46 - The News of Pregnancy in Times of Grief

16.9K 387 3
                                    

Anastasia baru saja menutup pintu ruang mini bar dari luar.
Noland menatap marah juga sengit pintu yang sudah tertutup rapat itu.
Ia mengusap wajahnya dengan gusar, mengambil gelas diatas meja bar dan melemparkannya ke pintu.

Praaangg

Anastasia yang masih di depan pintu terkejut mendengar barang pecah dari arah belakangnya.
Badannya gemetar ketakutan, sepertinya kini dirinya sudah membangunkan singa yang sedang tidur.
Kedepannya akan sangat sulit untuk dirinya melangkah maju.

Nafas Noland memburu karena amarahnya yang sudah memuncak, tatapan matanya pun nyalang dan tajam membuat warna bola matanya menjadi merah.

" bagaimana bisa cewek sialan itu mengetahui semuanya ? "
tanyanya pada dirinya sendiri.

***

Zico yang sudah babak belur dihajar anak buah Noland berusaha keras agar dirinya tidak hilang kesadaran.
Mereka sudah pergi meninggalkan Zico beserta anak buah lainnya terkapar tak berdaya di lantai.
Tangannya yang lemas dan gemetaran sekuat tenaga ia angkat untuk meraih sebuah pegangan.
Ia berusaha berdiri dengan kedua kakinya.

Setelah ia mampu berdiri, segera ia berjalan dengan terhuyung-huyung mendekati teman-temannya. Memeriksa mereka, untungnya semua hanya dalam keadaan tidak sadarkan diri.
Hatinya melegah mengetahui diantara mereka tidak ada yang tewas.
Tiba-tiba saja ia ingat akan tuannya, dengan tergesa-gesa tangannya merogoh saku teman-temannya untuk mencari sebuah ponsel. Ponselnya tadi sudah hancur dirusak salah satu anak buah Noland.

Tuut.. Tuutt..

Zico resah tuannya tidak segera menerima panggilan telponnya.

" hallo.. "
terdengar suara berat yang tegas dari seberang.

" tu-tuan.. "
Zico kesulitan untuk berbicara lancar, dadanya terasa sakit.
Ia berusaha meminimalkan rasa sakitnya dengan menarik nafas dan membuangnya beberapa kali.

" Zico ?! kaukah itu ?
ada apa ? kenapa suaramu terdengar seperti itu ? "
tanya Sean dengan khawatir.

" kami.. dise-rang tuan.. rencana.. kita.. sudah ter-bongkar..
berhati.. hatilah.. tuan.. "
ujar Zico terbata-bata, setelahnya ia tidak sadarkan diri.

Sean terpaku di tempat duduknya, Dylan berusaha ikut mendengarkan percakapan antara Sean dan Zico dari kursi bagian depan mobil namun gagal.
Ia melirik melalui cermin spion diatasnya.
" ada apa, yan ? "
tanyanya menyadarkan Sean.

" mulai sekarang kita harus bekerja keras sendiri, lan..
keberadaan Zico sudah ditemukan, mereka semua.. "
Sean mengusap wajahnya sedih, tidak bisa meneruskan ucapannya.

" gue hubungi ambulance sekarang.. " timpal Dylan langsung.

Sean berpangku dagu sambil menatap keadaan diluar kaca mobil.
" langsung saja ke rencana C, rencana B sudah tidak bisa diharapkan lagi.." ucap Sean tidak bersemangat.

Dylan yang mendengarkan hanya menganggukan kepalanya sekali.
Setelah itu ia menginjak gas lagi menambah kecepatan laju mobil.
Mobil-mobil dibelakangnya mengikuti.

***

Baby Foyline menangis dengan sangat kencang, seperti memang sudah mengetahui jika suasana sekarang sangatlah genting.
Caramel semakin panik mendapati baby Foyline menangis kencang dan terus menerus tidak berhenti sedetikpun.

" sayang, tenanglah.. Aunty disini bersamamu.. Shh.. Shh.. Shh.. tenang ya.. "
Caramel mencoba menenangkan baby Foyline yang menangis keras sambil mengayun-ayunkannya digendongannya.

MARRIED with SEAN ✅ Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang