1; Yearning of The Love

3.2K 340 27
                                    

Beberapa orang bilang rindu itu indah. Mungkin maksud mereka saling merindu. Tapi apa daya jika rindunya dilakukan sebelah tangan?

 Tapi apa daya jika rindunya dilakukan sebelah tangan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Selamat pagi, silahkan datang lagi."

Pemuda bernama lengkap Lee Taeyong itu membungkuk sopan kepada seorang wanita paruh baya yang baru saja menerima bungkusan buburnya. Setelah itu ia beralih pada beberapa gadis berseragam sekolah menengah yang tengah berdiri di sekitar kasir untuk membeli bubur, namun sebenarnya alasan utama mereka kemari hanyalah ingin menemui pelayan tampan itu.

"Oh, Oppa, aku duluan!"

"Aniyo, aku sudah menunggu lebih lama di sini!"

"Ya, aku adalah pelanggan tetap di sini, biarkan Taeyong-oppa melayaniku dulu!"

Taeyong hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah gadis-gadis remaja itu. Ini bukan kali pertama mereka bertengkar seperti ini di hadapannya, setiap hari mereka selalu berebutan hanya untuk dilayani lebih dulu oleh dirinya.

"Hey, tenanglah aku akan melayani kalian semua, tapi aku akan melayani yang lebih dulu datang ke sini," lerai pemuda itu.

Bak perintah seorang guru, gadis-gadis itu pun menghentikan pertengkarannya dan mulai berbaris rapi sesuai antrian, mematuhi ucapan sang pelayan tampan.

Taeyong pun mulai melayani para remaja perempuan itu sesekali mengajak beberapa dari mereka yang sudah akrab berbicara, pemuda itu bahkan menyemangati mereka hingga membuat hati mereka meleleh karena sikap ramahnya.

Sementara itu, Yuta yang juga merupakan karyawan di kedai itu hanya bisa melongo tak percaya dengan apa yang ia saksikan saat ini. Taeyong, dengan mudahnya pemuda itu mendapatkan begitu banyak pelanggan dalam waktu singkat. Sedangkan dia? Dari tadi pelanggannya hanya beberapa lansia dan ibu-ibu rumah tangga.

"Hey, Lee Taeyong!" Yuta segera merangkul bahu Taeyong begitu kawannya itu selesai melayani pembeli.

"Oh, kau bagaimana denganmu Yuta-ya? Kau mendapatkan banyak pelanggan juga?" balas Taeyong seraya membersihkan meja yang kotor karena terkena sisa-sisa bubur saat dikemas tadi.

Yuta menggeleng, melepaskan rangkulannya dari Taeyong. "Ani."

"Wae?" Taeyong menghentikan aktivitasnya sejenak, mengerutkan dahi heran menatap pada Yuta yang memasang wajah sedih.

"Ya begitulah, Taeyong-ah, bagaimana aku bisa mendapatkan banyak pelanggan sedangkan hampir semuanya lari padamu?"

Taeyong terkekeh mendengarnya. "Mianhae, karena diriku kau malah gagal punya banyak pelanggan."

From Amsterdam to SeongnamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang