CLAIRE

90.7K 5.2K 68
                                    

“Aku mengganggu kalian?” Tanyaku, mencoba berhati-hati. Wanita berambut kecoklatan itu menatapiku dari atas sampai bawah, dia cantik, bahkan bisa dikata kalau dia lebih cantik dariku.

Sempat aku berfikir aneh-aneh, tapi aku mencoba untuk menepisnya dengan cepat.

“Tidak, kau tidak mengganggu kami sama sekali. Kemarilah.” Kata Katerine, bahkan mataku tidak bisa lepas dari Dalvin.

Aku menunggunya berbicara, tapi dia tidak mengatakan sepatah katapun untuk menjelaskan.

“Dia Emily Johnson.” Kata Katerine.
Wanita itu mengulurkan tangannya dan tersenyum kearahku, “Emily Johnson, mantan tunangan Dalvin.” Katanya dan aku langsung terkejut begitu mendengar penuturannya.

Paru-paruku langsung kembang kemping ketika pasokan udara yang masuk kedalam paru-paruku tiba-tiba terhempas jauh. Mantan tunangan Dalvin?

Bahkan aku tidak bisa mengatakan apapun selain terdiam, mataku sedikit berkaca-kaca tapi aku langsung tersenyum kearahnya dan mengalihkan pandanganku darinya dan mendongak keatas, aku tidak ingin menangis.

“Claire, dia hanya mantan tunangan. Tolong jangan—“

“Maafkan aku, tapi sepertinya aku masih ada beberapa urusan dengan temanku.” Kataku cepat, mencoba menyela perkataan Katerine dengan tidak sopan. Aku langsung melangkah menaiki beberapa anak tangga untuk memakai pakaianku kembali. Air mataku mengalir begitu saja tanpa diminta.

Apa Dalvin akan kembali dengan wanita itu? mengingat Dalvin tidak mengatakan sepatah katapun untuk menjelaskan semuanya.

“Nona Anderson, Anda baik-baik saja?” Aku mengabaikan pertanyaan-pertanyaan dari beberapa orang yang menanyaiku.

Aku hanya meminta bantuan oleh Julia dan Olie untuk melepaskan gaun sialan ini. Setelah itu, aku langsung mengenakan pakaianku kembali lalu keluar dari mansion ini dengan cepat.

Saat aku melewati Dalvin, pria itu langsung mencekal tanganku. Menyeretku keluar dari mansion dan menyuruhku untuk masuk kedalam mobilnya.

Dia mengendarai mobilnya dengan kecepatan tinggi hingga setelah menempuh perjalanan sekitar tiga puluh menit pada akhirnya kami tiba disebuah pelabuhan. Mengapa dia membawaku kemari?

Dia membukakan pintu mobil untukku tapi aku mengabaikannya tapi dengan cepat dia menarikku memaksaku untuk keluar dari dalam mobil.

“Apa maumu!” Aku menyentaknya, angin laut yang terus berhembus dengan kencang pun kalah dengan suara lantangku.

“Jangan dengarkan dia.“ Katanya.

“Dia mantan tunanganmu, apa yang tidak aku dengar dari mulutnya? Mengapa dia kembali padamu, Dalvin? Mengapa kau memeluknya?” Tanyaku, air mataku mengalir begitu saja tanpa diminta.

“Aku tidak memeluknya dan apa yang salah dari itu? Kau cemburu?” Tanyanya.

“Ya, aku cemburu. Aku cemburu karena orang yang ku cintai memeluk mantan tunangannya.” Nafasku kembang kempis, aku tidak peduli lagi dengan perkataanku. Aku sudah muak dengan semua tipuannya yang tak berujung.

Dalvin terdiam untuk beberapa saat menatapiku, matanya sama sekali tidak lepas dariku.

“Kau berlebihan.”

Dengan cepat kedua alisku menukik tajam, aku langsung tertawa hambar sambil mengusap air mataku.

“Berlebihan? Kalau kau tidak suka, maka kembalilah pada mantan tunanganmu itu dan jangan pernah mencariku lagi!” Aku menyentaknya dan kemudian berjalan melewatinya.

Hatiku benar-benar sakit ketika dia sama sekali tidak mengejarku. Aku terus berjalan hingga aku sudah mulai merasa lelah, aku jatuh terduduk disamping box besar yang ada dipelabuhan. Rasanya begitu miris ketika mengingat diriku sendiri.

I'm Yours Mr.NelsonWhere stories live. Discover now