Holiday 1

2.2K 77 1
                                    

Of course,
I'll be your protector.

-Samudera

Sementara tiga orang tadi sibuk mempersiapkan liburannya, Kevin tengah dimarahi habis-habisan oleh dua sahabatnya.

"Lo bego atau pikun atau udah bosen hidup sih Vin?" ucap Zio setengah membentak pada Kevin.

"Alay lo pada." ucap Kevin santai.

"Alay-alay pala lu botak!" ucap Ando sambil menoyor kepala Kevin.
"Kalau kemarin kita telat dikit aja, gatau dah lo akan berakhir dimana." ucap Ando sambil memutar bola matanya kesal.

"Lagian lo, ngapain sih pakek ke club segala? Lo amnesia hah? Lupa semua club disini dipegang sama siapa?" tanya Zio kesal.

"Ya gue tahu. Maunya juga ke club yang di bandung atau bogor, yang jauh pokoknya, tapi kelamaan. Ya udah gue kesana aja." terang Kevin tanpa merasa bersalah sedikitpun.

"Lo harus lebih hati-hati lagi Vin, si Bian udah turun tangan sendiri sekarang. Kemarin kita ketemu dia." jelas Ando sambil mengingat kejadian kemarin.

"Sampai kapan si bego itu mau ngejar gue terus sih?" ucap Kevin frustasi lalu mengacak rambutnya.
"Vero ninggalin dia itu bukan karena gue!" Kevin lalu menyesap rokoknya lagi, mengehembuskan asapnya kasar seolah semua masalahnya ikut keluar bersamanya.

"Bian itu keras kepala Vin, batu. Mau dijelasin sampe lu jungkir balik juga dia gak bakal paham. Susah memang kalau udah soal cinta pertama Vin." jelas Zio, seolah dia paling paham soal semua itu.

"Uhuk, curhat mas?" goda Ando sambil mencolek pipi Zio.

"Diem lo!" bentak Zio lalu memukul Ando dengan bantal. Yang dipukuli bantal hanya tertawa karena sudah berhasil menggoda Zio.

"Eh Vin, btw kenapa lo sampe ke club gitu? Lia?" tebak Ando.

Kevin diam. Dia juga bingung apa yang membuatnya sampai menginjakkan kaki di club kemarin. Jadi dia hanya menaikkan bahunya tanda dia tidak mengerti kenapa dia pergi ke club.

"Ck, gue heran sama lo Vin. Lo sama Lia sebenarnya ada hubungan apa?" tanya Zio.

"Ya sahabat, apa lagi?"

"Yakin cuma sahabat? Gak ada perasaan lain?" goda Zio lagi.

"Apaan sih lo." ucap Kevin. Lelaki itu lalu menuju balkoninya.
"Gue cuma kecewa sama diri gue sendiri karena gak bisa ngejagain Lia lagi. Gue kecewa karena Lia disakiti oleh orang yang gue sayang." terang Kevin.

Zio berjalan mendekati Kevin, lalu menepuk bahu lelaki itu.

"Gue udah bilang dari awal, Rachel itu bukan cewek baik Vin. Dia kasar, gak ada lembutnya sama sekali. Gue sama Ando aja heran kenapa lo bisa suka sama cewek sejenis Rachel."

Kevin bertanya pada hatinya, apa dia salah memilih Rachel? Yang dia tahu gadis itu cantik, tahu semua yang dia sukai, dan selalu ada bersamanya. Apa itu tidak cukup untuk menjadi alasan menyayanginya?

"Belum telat untuk menyadari perasaan lo Vin." Zio mengingatkan Kevin. Sebenarnya dari dulu Zio sudah melihat ada yang berbeda tiap Kevin menatap Lia, hanya saja lelaki ini terlalu kaku untuk menyadari itu.

~~~

"Baju pantai udah?"

"Udah."

"Sunblok?"

"Udah."

"Kacamata?"

"Udah."

"Kamera?"

Terlambat [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang