8 : Target :

42.6K 6.8K 257
                                    


8

: t a r g e t :



Memasang target tinggi sudah menjadi makanan sehari-hari bagi orang sukses.

Kintan paham hal itu. Orang-orang yang sukses di masa mudanya tidak takut mengambil risiko, tidak takut mengutarakan pendapatnya, dan terlebih, mereka tak pernah takut bermimpi tinggi. Prinsipnya, jika pasang target tinggi, apabila mereka jatuh dari tangga, setidaknya tidak jatuh sampai ke anak tangga pertama, paling hanya jatuh hingga beberapa anak tangga. Imbasnya, akan lebih mudah bagi para pemimpi untuk naik ke posisi yang lebih tinggi.

Akan tetapi, Kintan tak kuasa bertanya. Bagaimana jika sudah berada di tangga-tangga puncak, ketika jatuh ternyata jatuhnya bukan hanya jatuh beberapa anak tangga, melainkan langsung jatuh hingga ke titik nol? Hal itu mungkin saja terjadi, bukan?

Oleh karena itulah, sebagian orang, atau yang Kintan sebut dengan orang-orang seperti dirinya, yang biasa-biasa saja, hanya ingin realistis dan pasang target yang berbanding lurus dengan kemampuannya yang biasa-biasa juga.

Sebab, meski banyak yang berkata, usaha tak pernah mengkhianati hasil, Kintan justru tak setuju. Buktinya, banyak sekali kasus orang-orang yang berusaha segiat mungkin, namun pada akhirnya, mereka justru kalah dari orang-orang yang usahanya tak sekeras mereka. Sebagian orang yang sudah belajar mati-matian untuk suatu ujian bisa kalah dari pemalas yang bahkan mencontek saat ujian. Banyak sekali contoh-contoh bahwa hasil justru mengkhianati usaha. Kintan heran mengapa orang-orang seolah tutup mata akan hal itu.

Namun, beberapa kali mendengar Mahesa berbicara tentang hidup membuat Kintan sadar akan sesuatu.

Ujian, ujian, dan ujian. Hidup ini adalah ujian. Segala hal yang diciptakan dalam semesta ini, meski tujuan penciptaannya berbeda, semua bersinergi untuk mendukung arena pengujian manusia. Lebih dari sekadar hasil yang mengkhianati usaha atau justru usaha tak mengkhianati hasil, sebenarnya apa pun hasilnya, manusia tetap saja sedang diuji. Sombongkah seorang manusia jika sudah berhasil di dunia? Akan patah semangatkah manusia jika gagal terus? Keputusan akhir hidup manusia bukan ada di dunia, melainkan di akhir zaman. Sehingga jelas, gagal ujian dari manusia meski sudah berusaha keras bukanlah kiamat. Itu hanya salah satu cara Tuhan menguji manusia. Kintan sekarang paham. Sungguh, mengenal Mahesa jadi membuka pikirannya.

Akan tetapi, terlepas dari betapa termotivasi dirinya karena Mahesa, Kintan sadar akan satu hal.

Jika perasaan kagumnya akan berkembang jadi rasa suka, tetap saja sosok seperti Mahesa akan mustahil dijangkau olehnya. Kintan paham. Mahesa layak mendapatkan yang jauh lebih baik. Tidak seperti dirinya. Tidak akan pernah.

Sebab Kintan tahu, hidupnya bukan seperti kisah cinta remaja picisan dengan tokoh utama perempuan yang biasa-biasa saja, lalu lelaki populer yang dicintai oleh tokoh perempuan ini bisa secara diam-diam atau terang-terangan mencintai si tokoh utama perempuan.

Kintan sadar betul bahwa ini realita, dan Tuhan sudah berjanji bahwa perempuan baik untuk lelaki baik, vice versa. Oleh karena itulah, jika dia menginginkan lelaki seperti Mahesa untuk jadi pendamping hidupnya, maka Kintan harus berusaha memantaskan diri.

[ ].

Substansi | ✓Where stories live. Discover now