Chapter 4 "Perasaan "

4.2K 297 9
                                    

Sebuah mobil baru saja berhenti di dalam pekarangan kediaman namikaze, dengan lambang Uchiha yang di libatkan dalam polisi militer jepang. Dan, sudah bekerja sama selama 4 tahun untuk mencari putra tunggal namikaze yang hilang. Fugaku Uchiha datang bukan sebagai teman minato tetapi untuk melaksanakan tugas nya sebagai sahabat.

Duduk berhadapan di sebuah meja bundar, hanya tatapan mata dan goresan pena yang terdengar. Menyerah kan hasil penelitian itu pada minato. Kushina maupun stunade masih menunggu apa isi dari dalam surat itu hingga minato selesai membaca nya.

"Ada kemungkinan Naruto masih hidup. Sebelum anak buah ku kembali ke jepang, ia sempat melihat sesuatu di enoshima. "

"Apa itu?"

Melihat fugaku yang tak kunjung mengatakan sesuatu, membuat tatapan tajam mereka kembali bertemu. Menarik nafas dan siap untuk mengatakan apa yang ingin ia katakan barusan.

-Maaf tuan, ada telpon dari tuan jiraya " potong seorang maid dengan memegang telpon genggam di tangan nya.

"Terima kasih paman. Walaupun tidak memungkinkan tapi Kuharap ini cukup untuk kebutuhan mu, ambil lah." kata hinata seraya menyerah kan sebuah amplop berisi uang kepada orang yang bernama Ebisu itu.

Mempekerjakan seseorang untuk menjual hasil tangkapan mereka di pasar bukan kah itu tidak kedengaran buruk? Paman ebisu merupakan rekan senelayan ayah nya hinata. Ya, walaupun usia yang jauh tidak ada salah nya bukan.

Banyak para nelayan sekarang ada yang menggunakan bahan peledak dan racun, dan salah satu nya Paman ebisu yang kemungkinan khilaf tanpa sengaja menggunakan nya. Hingga membuat nya terkena denda oleh pemerintah, dan di larang untuk beraktivitas di sekitar pantai.

"Bukan kah naruto itu tampan, kau tidak menyukai nya. Hinata?"

BLUSH!

"Maksud ku, bukan kah kalian sudah tinggal bersama. Tidak mungkin tidak terjadi apa-apa kan."

Tidak mungkin..
Tidak Terjadi apa-apa..

"Hmm??" -Terakhir kali aku pernah melihat naruto-kun mengintip nenek tua di pemandian. Dan, berakhir dengan wajah menggenaskan. Apa itu ada hubungannya ya?

Melihat wajah hinata yang semakin memerah, membuat ebisu terkekeh. "Hei, aku hanya bercanda. Jangan di pikirkan. Hahaha "

Duduk di atas pasir membuat kedua nya tampak tenang memperhatikan pemandangan di depan mereka. "Apa ayah mu sudah kembali? " Tanya ebisu. Hinata menggeleng kan kepala nya pelan.

"Ayah dan ibu belum kembali, apa paman tau kemana mereka pergi?" Jawab hinata balik bertanya.

Ebisu memegangi dahi nya, berusaha berfikir sejenak. "Apa yang kalian bicarakan? " tanya naruto tiba-tiba saja nongol, duduk di tengah-tengah mereka dengan piring berisi 3 tusuk ikan bakar yang baru saja habis ia pesan.

"Tidak ada, wah seperti nya ini enak" kata hinata mengambil satu ikan bakar dan menyantap nya perlahan.

Mata naruto menyipit, memperhatikan hinata yang kini membuang muka menghindar dari tatapan penuh selidik dari pemuda itu. "Ada apa dengan wajah mu? " tanya ebisu mengalih kan topik pembicaraan.

Naruto memegangi pipi nya, terasa sedikit sakit dan menggembul. Apa sekarang pipi nya bengkak."Jangan bilang, kalau hinata yang melakukan nya?? " Bisik ebisu.

" Ya begitulah, jangan mudah tertipu dengan nada bicara dan kepolosan nya paman. Walaupun begitu ia juga wanita, dan hal terpenting nya adalah semua wanita itu seperti monster " ucap nya bergidik ngeri.

"Tapi, kau mencintai nya kan.. " kata ebisu yang spontan mengagetkan Naruto.

"Huwaaa, paman apa yang baru saja kau katakan-Dattebayo! Bagaimana kalau hinata-chan mendengar nya."

"Ternyata benar ya!!!"

"Iya, arrgh tidak. Maksud ku dia itu, dia itu sahabat ku. Apa tidak boleh aku cinta pada arrgh sayang pada nya." Jelas naruto gelagapan.

"Kau ketahuan naruto, hahahahah. Sudah akui saja "

"DIAMMMM!

Cleek!

"Akhirnya sampai juga di rumah. " Ujar naruto mendudukkan diri nya di atas kasur empuk milik hinata.

Aroma lavender masuk ke dalam indra penciuman pemuda uzumaki itu ketika tak sengaja ia memeluk bantal milik gadis itu, "seharusnya hari ini, aku bisa menyatakan perasaan ku melalui pancake yang ku buat. Tapi keadaan nya terbalik, semua nya gagal total." Guman nya mengehela nafas. Bagus lah, hinata belum pulang. Gadis itu paling sensitif bila ada seseorang yang memasuki kamar nya, setidak nya untuk kali ini dia aman.

•○•○•○

BRAKKK!

Suara debrakan meja terdengar ketika melihat stunade yang tiba-tiba saja memukul meja di karnakan kesal.

"Apa yang baru saja kau katakan hah!"

"Itu lah kebenaran nya Hyuuga masih hidup, dan dia bersama putra kalian."

" Itu mustahil, Akibat kebakaran hebat 18 tahun lalu. Seluruh keluarga hyuuga tewas tidak ada yang tersisa dan Hyuuga Corp sudah di ambil alih oleh Danzou" kata stunade tidak membenar kan penuturan dari kepolisian itu.

" Kami melihat seorang gadis memiliki mata yang sama di pelabuhan, dan ia bersama seorang pria."

"Bagaimana mungkin kalian bisa mengira pemuda itu adalah putra tunggal namikaze, bahkan sebelum kalian turun dan melihat nya sendiri."

"Cih! Jangan pernah meremehkan Uchiha " kata fugaku yang sepertinya mulai jengkel atas perdebatan yang terjadi.

"Bukti apa yang kau punya?" Tanya minato selidik, sudut bibir gugaku terangkat.

"Putra mu, memiliki tanda lahir di kedua pipi nya." Ucap nya menyeringai. Sontak mata mereka yang berada di ruangan itu membulat, tak terkecuali minato. Yang kini mala menampilkan senyum menawan nya.

"Kita jemput naruto sekarang, malam ini juga"

.

.

-I Don't Hate You, Hinata-chan-

-I Don't Hate You, Hinata-chan-

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

to be continue

Maaf lama UP buat yang masih nunggu jangan bosan ya. para readers. Wkwkwkwk

kira-kira bagaimana dengan hinata dan perasan naruto ya?

I Don't Hate You, Hinata-chan |EndWhere stories live. Discover now