41 : Problem

1K 66 2
                                    

Niall POV.

"Apa yang kau lakukan padanya" Tanya Amel dengan nada membentak.
"Aku berusaha mengejarnya, tapi Erica menahanku"Jawabku.

"Apa kau laki laki bodoh, huh. Apa kau tidak bisa mengusirnya atau menolaknya"Ucap Amel.

Aku terdiam sejenak mendengar ucapan Amel, ternyata Amel benar kenapa aku tidak bisa mengusir Erica.

"Ohhh.. apa kau masih mencintainya"Tanya Amel sarkastik.

Baru kali ini aku melihat Amel dengan wajah menyeramkan seperti itu. Dan baru kali ini juga aku dibentak oleh seorang gadis.

"Dimana Lizzie sekarang"Tanyaku tanpa menjawab pertanyaan darinya yang sedikit membuatku sakit hati.

"Kau tahu dia pingsan dan terus mengigau namamu, dia terus menangis walau sedang dalam keadaan mabuk"Jawab Amel.

"Mabuk?"Tanyaku memastikan dan tentunya terkejut, selama ini aku tahu bahwa Lizzie adalah perempuan yang membenci bar, alkohol dan yang lainnya yang berhubungan dengan dunia malam.

"Ya dan itu pasti karenamu, dia tidak pernah melakukan ini sebelumnya" Jawab Amel.

Aku langsung masuk kedalam apartemen Amel tanpa menunggu izin darinya.

Lizzie terbaring di atas sofa dengan kepalanya yang berada diatas paha lelaki itu.

Itu Adan Medisson.

Aku segera menggantikan posisi Adan. Aku melihat air mata Lizzie keluar walaupun matanya masih terpejam.

"Lizzie, forgive me please"Ucapku sambil mengelus rambutnya yang halus.

"Niall kau disini, aku pikir kau akan mengencani Erika lagi"Ucapnya dan aku mencium bau alkohol yang keluar dari mulutnya.

"Apa yang kau pikirkan? Aku mencintaimu dan aku akan selalu mencintaimu"Ucapku membalas ucapannya. Lalu dia bangkit dari tidurnya meskipun dia masih meringis kesakitan menahan sakit dikepalanya.

"Don't leave me please, i love you so much, don't leave me Niall"Ucapnya lalu memelukku, aku bisa merasakan baju yang aku kenakan basah karna air matanya.

"Maafkan aku, aku ingin sekali mengusirnya tapi entah kenapa lidahku kelu untuk mengatakan itu" Ucapku jujur, setelah itu aku mencium Puncak kepalanya.

"Aku tahu kau mungkin terkejut melihat kehadirannya, tapi bisakah kau tidak mengulangi lagi kesalahan bodohmu itu. Aku sangat percaya padamu dan jangan buat kepercayaanku hilang karna kesalahanmu itu"Ucapnya yang masih membenamkan kepalanya di dadaku.

"I promise"Balasku.
"Terimakasih kau telah mempercayai ku, aku sangat mencintaimu dan sekarang apa kau sudah memaafkan kesalahanku"Sambungku.

"Why not? aku tahu kau tidak bermaksud melakukan itu"Ucapnya lalu setelah itu melepaskan pelukannya.

Aku sungguh sangat berterima Kasih kepada tuhan, karna telah memberiku anugerah terindah dengan memberiku seseorang yang percaya dan sangat mencintaiku. Aku bersyukur atas kehadirannya walaupun kenyataannya hanya aku, dia dan teman dekat kami saja yang tahu hubungan diantara kami.

***

"Niall kau kemana saja kita ada pemotretan satu jam lagi. Dan kau belum menyiapkan pakaianmu apa aku lupa besok pagi kita akan berangkat tour?"Ucap Liam.

Aku saat ini sedang berada di Apartemen Lizzie. Aku menginap disini tadi malam karna merasa mataku sudah tidak bisa diajak kompromi apalagi jam sudah menunjukkan pukul 11pm.

"Aku sedang berada di apartemen Lizzie, dan aku akan langsung datang ke pemotretan itu, setelah itu aku akan pulang untuk bersiap"

"Bagaimana dengan pakaianmu"

My Idol My Boyfriend (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang