Chapter 1 - I Agree

139K 8.7K 62
                                    

Rumah dua tingkat yang terletak di Kota Bandung tampak ramai oleh dua mobil yang terparkir di garasi yang cukup luas. Sepasang suami istri paruh baya tersenyum sambil menyambut tamu istimewanya.

"Assalamualaikum..."

"Waalaikumussalam." Farid dan Dina, pemilik rumah saling bersalaman pada Rivan dan Rissa, tamu mereka.

"Ayo, masuk," ajak Dina.

Rivan dan Rissa tersenyum seraya mengikuti langkah pemilik rumah.

"Ilhamnya dimana Ris?" tanya Dina.

"Masih di mobil, tadi ada telpon dari temannya."

Dina mengangguk. Mereka berempat pun mengobrol singkat hingga suara salam seorang pria terdengar. Ilham menyalami punggung tangan Farid dan Dina bergantian setelah itu duduk di sebelah Rissa. Ibundanya.

"Nak Yasminnya dimana Din?"

Farid menoleh menatap Dina. "Iya, Yasmin dimana?"

"Kayaknya masih di kamar deh. Sebentar ya saya panggilkan dulu." Dina tersenyum lalu pamit.

Mereka semua mengangguk. Dina mengetuk pintu kamar Yasmin berkali-kali hingga wajah putri kesayangannya itu muncul.

Dina mengerutkan keningnya melihat wajah sang putri yang berbeda. Dina menyentuh pipi Yasmin yang memucat.

"Kamu kenapa sayang? Ko pucat? Sakit?" tanya Dina beruntun dan hanya di jawab gelengan lemah oleh Yasmin.

"Yas nggak papa ko, Bu."

"Beneran?"

Yasmin mengangguk yakin membuat Dina menghela napas lalu mengangguk. Ia membantu Yasmin yang berjalan agak sempoyongan.

Ketika kaki mereka akan menginjak anak tangga, Yasmin menahan tangan Dina supaya berhenti sejenak.

"Ada apa? Tamunya sudah lama menunggu," tanya Dina.

"Kak Naf ajak ya Bu?" pinta Yasmin membuat Dina mengerutkan keningnya.

"Buat apa?" tanya Dina tak suka.

"Ajak aja ya Bu. Kak Naf kan kakak Yas. Yas pengen Kak Naf ada di sana."

"Tapi sayang--"

"--Bu... Ya?" pinta Yasmin memelas membuat Dina mengangguk tak ikhlas.

Ia pun menyuruh Yasmin untuk tunggu sementara dirinya memanggil Putri keduanya.

Tanpa mengetuk pintu, Dina langaung membuka pintu kamar Nafisah membuat gadis yang tengah duduk di atas sajadah dengan quran di tangannya terperanjat kaget.

"Ibu..." gumam Nafisah.

Dina menatap datar Nafisah. "Ayo ke bawah, Yasmin memintamu ikut bersamanya."

Tanpa protes, Nafisah menutup quran dan melepas mukena, setelah itu mengikuti langkah sang Ibu. Yasmin tersenyum melihat kehadiran Nafisah.

Sementara Nafisah sendiri hanya tersenyum tipis ketika senyum yang ia tangkap adalah senyum yang bermakna. Bukan senyuman tulus pada umumnya.

Dina meminta maaf pada tamunya karena membuat mereka lama menunggu. Rivan dan Rissa tersenyum lalu mengatakan tidak apa-apa.

Mereka saling berpandangan melihat gadia cantik yang akan menjadi menantunya.

"Bissmillah, kita mulai saja acara malam ini," ucap Farid memecah keheningan yang terjadi.

Rivan mengangguk, ia menatap Iham yang sibuk pada ponselnya. Rivan berdehem membuat Ilham menghela napas panjang lalu menyimpan ponselnya di saku celana.

Cinta Halal - [ Marriage Love Series 1 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang