◦CLAIRE◦

109K 6.3K 85
                                    

Paginya,

Aku terbangun dengan adanya Dalvin disampingku, dia sedang terlelap begitu tenang dan damai sambil memeluk gulingnya. Entah apa yang membuatnya berfikiran untuk tidur bersama denganku, tapi semalam tidurku begitu nyenyak sampai-sampai aku merasakan sebuah mimpi yang indah yang jarang muncul kini menghujaniku.

Dia membawa pengaruh baik untukku, tapi aku tidak bisa terus-terusan memikirkannya jika aku memang tidak ingin memiliki perasaan padanya.

Aku bangkit dari dudukku, berjalan menuju ke meja rias untuk mengikat rambutku.

Pun aku langsung segera masuk kedalam kamar mandi untuk membasuh wajahku dengan air kemudian menggosok gigi dan setelah itu aku akan memasak sesuatu didapur untuk menghemat biaya hotel. Sia-sia jika berbagai bahan masakan didalam lemari es teranggurkan.

_____

"Selamat pagi, nona Anderson." Dia menyapaku tepat saat masakanku sudah siap. Dia duduk diatas kursinya dengan rambut yang masih acak-acakan.

"Aku membuatkanmu sarapan." Aku langsung duduk tepat dihadapannya, mengambil pisau dan garpuku untuk memotong pancake ku.

"Kau mau krim kocok?" Tawarku dan dia mendongak dari piringnya kearahku.

"Tidak." Pun aku langung mengangguk mengerti dan kembali untuk menyantap pancake ku kembali.

Selama sarapan, kami tidak banyak bicara. Dalvin menyantap pancake nya dengan lahap dan diam-diam aku menyukai itu, dia selalu menghargai masakkanku dengan cara dia menghabiskan masakan buatanku tanpa sisa walaupun terkadang ia sering berkomentar, tapi itu tidak masalah.

"Kenny mengundangku untuk datang diacara pertunangannya dengan Nate." Aku mencoba membuka pembicaraan terlebih dahulu. Rasanya canggung ketika kita hanya diam saja disaat kita sedang duduk saling berhadapan.

"Aku tahu, kau ingin datang?" Tanyanya.

"Iya. Ku rasa begitu jika kau memang ingin datang juga."

Dalvin menaruh gelasnya diatas meja begitu dia selesai meminum segelas air putih.

"Ku pikir kau tidak menyukainya. Kau boleh tidak ikut, jika memang kau merasa terpaksa untuk melakukannya."

Aku langsung menggelengkan kepalaku cepat, aku tidak pernah tidak menyukai Kenny. Justru aku sangat menyukai sifat gadis itu yang sangat ramah.

"Aku tidak terpaksa. Sama sekali tidak. Dia temanmu dan seharusnya kita datang pada acara pertunangannya..."

Dalvin menganggukkan kepalanya, "Baiklah. Kita datang diacaranya, hari ini aku tidak memiliki pekerjaan apapun. Maka seharian penuh kau harus menemaniku di luar."

Dalvin bangkit dari duduknya dan berjalan melewati tikungan untuk pergi kekamarnya.

Menemaniya?

______

Pun aku langsung mengeringkan tanganku setelah aku selesai mencuci piring, tidak lama kemudian Dalvin muncul dari balik tikungan dengan mengenakan jas berwarna navy.

"Kau belum mandi?" Tanyanya begitu dia sudah berdiri dihadapanku, pun aku langsung menggelengkan kepalaku. Aku masih mengenakan pakaian tidur.

Dalvin langsung menggeleng-gelengkan kepalanya kemudian meraih tanganku dan menyeretku keluar dari dalam suite.

"Kita akan kemana?" Tanyaku sambil memukuli tangannya yang terus menarikku hingga kami sudah masuk kedalam lift.

"Aku sudah mengatakan padamu kalau kau harus menemaniku diluar, ku pikir kau akan mempersiapkan diri untuk mandi." Katanya yang kemudian melepaskan tangannya dari tanganku dan dia lebih memilih untuk menelfon seseorang, "Jangan kabur." Katanya memperingatiku.

I'm Yours Mr.NelsonWo Geschichten leben. Entdecke jetzt