10 - Meet Old Friend

17.2K 576 3
                                    

Di dalam kamar, Caramel tidak henti-hentinya berjalan mondar mandir sambil menggigiti ibu jarinya. Kerutan di dahinya pun tidak hilang-hilang sejak tadi.

Sebentar lagi Papa Dhika segera pulang.
Tadi setelah Sean pamit  pulang, sikap mama Nindi langsung berubah drastis terhadapnya.
Mama Nindi jadi diam seribu bahasa dan tidakk memperdulikan Caramel sampai saat ini, sudah menjelang malam mamanya itu belum ada tanda-tanda akan berbaikan dengannya.

Caramel semakin dibuat gelisah jika memikirkan kemungkinan-kemungkinan yang akan terjadi nanti saat Papa Dhika mengetahui segalanya.

' ayo mel.. berpikir.. berpikir..
lo harus berbuat sesuatu.. tapi apa ? '  batin Caramel.
Kakinya mulai terasa pegal, ia duduk di tepi ranjang lalu mengambil ponselnya untuk segera menghubungi seseorang.

" halo.. "

" ..... "

" sepertinya kita harus segera menemui mereka dan mengatakan semua yang sebenarnya terjadi.. "

" ...... "

" ya.. aku pikir sekarang saatnya.. segeralah kerumah.. "

" ..... "

" hmm..
baiklah..
aku menunggumu..
hati-hati ya..
hmm.. daahh.."

Sambungan pun diputus lebih dulu dari seberang.
Sekarang Caramel mulai bisa sedikit bernafas lega.
Semoga yang akan ia lakukan bersama seseorang tadi bisa berjalan lancar dan berhasil.

Caramel sudah tidak bisa memikirkan cara lain lagi selain cara ini.
Yang terpikirkan diotaknya kini hanya memberitahu kebenaran kepada semuanya.
Otaknya benar-benar buntu jika ia merasa gelisah seperti ini.

Tok.. Tok.. Tok..

" Kak..
dipanggil mama papa tuh di bawah.. kakak buruan turun ya.. " itu suara Sisil.
Caramel melotot mendengar apa yang dikatakan Sisil dari luar kamar barusan.

" Astaga apa katanya tadi ?
mama papa ?
berarti papa udah dirumah ?
ya ampun apa yang harus gue lakuin ? "
Caramel semakin merasa gelisah.

" ya ampun..
kenapa gak diangkat-angkat sih telponnya ?
ayo.. angkat dong..
duuuhh..
kenapa sekarang jadi sibuk siihh..?! " Caramel mondar-mandir dengan panik sambil meletakkan ponsel ditelinganya berusaha untuk menghubungi seseorang itu terus.

" ayo.. ayo.. berpikir.. berpikir..
apa yang harus gue lakuin..?
Jangan sampai kali ini gagal lagi.. " gumamnya sambil mematikan panggilan kemudian menutup wajahnya frustasi dengan kedua tangannya.

Tiba-tiba terdengar suara Sisil lagi.

" Kak..
ada temen kakak tuh dibawah..
kakak ngapain sih gak turun-turun ? capek tahu kak aku disuruh naik turun terus.. "

' temen ?! ' batin Caramel.

Ceklek

" siapa sih ? lima kurcaci ? "
tanya Caramel setelah membuka pintu kamarnya.

" bukan.. yang dateng cowok kak.. " jawab Sisil, membuat kerutan didahi Caramel tercetak jelas.
Jangan.. jangan..

" siapa sih ? Sean ?
kalau Sean ngapain lo panggil kakak.. kakak lagi malas ketemu sama dia..! " sungut Caramel, ia bersidekap sambil membuang muka karena ia kesal jika benar yang datang itu adalah Sean.
Ia tidak mau menemui cowok brengsek itu.

" bukan kak..
kayaknya baru pertama kali kesini deh..
aku nggak pernah liat sebelumnya.. " jelas Sisil.

" bukan..? "
tanya Caramel, kerutan tercetak lebih dalam lagi didahinya.

MARRIED with SEAN ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang