[Chapter 3] Pembalasan

13.9K 561 43
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

.

.

.

"Ada yang ingin kau bicarakan, Haruno-san?"

"Ya." Sakura mendekatkan langkahnya lagi hingga tercipta jarak sepanjang 20 cm ketika mereka berhadapan. Wangi parfum Chanel no 5 menguar keluar dari tubuh Sakura. Dari jarak sedekat ini Sasuke dapat mencium aromanya. Manis.

"Kau pasti mengerti maksudku." Jelas Sakura dengan mata menatap tajam pada Sasuke. Wajahnya terlihat garang. Alis Sasuke bertautan. Tentu Sasuke paham apa yang dimaksud oleh Sakura. Dia termasuk laki-laki yang cerdas. Pasti menyangkut kejadian semalam.

"Baiklah, aku minta maaf soal kejadian itu." Sakura diam mendengarkan. Matanya masih menatap tajam. Kedua tangannya mengepal. Menahan emosi yang terdapat dalam dirinya.

"Itu tidak disengaja. Sungguh. Saat itu hanya salah paham, aku mabuk dan...semuanya terjadi. Aku sungguh menyesal."

"Maaf dan penyesalan tidak akan mengembalikan semuanya dalam keadaan sediakala." Sakura mulai berbicara lagi.

Kaki kanan Sakura melangkah maju. Kreekk.. Suara sepatu pumps heels glitter warna hitamnya menginjak sepatu Sasuke sebelah kiri. Penuh penekanan hingga membuat Sasuke meringis kesakitan.

"Kau tahu, perempuan yang mengalami hal yang sama sepertiku pasti sudah merasa gila, hingga membuat frustasi, depresi bahkan tak jarang bunuh diri. Tapi aku masih bisa menahan itu semua. Kau bersyukur aku tidak melaporkanmu ke kantor Polisi atau Komisi Perlindungan Perempuan sekarang karena itu pun percuma kulakukan. Bukti visumnya telah hilang. Dan akan sangat menggelikan kalau hal ini sampai tercium media dan kemudian memasang berita di halaman utama mereka dengan judul 'Sungguh Ironis, Atasan diperkosa Bawahan'. Ini benar-benar memalukan." Sakura berbicara lirih agar tidak ada orang yang mendengarnya. Mengendalikan emosi agar tidak meluap-luap. Kalaupun mau, dia bisa menamparnya sekeras mungkin hingga membuat hatinya lega. Tapi dia urungkan niat itu.

"Sekali lagi aku minta maaf yang sebesar-besarnya. Kalau kau bersedia, aku akan bertanggung jawab."

Huh. Sakura memasang senyum meremehkan.

"Kau akan bertanggung jawab? Jangan bercanda. Aku baru mengenalmu dan aku tidak akan pernah menikah dengan laki-laki brengsek sepertimu, U-CHI-HA-san." Sakura menekan sepatunya lebih dalam lagi. "Aww.." ucap Sasuke lirih. Sebisa mungkin Sasuke menahan rasa sakit yang menderanya. Refleks dia menggigit bibir bagian bawah untuk menahan rasa sakit itu. Tapi kesakitan yang dialaminya tak sebanding dengan apa yang Sakura alami sekarang. Sakit secara fisik dan mental.

"Kalau sampai ada orang luar yang mengetahui hal ini, kau akan merasakan akibatnya." Sakura tidak main-main.

"Aku pastikan tidak akan ada yang mengetahuinya." Sasuke berjanji akan menutup rapat-rapat aib mereka berdua. Jari lentik Sakura maju, mencubit pinggang Sasuke sebelah kiri.

My BossWhere stories live. Discover now