Bagian 11 || Ajakanku

13.6K 916 42
                                    

Seharusnya aku tidak pernah menawarimu sesuatu yang membuat ini semua terasa sangat berbeda.

***

"Ingin berkencan?"

Entah setan apa yang merasuki Anna, tapi Nick begitu terkejut mendengar kalimat yang keluar dari bibir Anna. Mendadak setelah mereka sarapan dan Nick akan berangkat bekerja, Anna menarik tangannya ke ruang tengah.

"Apa aku tidak salah dengar?" Nick kembali memastikan pendengarannya andaikan saja ia salah mengartikan perkataan Anna. "Memangnya hari apa ini sampai kamu mengajakku berkencan? Dan juga....,"

"Aku hanya bosan, dan alangkah baiknya kau juga ikut keluar," sela Anna. Ia bangkit dari tempatnya dan berjalan ke wastafel, lalu meletakkan piring kotornya.

"Ini sangat aneh." Nick melakukan apa yang Anna lakukan dan berdiri di sisinya dengan mata elang yang mencari tahu maksud aneh Anna. "Apa kamu mulai menyukaiku? Seperti di novel-novel yang mana mereka ti---"

"Aku menyesal mengatakan itu, batalkan saja." Anna berbalik dan berniat kembali ke kamar, tapi Nick sudah mencekal tangannya.

"Oke, kita pergi." Lalu Nick berlari ke kamarnya untuk mengganti pakaian dan meninggalkan Anna yang tampak puas. Ia melakukan ini dengan satu tujuan; mencoba untuk membuat Nick melupakan masa lalunya. Mencoba untuk membuat Nick kehilangan pikirannya tentang hal itu. Yah, anggap saja sebagai ganti rugi atas bantuan Nick yang sudah menampungnya di sini.

"Sekalian, aku ingin kamu berkunjung ke suatu tempat." Nick menggandeng tangan Anna dengan cepat dan membawanya keluar dari apartemen itu.

Nick tidak tahu bahwa hal itu dapat membuat jantung Anna berdebar dengan tak karuan. Gadis itu merasakan napasnya tercekat saat Nick menyentuh tangannya dengan erat.

"Bisa tidak, jangan pegang-pegang tangan?"

Mereka yang sudah berada di lobi apartemen, terpaksa saling melepaskan tangan. Nick yang menyadari kecerobohannya mulai menggumam tak jelas. "Baper ya?"

Sialan, jika saja masa lalu Nick tidak membuatku bersikap baik, maka akan kuhajar pria ini sekarang juga, batin Anna.

"Sayangnya kau terlalu tampan untuk membuatku sekedar baper!" Anna mendecak kesal dan berlari ke arah mobil Nick yang sudah terparkir di halaman depan gedung.

"Kalau baper juga tidak apa-apa," tukas Nick ketika bokongnya menyentuh kursi pengemudi.

"Bisa tidak kau jalan saja ke Jalan Gadjah Mada?!" emosi Anna mulai tidak bisa ia kendalikan. Ingin rasanya ia membatalkan rencana kencan dadakan untuk Nick ini. Namun, semuanya terlambat karena mobil sialan mewah ini sudah bergerak meninggalkan gedung apartemen.

"Kamu punya pacar?"

Anna yang tadi fokus ke ponselnya mendongak dan menatap Nick bingung. "Kalau aku punya memangnya kenapa?"

Nick hanya mengangkat bahunya. "Kasihan saja dengan dia."

Kasihan? Untuk apa?

"Memangnya aku jelek? Sampai tidak pantas untuk pacarku?"

Nick menggeleng.

"Terus apa?"

"Kasian karena kamu sudah tidak perawan," batin Nick. Tentu saja ia tidak akan mengatakan itu.

"Kamu sendiri memang punya pacar?"

Nick langsung mengangguk. "Jangankan pacar, tunangan pun aku punya."

Annasya KyleWhere stories live. Discover now