Kohinoor #Part-28

3.6K 233 21
                                    


Assalamu'alaikum Wr.Wb
***

Cerita ini hanya Fiktif belaka, tidak ada unsur plagiat atau apapun dalam karya tulisan ini. Semua ini murni hasil dari pemikiran juga inspirasi Author. Jadi, jika ada kesamaan nama, tokoh, latar, alur, setting, cerita dan tempat itu sungguh tidak disengaja.

Jangan lupa tinggalkan jejak.
Vote, Read and Coment ;)

HapRead!!! :)

***



Flashback On

-----------------

Di minggu pagi yang cerah ini terlihat tiga gadis yang baru memasuki usia SMP tengah berjalan beriringan di taman kota. Sepertinya ketiganya tengah menikmati hari ini dengan berjalan-jalan santai disekitar taman. sesekali terdengar tawa renyah ketiganya saat melihat atau mengatakan sesuatu hal yang lucu.

Hingga salah satu dari tiga gadis itu yang memakai kacamata meringis kesakitan karena saking tak tahannya tertawa. Bayangkan saja, sejak pertama kali ketiganya datang ketaman selalu ada saja hal-hal yang membuat mereka tertawa.

"Aduhh.. Aduuhh.. Sumpah gue gak kuat, sakit banget perut gue" Ringis gadis berkacamata itu.

Tentu saja hal itu membuat kedua sahabatnya yang selalu membawa kipas kecil dan yang terlihat lugu panik. Walau keduanya juga merasa sakit di perutnya namun masih bisa mereka tahan.

"Lo sih, kalo ngomong suka asal aja" Omel gadis yang terlihat tenang namun lugu itu pada sahabatnya yang selalu membawa kipas kecil kemanapun.

"Iiiikhh.. Tuh kan. Malah nyalahin, orang gue ngomong fakta, kok" Kata gadis yang membawa kipas kecil itu tak terima.

"Yakan, lo gak boleh ngomong gitu. Kasian kan kakek-kakek itu yang dimarahin cucunya karena salah nyebut nama. Mana dikatain orang tua pikun yang bego lagi" Cerosos gadis lugu itu lagi.

"Ikh Ifyyy.. Gue emang ngomong apa adanya kok. Lagiankan cucunya sendiri tuh yang bilang kalo kakek-kakek tadi orang tua pikun yang bego. Yaa gue cuma ikut-ikutan aja" Balas sigadis pembawa kipas kecil itu keukeuh bahwa dirinya tak bersalah.

"Tetep aja itu gak boleh" Cerca gadis lugu tadi dengan wajah cemberutnya.

"Boleh"

"Enggak"

"Boleh"

"Enggak"

"Bol.."

"Ify.. Zeze.. Kok kalian malah berantem sih?" Tanya gadis berkacamata yang sedari tadi memperhatikan perdebatan tak penting antara Ify -gadis lugu- dan Zeze -gadis pembawa kipas- dengan tatapan malasnya.

"Loh. Kok Dea bisa ngomong?" Tanya Ify polos.

Dea yang mendengar itu mendengus sebal. Ia menatap kesal Ify dibalik kacamata minusnya.

"Yaaa terus lo pikir gue ini bisu" Manyun Dea membuat Ify terkekeh pelan.

Lalu dengan segenap perasaan gemasnya Ify mencubit pipi Dea yang memang berisi. Hal itu tentu saja membuat siempunya pipi meringis kesakitan. Sementara Zeze hanya tertawa seolah kesakitan Dea karena cubitan Ify adalah kebahagian terbesarnya.

"Hahahaha.. Lagi Fy, lagi.. Hahaha.. Muka Dea lucu, kaya orangutan yang mulutnya ditarik kesamping. Hhahaha" Ujar Zeze memberi semangat pada Ify untuk terus mencubit Dea dengan kata-kata yang puas meledek Dea.

Kohinoor ✔Where stories live. Discover now