudaraku Jeon Jungil, kini aku merasakannya. Merasakan betapa dingin, sesak dan takutnya berada di tengah lautan. Namun aku hanya sekedar singgah tanpa bertahan, hanya sekedar di perbolehkan tau bagaimana kau berakhir di perairan. Kini kita telah sama sama menjadi kenangan, kau adalah kenanganku, sedangkan aku adalah kenangan dari mereka yang belum sempat ku bahagiakan. Kau telah di renggut oleh lautan, sedangkan aku berakhir terbakar di tengah jalanan. Maaf, karena aku tidak sempat menyelesaikan tugasku, aku terlalu lemah untuk bertahan. Hapuslah ilusiku dari ingatan mereka, namun jika mereka terus mengingatku, maka sembuhkanlah semua luka yang telah ku torehkan. Akhirnya setelah waktu yang lama ini, kita akan kembali di pertemukan, bukan di lautan ataupun jalanan, kita akan bersama di dalam surga bersama ayah dan ibu dalam ketenangan. Maafkan aku Jimin hyung, Suga hyung, Taehyung hyung, dan semua hyung yang ku kecewakan. Mulai detik ini dan selamanya aku akan pergi dan menghilang.


"PERGI UNTUK PULANG, PULANG UNTUK MENINGGALKAN. MENINGGALKAN UNTUK MENGHILANG, MENGHILANG UNTUK KEMBALI DATANG"


"Maafkan aku hyung" setetes air mata putih bersih suci mengalir indah dari mata Jungkook yang perlahan memudar tersapu udara di tengah heningnya malam.

"Tidak!!!! JEON  JUNGKOOOOOOOOOKKKKK!!!!!!" Jerit tangis serta penyesalan itu terdengar gamblang, seolah melambangkan akhir dari kisah perjalanan masa muda yang penuh tekanan. Jimin, Suga, Taehyung, Seokjin, Hoseok, dan Namjoon duduk berlutut di tempat mereka masing masing. Menumpahkan air mata seraya berusaha untuk tetap hidup meski telah tersakiti jutaan timah tajam tak berbentuk yang merajam hati dan sanubari mereka tanpa henti. Adakah hati yang akan ikhlas untuk melepas perginya seseorang? Adakah hati yang tak terluka saat kenyataan menyakitkan mengguncangnya? Adakah hati yang tak ingin mati saat semuanya seolah telah berakhir detik ini? Bagaimanapun, tidak akan ada yang baik baik saja tentang sebuah perpisahan*

Jimin menghentakan tinjunya pada sofa


Suga menjambak rambutnya


Taehyung tak bergeming menangis di dalam diam, mengutuk dirinya sendiri, menyesali semua yang belum sempat ia berikan teruntuk Jungkook. Sedangkan yang lain tengah menangis bersama di dalam ruangan Seokjin.


1 September 2017, seharusnya hari ini adalah hari bahagia. Bukan kah hari ini adalah hari ulang tahun Jungkook? Dimana akan ada pesta, tiup lilin dan tepuk tangan. Namun kenyataan telah di putar balik, yang ada hanya air mata dan jerit tangisan. Mimpi buruk yang berubah menjadi kenyataan. Hari lahirnya seseorang telah menjadi hari perginya orang itu dari ingatan.

Bisakah mereka meminta satu saja permintaan, hanya satu dan tidak akan lebih. Jika boleh, maka satu satunya permintaan yang akan mereka ungkapkan adalah, bisakah ini hanya menjadi sebuah kejutan ulang tahun dari sang tokoh utama? Dimana ia berpura pura mati untuk membuat orang lain menangis namun kembali bangun dan mengatakan "Ini kejutan". Bisakah semuanya terjalin seperti itu? Seperti dalam sebuah film yang pernah mereka tonton bersama tempo lalu.

Namun itu tidak mungkin, ini bukan film ataupun cerita fiksi karangan anak tujuh belas tahunan. Ini adalah kisah nyata dari sebuah roda kehidupan yang di sutradarai oleh Tuhan. Manusia hanya hadir sebagai tokoh yang di paksa memerankan kisah yang telah di rancang, jika harus ada yang pergi, maka itu adalah suratan takdir yang tidak dapat di ganggu lagi.

Masih dalam pedih, mereka memejamkan mata serentak kemudian mulai melukis senyum yang di paksakan. Memberi tau Jungkook bahwa mereka baik baik saja dan akan tetap tersenyum apapun yang tengah mereka rasakan.

THE REASON || JEON JUNGKOOK Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora