GLENNYS LAVENDER

Part 4-undercover?!

Part 4-undercover?!

# glennyslavender

" Ok sudah bahu kau Na? " mama bertanya.

" Ok sudah ni ma. "

Pagi itu saya bersiap-siap mahu ke balai.

" Na, Hendry ada datang rumah sama uncle John kau. Diorang putuskan pertunangan kamu. "
" Biarlah ma. "
" Kau tidak sedih kah Na? "

Saya tatap wajah mama. Sedikit sugul reaksi mama. Saya pegang tangan mama dan genggam erat.

" Buat apa saya mau sedih-sedih ma kalau benda sudah jadi. Biarlah tu, tidak juga saya rugi kalau putus tunang. Nanti saya cari menantu orang putih untuk kamu ar ma? " saya cuba bergurau sama mama.

" Ish kau ni Na! " mama tampar paha saya.

Saya ketawa.

" Kanapa tidak bagitau kami awal-awal? Tidak lah kau sangsara begini."

" Saya tidak mau susahkan mama sama bapa tapi bila keadaan sudah terlampau teruk, saya terpaksa bawa Lavender lari pergi sini tapi sama juga rupanya. "

" Jadi salama kau di KL kau bukan paguam ka Na? " mama bertanya lagi.

" Saya minta maaf ma. Saya tidak dapat tunaikan impian kamu! Saya apply jadi polis dan saya kena terima. Saya buat semua tu untuk Lavender. Saya jaga dia dari umur dia 5 bulan lagi ma. Saya tidak sanggup hilang dia. Saya sayang Lavender macam saya sayang kamu semua. " Jatuh sudah air mata saya tapi cepat-cepat saya lap.

" Kanapa kau tidak bagi saja tu budak sama diorang? Kau tinguk bha Na, apa jadi sama kau? Ada lagi kah lalaki yang mahu kahwin sama kau kalau nampak banyak parut di badan kau? "

Saya terketawa dengar mama cakap begitu.

" Saya pegang amanat mama Lavender. Lagipun kalau satu hari nanti mama dia datang jumpa saya tanya mana tu anak dia, apa saya mau jawab? "

Mama mengeluh.

" Banyak kah parut di badan kau Na? " mama tanya lagi.
" Ihh kenapa juga mama tanya begitu? "

" Nanti mama tidak dapat manantu lalaki. Na.. " mama bisik sama saya. " ..di anu kau ada parut kah? "

" Mama ni kan! Adakah tanya orang begitu. "

" Nanti lari maa laki kau malam partama kalau tidak santik Na. " mama cakap lagi.

" Ma, bha!! "

Berabis mama ketawa. Mama saya memang banyak mulut. Banyak tanya, banyak cakap tapi itulah yang paling saya rindu. Walaupun begitu, mama ada hati yang baik.

" Apa yang tidak cantik tu auntie? Siapa yang mau lari malam pertama? " tiba-tiba ada suara kami dengar bertanya dari luar.

Sekali kami pusing, Rio. Panas terus muka saya masa tu.

" Ohh kau bha pula Rio. Anu bha tu itu.. kau mau minum apa sudah tu Rio? Apa-apa saja bha kan? Kau duduklah dulu. " mama tukar topik.

Mama tanya tapi dia jawab sendiri. Terus mama berdiri dan melangkah ke dapur.

Rio sekadar senyum kambing sebelum melabuhkan punggung di hadapan saya.