6; Penyesalan

1.5K 264 10
                                    

Kejarlah cintamu. Kau harus mengungkapkan perasaanmu padanya, jangan sampai suatu hari nanti kau menyesal.

 Kau harus mengungkapkan perasaanmu padanya, jangan sampai suatu hari nanti kau menyesal

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Apa yang kau lakukan di sini, Jisoo-ya?"

Suara berat khas seorang pria dewasa tiba-tiba saja datang dan menyadarkan Jisoo dari lamunannya. Dirinya yang semula sedang memangku kaki seraya memandang indahnya taman belakang milik hotel ayahnya itu lantas berbalik ke arah pria yang sedang berdiri sambil mengulas senyuman padanya.

"Oh, Jongin-samchon.. aniyo aku hanya mencari udara segar saja di dalam terlalu pengap," balas Jisoo dengan senyum kakunya. Pria separuh baya bernama Kim Jongin itu menggelengkan kepalanya lalu mendekati Jisoo untul mengambil duduk di sebelah gadis itu.

"Jangan lari dari kenyataan, Jisoo-ya." Kata-kata itu suskes membuat Jisoo mengalihkan pandanganannya yang semula menatap langit biru cerah itu pada sang paman dengan kerutan didahi.

"Maksud paman?"

Jongin tersenyum kecil menatap sang putri dari kakak sulungnya itu. "Ya, Jisoo, kau lari dari kenyataan. Kenyataan dimana kau menyukainya, tapi kau terus membohongi dirimu sendiri dengan berusaha menghindari dirinya karena kau takut menjadi orang ketiga diantara mereka."

Mendengarnya Jisoo terbungkam sejenak. "Ah, apa maksud, Samchon? Aku tidak menyukai Taeyong," lanjut Jisoo.

"Jadi benar kau menyukai Taeyong?"

"Ah?"

Jongin hanya terkekeh geleng-geleng kepala sementara Jisoo malah bingung dan gugup ingin berbicara apa.

"Jisoo, Jisoo.. aku 'kan tidak mengatakan itu Taeyong, tapi kau malah langsung menyebutkan nama Taeyong. Hmm, rupanya keponakanku sudah besar sekarang," kata Jongin yang membuat Jisoo menunduk malu, merutuki ucapannya tadi.

"Jisoo-ya, jika kau benar-benar menyukainya ungkapkanlah perasaanmu. Jangan takut jika ia akan menolakmu, setidaknya kau sudah mengatakan isi hatimu yang sebenarnya. Soal dia sudah memiliki kekasih bukanlah masalah, yang penting tujuanmu bukan untuk merebutnya kan? Kau hanya ingin mengungkapkan perasaanmu." Jongin menjeda ucapannya, Jisoo perlahan-lahan mengangkat kepalanya menatap sang paman.

"Tapi bagaimana bisa, Paman? Aku takut tidak akan sanggup mengatakannya."

"Dengarkan paman, Jisoo, dulu paman juga pernah berada disituasi seperti mu. Ada seorang wanita yang sangat paman sukai, tapi sayangnya waktu itu ia milik orang lain. Paman kemudian memutuskan untuk tidak mengatakan perasaan paman kepadanya karena paman tak ingin menjadi perusak hubungan antara ia dan kekasihnya saat itu. Namun setelah beberapa tahun kemudian saat paman bertemunya lagi, paman merasa sangat menyesal.."

"Kenapa?"

Jongin mengehembuskan nafasnya sejenak, Jisoo yang melihatnya malah semakin penasaran dengan apa yang akan dikatakan pamannya itu.

From Amsterdam to SeongnamWhere stories live. Discover now