[ Part 4 ] First Love

10.1K 1K 18
                                    

Biarkan waktu seperti ini
Menghentikanmu ditempatmu
Membuatku selalu didekatmu
Karena waktu yang membuatmu bersamaku

Aku mencintaimu, Park Jimin

***



"Seulri-ah, kamu baik baik aja?"

Seulri kecil berumur 5 tahun menunduk dan menangis. Dirinya terjatuh saat berlari mengejar kupu-kupu di halaman rumahnya.

"Hiks.. hiks.." Seulri kecil terisak saat merasakan perih di lututnya. Tubuh Seulri masih menutupi lututnya sehingga membuat lelaki kecil seumur dengannya tidak bisa melihat luka itu.

"Yaaa, dimana yang sakit?"

Seulri mendongak menatap Jimin yang nampak khawatir di depannya. Tangannya menunjuk lututnya yang berdarah ke Jimin.

"Jim, sakiit.." Seulri masih terisak saat merubah posisinya menjadi duduk di tanah. Mengurangi rasa sakit di kakinya karena tertekuk.

"Yayyy, ini berdarah. Tunggu sebentar, aku ambil obat merah yaa.."

Jimin kecil segera berlari kedalam rumahnya untuk mengambil obat merah untuk luka Seulri.

Jimin segera mengobati Seulri, dengan sangat hati hati karena takut sedikit sentuhannya yang kuat di lutut Seulri akan membuat gadis kecil itu kesakitan.

"Jja sudah. Semoga lekas sembuh Seulri-ah.."

"Terima kasih, Jim.."

Seulri tersenyum berterimakasih pada Jimin sambil menghapus sisa air mata di wajahnya.

***


"Yayy, Park Jimin, apa bunda mengajari mu kekerasan? Apa ayah pernah mengajarimu memukul teman sendiri?"

Suara Bunda Hana menggema di ruang utama. Bunda Hana tengah memarahi Jimin yang hanya berdiam diri ruang keluarga. Bunda Hana meminta Jimin berlutut dan menunduk menyadari kesalahannya.

Bunda Hana marah besar saat kepala sekolah Jimin memanggilnya untuk menjemput Jimin ke sekolah. Jimin bertengkar dah memukul salah seorang teman sekelasnya. Orang tua dari siswa yang dipukul Jimin mendatangi sekolahnya dan membuat sekolah memanggil bunda Hana dan nemberikan hukuman pada Jimin.

"Bilang sama bunda, kenapa kamu memukul anak itu?"

Jimin masih berdiam tanpa menjawab pertanyaan bunda Hana. Lebih tepatnya enggan menjawab karena Jimin tahu jawabannya begitu menyakitkan.

"Bunda yang akan menghukummu jika kamu masih berdiam diri seperti itu!"

Bu Hana berbalik, mengambil sapu rotan kecil di sudut ruangan dan mengambil posisi di sebelah Jimin yang berlutut.

Mata Jimin menangkap setiap pergerakan bunda Hana, membuat matanya berlarian karena Jimin mulai ketakutan. Jimin tahu bunda Hana akan menghukumnya dengan pukulan.

"Berdiri!"

Titah bunda Hana tidak bisa dibantah. Jimin berdiri dengan takut.

"Bilang sama Bunda, kenapa kamu berkelakuan seperti itu?"

Jimin masih diam, bibirnya terkunci rapat. Jimin diambang antara kebimbangan dan ketakutan.

DEAD AT HEART ✔️Where stories live. Discover now