I'm trying

3.6K 153 2
                                    

Bukankah sakit rasanya, saat orang yang selalu kita coba untuk lindungi, disakiti oleh orang yang kita sayangi?

"Gue heran sama si Kevin, gak bosen-bosennya gangguin Lia. Mau tu anak apaan sih? Rakus bener udah punya mak lampir tetep aja ngedeketin Lia." Maura mendengus kesal. Pasalnya sudah hampir 2 minggu dia mencoba menjauhkan Lia dan Kevin, tapi laki-laki itu belum menyerah juga.

"Udah lah Ra, lu ngomel disini juga gak guna." Lia hanya bisa menghela nafas, sabar. Move on memang menguras tenaga.

"Emang Kevin siapa? Mantan lo Li?"

"Eh?" Lia agak tidaknya sedikit kaget dengan pernyataan Samudera tadi.
"Kok lo bisa nyangka dia mantan gue Sam?"

"Dia keliatan posesif gitu sama lo?" Samudera mencoba berbicara sehati-hati mungkin, tidak ingin melukai perasaan Lia.

"Kita cuma sahabat Sam, gak lebih." terang Lia yang disambut "oh" ria oleh Samudera.

"Kalian lagi berantem?" Samudera sebenarnya sedikit kepo dengan apa yang barusan terjadi. Kalau memang sahabat, kenapa sikap dua gadis ini ketus sekali dengan lelaki tadi?

"Panjang ceritanya Sam, tapi kita gak berantem kok."

Lagi-lagi Samudera hanya ber"oh"ria. Dia tidak ingin menggangu privasi gadis ini kalau memang dia belum mau bercerita.

"Ya udah,kalau gitu mukaknya jangan pada ditekuk gitu dong. Senyummmm." Samudera mencontohkan senyumnya yang manis itu pada Lia dan Maura, berharap senyumnya dapat tertulas pada mereka.

"Hahaha,mukak lo biasain aja Sam! Sok imut banget jijik gue!" Maura tidak bisa menahan tawanya melihat Samudera yang tersenyum kelewat manis,malah seperti banci jalanan katanya.

"Eh biarin,yang penting gue ganteng." ucap samudera membela diri. Ya,karena dia memang sungguhan tampan.

"Ish,pede amat lu curut! Mukak kayak pantat banci doang bangga." Maura kembali tertawa membalas debatan Samudera.
"Harusnya tadi mukak lo gue.masukin snapgram ya,biar orang-orang pada tau wajah seorang Samudera yang sebenarnya itu semenjijikan apa."

"Jahat lo Ra, jangan buat reputasi gue hancur deh."

Selanjutnya hanya suara tawa dan caci maki dari dua orang tadi yang terdengar, sementara itu Lia sibuk berkutat dengan fikirannya.

~~

"Bales napa line gue sekali aja Li? Sebenernya salah gue apa sampe lo diemin kayak gini? Arghhhh!" Kevin hanya bisa mengacak rambutnya frustasi. Bingung sekali dengan sikap Lia,sekaligus dengan sikapnya sendiri.

"Woy Vin,napa lu? Masih pagi mukak udah ditekuk aja." itu yang bicara adalah Zio,salah satu sahabat Kevin. Fyi, Kevin punya 2 sahabat, Zio dan Ando.

"Berisik lo."

"Ih, lagi datang bulan pak? Sensi amat. Pembalutnya udah dipakek?" Zio ini memang suka sekali menggoda Kevin, mulutnya yang memang berisik bak banci kaleng itu jarang sekali bisa diam.

"Mulut lo, lemes banget. Diem napa gabut nih."

"Emang kenapa sih Vin?" nah sekarang yang ngomong Ando. Rada lambat memang otaknya tapi setidaknya mulutnya tidak seribut Zio.

"Heran gue, Lia masih aja jutek. Salah gue apaan sih?"

"Hmm. Coba deh lo flashback. Terakhir sebelum dia jutek, lo ada ngapain dia gitu?"

Kevin menerawang,mencoba mengingat hal terakhir yang dia bicarakan dengan Lia.
"Terakhir gue kekelas dia, bercanda biasa doang. Masak karna gitu doang marah sih?"

Terlambat [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang