Kohinoor #Part-38

5.1K 290 77
                                    


Assalmu'alaikum Wr.Wb
***

Cerita ini hanya Fiktif belaka, tidak ada unsur plagiat atau apapun dalam karya tulisan ini. Semua ini murni hasil pemikiran juga inspirasi Author. Jadi, jika ada kesamaan nama, tokoh, latar, alur, setting, cerita dan tempat itu sungguh tidak di sengaja.

***




Meeting sudah berakhir dari 15 menit yang lalu. Tapi Rio masih berada di ruang meeting dengan pikiran yang melayang entah kemana. Namun yang pasti hampir sepenuhnya isi di dalam pikirannya hanya Ify. Ya hanya gadisnya itu. Siapa lagi?

Ternyata di ruang meeting ini bukan hanya ada Rio tapi juga Gabriel, Alvin dan Cakka yang memperhatikan Rio dengan serius.

"Haaahh"

Rio menghembuskan nafas kasar lalu berdiri dari kursi besarnya. Ia menoleh pada sahabat-sahabatnya yang sudah lima tahun ini ia abaikan. Merasa bersalah? itu sudah pasti!.

Tapi sekali lagi, ia memilih untuk bersikap seperti ini bukan tanpa alasan. Seorang Rio tidak akan pernah gegabah dalam melakukan sesuatu tanpa dipikir matang-matang. Kecuali...

Kejadian 6,5 tahun lalu yang masih terekam jelas di otaknya. Dan kini atas kecerobohannya yang pertama kali ia harus rela gadisnya melupakan dirinya.

"Aku akan pergi keluar sebentar untuk mencari sesuatu. Kalian jika ingin ke ruanganku? Pergilah" Ujar Rio datar yang hanya diangguki oleh Cakka, Alvin dan Gabriel.

Alvin, Cakka dan Gabriel menatap nanar punggung Rio yang sudah hilang dibalik pintu keluar-masuk ruang meeting.

"Jujur gue cape sekarang" Celetuk Cakka tiba-tiba.

Alvin dan Gabriel menatapnya tak mengerti.

"Iya gue cape sama semua ini. Sikap acuh Micher sama kita. Amnesia Ify yang lupa tentang kita semua. Dan sandiwara kita yang menyebut diri kita dengan nama depan kita saat berhadapan dengan Ify" Jelas Cakka yang hanya dibalas tatapan datar ala Alvin dan Gabriel.

Cakka yang melihat kedua sahabatnya bereaksi seperti itu mendengus sebal. Ia menatap sinis keduanya yang masih menatap dirinya datar.

"Gak cocok lo berdua natep gue datar kek gitu" Cela Cakka membuat Alvin dan Gabriel mendengus.

"Kampret lo" Umpat Gabriel sambil melempar Cakka yang duduk di depannya dengan bolpoint.

"Eh, Yel. Soal rencana lo tentang acara pertunangan Shilla udah tau" Ujar Alvin tiba-tiba membuat Gabriel membelalakkan matanya kaget.

"Kok bisa?" Tanya Gabriel tak percaya.

"Noh, pacar si sipit yang ngasih tau. Lo tau sendiri, kan? Si Via gimana mulutnya? Ember banget" Sahut Cakka sambil menunjuk Alvin dengan senyum mengejek.

Alvin melolot pada Cakka dengan isyarat agar pemuda tampan yang cerdas itu diam. Sementara Gabriel hanya menatap Alvin dingin.

"Seharusnya gue gak ngasih tau rencana gue sama kalian" Dengus Gabriel kemudian berdiri.

Meninggalkan Alvin yang mengerutu dan Cakka yang tersenyum puas menatap Alvin dengan tatapan mengejek. Melihat itu Alvin hanya mampu mengumpat dalam hati akan sifat Cakka yang kadang-kadang suka mengadu domba.

'Dasar sahabat laknat lo, Kka'

Kemudian baik Alvin maupun Cakka berdiri dari duduknya menyusul Gabriel yang sudah pergi entah kemana.

Kohinoor ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang