10-

48.5K 4K 55
                                    

Senin pagi yang cukup terik membuat semua siswa yang tengah berbaris rapih kegerahan dan berdiri dengan beribu keluhan.

Suasana upacara berlangsung khidmat,  tapi yang membedakan hari ini Ratu ikut melangsungkan upacara dan berdiri dengan tenang.

Karena ia memiliki postur tubuh yang terbilang tinggi maka ia baris dibagian belakang bergabung dengan lelaki.

Teman-temannya tampak cekikikan entah membahas apa. Biasanya Ratu akan ikut andil tapi karena rasa kantuk yang menguasai ia hanya diam.

Sampai guru yang mengawas berlangsungnya upacara menegurnya membuat mereka terdiam semua.

Guru itu berjalan dan berhenti disamping Ratu. Bu Kenny memperhatikan Ratu dari atas sampai bawah jangan lupa dengan tatapan herannya.

"Mana dasi kamu ?!". Ratu melirik guru itu.

"Ada"

"Mana  ?!". Ratu menghela nafas malas,  ia merogoh sakunya lalu mengeluarkan dasi dari sana dan menunjukan ke guru cantik itu.

"Nih"

"Ya udah pake !". Ratu memutar kedua bola matanya,  tapi tak alih ia menuruti perintah guru itu.

Setelah selesai ia berucap kepada guru itu.
"Udah"

Guru itu menoleh menatap Ratu.
"Apa-apaan ini !"

Ratu melirik dasinya.

"Jadi pendek gini ! Trus segitiganya jadi gede gini ! Miring lagi  !". Ucapnya nyaring sehingga sebagian siswa menoleh dan menatap Ratu. Mereka semua terkikik geli melihat Ratu yang tampak konyol dengan dasi itu. Padahal dasi itu panjang tapi entah kenapa ketika Ratu yang memakainya menjadi pendek.

"Pakai yang bener dasinya ! Kalian liat lagi kedepan !". Tegurnya

"Saya gak bisa bu". Guru itu terlihat menghela nafas lalu matanya beralih kearah bajunya.

"Ini bajunya masukin !". Jeritnya

Tanpa bantahan Ratu langsung melakukannya.
"Udah"

Bu Kenny menatap Ratu lagi.
"Ini belakangnya juga dimasukin dong masa depannya doang! "

Ratu langsung menurutinya,  agar guru itu cepat pergi karena menurutnya sangat cerewet.

Bu Kenny menatap Ratu yang tengah memasukan bajunya. Sebenarnya banyak sekali pelanggaran yang dilakukan Ratu, tapi ia memutuskan diam karena sudah malas menegur siswi itu, karena berapa ratus kali pun ia menegurnya siswi itu tidak akan kapok.

Ia memutuskan pergi karena berurusan terus dengan Ratu hanya membuat darahnya mendidih.

Setelah pembaca susunan upacara menyatakan bahwa upacara telah selesai semua siswa berhamburan menuju kelas masing-masing.

Sepanjang jalan Ratu menjadi bahan tertawaan teman-temannya yang mempermasalahkan dasi pendek sekaligus gede.

Ratu hanya bisa menampakan tampang kusut karena matanya sudah tidak betah untuk melihat sekitar, sepanjang jalan ia terus menguap.

Semalam ia pergi ke club lagi dan ia baru pulang jam 4 tadi. Ia berniat masuk agak siangan tapi ketika Eva temannya yang cerewet itu terus saja menelfonnya dan bilang dipelajaran pertama ada ulangan harian maka ia pun memutuskan menunda tidurnya dan bergegas kesekolah.

Ratu tak begitu memperhatikan jalan sampai bahunya ditabrak seseorang. Ia sedikit terhuyung kesamping tapi karena malas melihat siapa yang menabraknya ia memutuskan terus berjalan dan tak mempermasalahkan itu.

Ratu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang