Epilog

100K 5.3K 171
                                    

Nafisah mengerjapkan matanya kala ia mendengar suara tangisan. Tersadar dengan suara siapa, ia buru-buru membuka matanya. Namun, saat akan bangun ia merasa tubuhnya sulit di gerakan karena tubuhnya di kunci oleh pelukan Ilham.

Nafisah tersenyum, ia menciumi pipi Ilham seraya mendekatkan bibirnya ke telinga sang suami.

"Mas Ilham, pelukannya Naf lepas ya, Faris menangis," bisiknya pelan kemudian menarik lengan Ilham di pinggangnya.

Sebelum benar-benar pergi, Nafisah mengusap kening Ilham.

"Nanti Naf kesini lagi bawa Faris."

Nafisah tersenyum geli ketika Faris mengulurkan tangannya minta di peluk dengan ekspresi yang sangat lucu.

"Assalamualaikum Faris, anak Bunda udah bangun ya," sapanya yang langsung menggendong dan menciumi Faris.

"Kita bangunin ayah yu."

"Ayah... Bangun, udah siang..."

Faris menepuk-nepuk wajah Ilham sampai pria itu terganggu lalu membuka matanya. Senyuman tercetak jelas di wajah Ilham begitu Faris berceloteh senang melihatnya bangun.

"Uhhhh anak Ayah yang ganteng udah bangun," seru Ilham sambil membenamkan kepalanya di perut Faris.

Faris berceloteh riang karena kegelian. Ia sampai menarik rambut Ilham supaya menjauhkan kepala sang ayah dari perutnya.

"Anak ayah gemesin banget sih," ucapnya setelah menjauhkan kepalannya. 

Faris mengulurkan kedua tangannya minta di gendong Ilham. Nafisah yang melihat interaksi antar ayah dan anak itu hanya bisa tersenyum.

Betapa bahagianya kehidupan Nafisah saat ini. Tak henti rasa syukur ia katakan kepada Allah, dimana Dialah pemberi kebahagian ini. Anak yang di cintainya dan suami yang mencintainya tak tanggung-tanggung Allah berikan.

Nafisah menghampiri Ilham yang sedang bercanda ria dekat jendela.

"Naf, hari ini ajak Faris keluar yu. Kita jarang banget keluar bertiga sama Faris. Mumpung liburnya Mas lumayan panjang."

Senyum Nafisah langsung terbit, "Boleh."

Pandangannya langsung beralih menatap Faris. "Ayo, Farisnya mandi dulu. Ayah mau ajak kita pergi."

"Faris mandi sama Ayah aja, Bunda. Biar bunda siapin bajunya Faris aja," ucap Ilham dibalik kepala Faris, seolah-olah Farislah yang berbicara.

Nafisah menyipitkan matanya namun tk urung terkekeh geli. Apalagi ketika melihat wajah kegirangan Faris seperti bayi gembil itu mengerti akan perkataan sang ayah.

"Yaudah, Bunda siapin air nya dulu. Nanti mandinya sama Ayah ya," ucapnya kemudian menciumi pipi Faris dan Ilham bergantian.

Nafisah membuka lemari baju Faris. Mengambil dua setel baju kemudian mencari sepasang kaos kaki. Ketika ia akan menarik topi, tiba-tiba sebuah kertas berwarna biru jatuh tepat di atas kakinya.

Nafisah mengambil kertas itu, dimana di depannya ada tulisan yang diperuntukan dirinya. Dengan rasa penasaran yang tinggi,  Nafisah membuka kertas tersebut.

Teruntuk
Naf-Naf pesek istrinya Mas tercinta.

Masih inget kan malam ini itu malam apa? Malam dimana Mas melihat kamu untuk pertama kalinya. Dimana Yasmin minta kamu buat gantiin dia jadi Istri Mas.

Hari ini mungkin nggak begitu spesial buat kamu, tapi bagi Mas, pertemuan pertama ini menjadi takdir yang terindah. Mas sangat-sangat bersyukur Allah memberikan bidadari cantik luar dalam seperti kamu. Juga malaikat kecil di tengah keluarga kita.

Cinta Halal - [ Marriage Love Series 1 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang