Satu hari yang lalu, aku baru saja mengunggah selfie di Instagram. Menurutku, foto itu bagus. Warnanya senada dengan foto-fotoku sebelumnya, dan senyumku juga bagus.
Tapi, anehnya, likes-nya masih sedikit sekali. Biasanya, kalau aku post foto (apalagi selfie) dalam satu hari aku bisa mendapatkan minimal 4,000 likes, ini baru 3,600 likes! Apa sih, yang salah dengan fotoku itu?
Karena sebal, aku pun memutuskan untuk berbicara mengenai itu di Instagram story.
Aku mengarahkan kamera depan ponsel ke wajahku kemudian berkata, "Hai guys, gue kemarin post foto, lho. Yang belum like, like sekarang, ya!"
Setelah selesai, aku melihat lagi hasil story-ku kemudian mengernyit. Tidak! Di awal video aku sempat cengo. Tidaktidaktidak!
Aku pun segera menekan silang dan membuat story baru.
"Hai guys, gue kemarin post foto, lho. Yang belum like, like sekarang, ya!"
Setelah selesai, aku pun melihat lagi hasil story itu. Hmm, sudah lebih baik. Tapi tunggu sebentar...
Sepertinya lebih enak didengar kalau aku menggunakan 'hei' daripada 'hai'.
Aku pun mencoba sekali lagi.
"Hei guys, gue kemarin post foto, lho. Yang belum like, like sekarang, ya!"
Kemudian, aku memperhatikan lagi hasilnya dan sadar ada yang kurang.
Aku lupa bilang terima kasih! Bagaimana kalau nanti orang-orang menganggapku sombong dan pemaksa?
Aku pun buru-buru membuat story lagi.
"Hai guys, gue kemarin post foto, lho. Yang belum like, like sekarang, ya. Makasih!"
Kemudian aku sadar.
Kenapa aku menggunakan 'hai' lagi?!
"Hei guys, gue kemarin post foto, lho. Yang belum like, like sekarang, ya. Makasih!"
Nah, selesai juga. Aku pun segera mengunggah story itu.
[]
Ternyata, keesokan harinya, likes selfie-ku yang terakhir baru 3,998. Menyebalkan sekali, sih. 4,000 likes saja belum sampai (dan ini bahkan sudah dua hari!).
Aku memperhatikan lagi foto itu dengan saksama. Hmm, sepertinya memang di foto ini, aku sedang jelek.
Aku pun memutuskan untuk menghapus foto itu dari Instagram.[]
16 Juni 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
When Social Media Comes Alive
Short StoryTidak ada yang salah dengan media sosial. Yah, setidaknya, itu pendapatku sebelum tiga remaja asing seumuranku datang menghampiri dan mengaku bahwa mereka bernama Instagram, Wattpad, dan LINE. Kalau itu belum cukup aneh, mereka tidak sekadar datang...