[ Part 7 ] Our Night

19.5K 956 29
                                    

Jimin memeluk Yoora, mendekapnya hangat dalam pelukannya. Kini keduanya masih berpelukan dalam posisi duduk di lantai depan kamar Yoora.

Yoora terlalu terlarut dalam pelukan Jimin, semenjak menangis dan berciuman tadi Yoora sama sekali tak beranjak dari tempatnya duduk, tak beranjak dari pelukan Jimin. Tak sepatah kata pun keluar dari mulut Yoora, setiap Jimin menyuruh nya masuk kembali ke kamar dan beristirahat, Yoora hanya menjawab dengan gelengan.

"Sudah berhenti menangis kan? Masuklah ke dalam kamar dan beristirahat."

Yoora menggeleng dalam dekapan Jimin.

"Kamu lelahkan? ingin beristirahat?"

Yoora mengangguk dengan mata terpejam.

"Jadi kenapa gak mau masuk ke kamar?"

Yoora masih hanya menggeleng memberikan jawaban, Yoora menarik napas panjang menghirup feromon Jimin di lehernya.

Jimin menghembuskan napas kasar, sungguh dia tidak tahu sama sekali apa yang harus dilakukan pada Yoora sekarang.

Ya, Jimin memang tidak tahu sama sekali. Gadis yang dipeluknya itu sedang sangat ketakutan sekarang. Yoora takut jika Jimin melepas pelukannya sekarang, kenyataan akan menarik kembali pikirannya. Membuatnya harus mengalah kembali dan melepas Jimin. Entah mengapa, sisi hati Yoora yang lain benar benar ingin bersikap egois. Yoora mencintai Jimin, dan Jimin juga mencintainya. Mereka sama sama saling mencintai. Yoora sangat ingin memiliki Jimin. Kali ini sungguh Yoora tak ingin mengalah.

"Yoo.." panggilan Jimin menyadarkan Yoora. Yoora mengerjap dalam pelukan Jimin, tak memandang ke arah Jimin sedikitpun.

Jimin mulai sedikit kesal dengan diam nya Yoora. Bagaimanapun tidak mungkin mereka semalaman hanya berpelukan dengan posisi duduk seperti ini. Kaki Jimin sudah terasa sakit sekarang.

Jimin mengeratkan pelukan tangan kanannya dipunggung Yoora, dan tangan kiri beralih ke bagian bawah tubuh Yoora. Dan dalam satu tarikan, Jimin mengangkat tubuh Yoora dan menggendongnya ala bridal style.

Yoora terkejut dan langsung mengeratkan kedua tangannya dibelakang kepala Jimin. Mencondongkan tubuhnya ke arah Jimin agar tidak terjatuh.

Jimin menggendong Yoora masuk kamarnya dan menidurkan di ranjang berwarna pink itu.

"Istirahatlah, kamu pasti lelah."

Jimin hendak beranjak keluar kamar setelah menidurkan Yoora, namun tangan kirinya tertahan oleh tangan Yoora yang menariknya.

"Kumohon jangan tinggalkan aku. Aku tak ingin kamu pergi."

Jimin tercekat mendengar permohonan Yoora, Jimin sangat mengenal Yoora. Jimin tahu jika gadis itu sedang memikirkan hal yang membuatnya sangat kalut seperti ini.

"Aku tidak pergi Yoo, aku hanya kembali ke kamarku."

Cengkeraman tangan Yoora melemah, sesuatu mencengkeram hatinya membuatnya merasa sesak disana. Yoora tak berani menatap mata Jimin. Yoora segera berbalik memunggungi Jimin saat sesuatu akan merebak dari matanya.

Yoora salah, harusnya dia tak memaksa Jimin untuk selalu menemaninya. Kegalauan tengah menatap didepan Yoora, gadis itu sungguh ketakutan dia harus dihadapkan pada pemikiran untuk melepas kembali. Karena Yoora hanyalah gadis lugu yang pertama kalinya merasakan jatuh cinta.

Jimin menatap Yoora sendu, Jimin tahu benar sesuatu mengganggu pikiran Yoora. Dan pasti perihal hubungan mereka. Sungguh Jimin ingin menemani Yoora dan memeluknya sepanjang malam, tapi Jimin lelaki normal. Dia hanya takut tak bisa menahan diri saat bersama Yoora.

DEAD AT HEART ✔️Where stories live. Discover now