Kembali

36 1 0
                                    

Berdiri di depan kelas. Hampir menghalangi akses pintu di sampingku. Untungnya orang-orang yang lalu lalang tak ada yang melemparkan keluhan padaku. Mungkin mereka enggan, bisa juga karena melihat raut wajahku mereka mengurungkan keluhannya atau bisa juga mereka menganggap ku tak ada.

Seperti kau.

'Aku menghilang dari pandangan mu.'

Padahal  aku selalu berada di titik yang sama ditempat kau meninggalkan aku sebelumnya.

Aku belum beranjak. Masih di tempat yang sama.

Sampai akhirnya kau sadar aku telah hilang dari pandangan mu. Dan kau mulai mencari keberadaan ku. Tapi sesulit itukah menemukan ku di titik sebelumnya. Atau kau lupa tempat dimana kau meninggalkan ku. Karena aku masih di titik itu, di sudut yang sama.

Aku tak bisa kembali ke "rumah", mencari tempat "asal" dan "tujuan" lain atau sekedar ber"istirahat" di pundak penuh tulang kurus tak nyaman. Karena itu bukan tempat ku.

Semuanya telah kau bawa.

Seluruh memori bahkan tetanya sekalipun.

Aku kehilangan jejak. Dan kau hilang ingatan.

Dan kau percaya,
"Hilang" bukan pergi, tapi sedang sembunyi;

- Aku tak bersembunyi, tapi kau tetap tak menemukan ku.

sebuah "tanda tanya", bukan jawaban;

- Tapi kau tak pernah bertanya padaku lagi.

Kita hanya lupa menyimpan (hati) dimana

- Aku selalu ingat, tapi kau yang lupa ada dimana ingatan mu.

Aku tak kan berdiam diri lagi. Kau telah berusaha menemukan, dan aku akan berusaha ditemukan (kembali);
sampai akhirnya musnah kata "hilang" diantara triliunan kata dan koma.




-ran
01/11/2016
Diantara keraguan

Untaian KataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang