Menghilang

4.7K 441 30
                                    

"Bisakah kita hanya berbicara tentang bahagia, aku muak berargumen tentang kejamnya dunia memperlakukan manusia"

Dunia yang begitu luas ini bukanlah tempat tinggal bagi mereka yang bermasalah dengan kepercayaan, hanya mereka yang mampu percaya pada kekuatan pribadinya yang dapat bertahan. Barang kali belum kujelaskan sebelumnya bahwa ada makhluk lain selain manusia yang berusaha sangat keras untuk membangun rasa percaya hanya agar ia bertahan lebih lama didunia. Hanya agar keberadaannya diperhitungkan, dan berharap setidaknya suatu saat nanti ia dapat didengar. Jika ia sengaja dihadirkan untuk menolong manusia, maka mengapa ia tidak diijinkan memiliki hak untuk terlihat oleh kasat mata. Dimana letak adil yang seharusnya ia terima? Baiklah, anggap saja ia wujud dari sebuah keegoisan, hadirnya selalu diandalkan, walau akhirnya ia harus rela meninggalkan. Ini hukum alam! Ya, hukuman dari sang pemilik alam bagi jiwanya yang belum diterima untuk mati namun tertarik pada lubang hitam kematian oleh takdir bodoh yang mengerikan. Sosok egois yang tak lagi dapat disebut manusia, inilah aku. Aku telah dihukum, hingga jiwa lelahku tak diperbolehkan beristirahat dengan tenang.-Jungkook

"Tahan sedikit, ini pasti sakit

Ops! Esta imagem não segue nossas diretrizes de conteúdo. Para continuar a publicação, tente removê-la ou carregar outra.

"Tahan sedikit, ini pasti sakit. Ada batu kerikil kecil di dalam lukamu" Seokjin menatap mata adik bungsunya, meyakinkan Jungkook untuk bertahan karena mungkin pengobatan lukanya akan sangat menyakitkan, luka dalam yang terus terusan mengeluarkan darah juga beberapa kerikil tajam yang menancap begitu dalam pada lukanya, Seokjin takut Jungkook akan sangat kesakitan, namun ternyata bocah itu tak menunjukan reaksi apapun

"Kau baik baik saja kook?" Sambung Seokjin saat tak mendapat jawaban dari sang lawan bicara

"Aku baik baik saja. Bagaimana dengan jimin hyung?" Tanya Jungkook khawatir, pasalnya sedari tadi setelah ia memutuskan diam di pojok kanan area api unggun ia tak melihat Kakak pendeknya

"Jimin baik baik saja, dia ada di dalam mobil sejak Namjoon selesai mengobati lukanya. Tahanlah, aku akan mencabut kerikil di tanganmu" Seokjin kembali memperingatkan Jungkook agar bocah itu tidak merasa kesakitan, namun dengan santai Jungkook mengangguk seolah tak perduli. Dengan penuh hati hati Seokjin menggenggam jari jemari Jungkook menggunakan tangan kirinya, sedangkan tangan yang lain sibuk mencari obat didalam kotak P3K yang selalu ia bawa kemana mana.

Jungkook menundukan kepala seolah objek wajah tampan kakak tertuanya tak menarik untuk di pandang, bocah itu malah terus menatap sendu pada tangannya yang terluka. Jungkook mulai berfikir tak logis tentang keberadaanya didunia, kini ia bertanya dalam hati tentang mahluk seperti apakah dia sebenarnya. Jika ia hanya sebatas ilusi, mengapa ia juga bisa memiliki semua hal yang berbau manusia. Darah itu contohnya, darah merah yang mengalir mengotori tangannya benar benar terlihat nyata.

Sejenak Jungkook terkesiap hampir tak percaya, ia terdiam, menelaah lebih teliti apa yang kini ia lihat, mengusak matanya berkali kali dan mulai melebarkanya saat apa yang ia lihat ternyata benar. Tangannya, tangannya yang terluka seakan memudar terbias oleh cahaya api unggun yang masih menyala, tangan itu mengedip ngedip hampir menghilang namun tak lama kembali pada wujud aslinya. Dengan refleks dan sedikit ketakutan, Jungkook menarik tangannya kasar membuat Seokjin menoleh, bocah itu sesegera mungkin menyembunyikan tangannya dari tatapan Seokjin

THE REASON || JEON JUNGKOOK Onde histórias criam vida. Descubra agora