21-

39.6K 3.4K 306
                                    

"Eh gue ke kelas dulu ya". Ucap Adit bangkit dari duduknya diikuti tiga orang lainnya.

"Ah gak asik lu". Ucap Raka.

"Bukannya gitu, pelajaran Bu Nur soalnya. Males dah kalo kita disuruh nulis 'saya tobat' sampe ratusan". Ucap Bayu ikut angkat bicara.

Raja terkekeh. "Ya udah sanah gih"

Mereka pun bersalaman ala lelaki.
"Rat, kita duluan ya". Teriak Adit.

Ratu yang sedang membeli minuman kemudian menoleh lalu mengacungkan jempolnya.

Setelah kepergian Adit dan yang lain kini hanya menyisakan Raja, Raka, Gerry dan Ratu yang tengah berjalan ke arah mereka.

"Minum nih". Ucap Ratu seraya meletakan minuman yang ia beli.

Raka yang sedari tadi hanya bersandar sambil memainkan ponselnya pun menegakkan tubuhnya membuat ketiga orang itu menoleh ke arahnya.

"Main truth or dare yuk". Ajak Raka sedangkan yang lain hanya saling pandang.

Gerry mengangkat bahunya. "Ikut aja gue mah"

"Gimana lu Ja? ". Tanya Raka.

"Seterah"

"Lu Rat? "

Ratu sejenak berfikir sampai akhirnya ia berucap. "Seterah lu deh"

Raka yang mendengar itu langsung sumringah, ia langsung mengambil jatah minumannya dan menenggaknya sampai habis.

"Patokannya pake ini ya". Sambil menunjuk ke arah botol yang ada di genggamannya.  "Arah tutup botol ini yang jadi sudutnya".

"Siapa dulu nih? "

"Gue dulu aja trus muter ke kanan". Ucap Gerry yang berarti Raka adalah yang terakhir lalu disetujui oleh semuanya.

"Oke gue mulai ya". Gerry mulai memutar botolnya dan berhenti tepat ke arah Raka.

"Truth or Dare? ". Ucap Gerry cepat

"Truth". Jawabnya cepat ketika menyadari jawabannya sendiri cowok itu hanya bisa tersenyum masam.

Gerry menyeringai. "Dari sekian kisah cinta lu yang mana yang paling mengenaskan ? "

Raka menghela nafas pasrah. "Kisah cinta gue yang paling mengenaskan itu ketika gue ngerencanain besok mau nembak tuh cewek eh besoknya cewek itu udah jadian sama sahabat gue"

Raja langsung bertanya. "Siapa? "

"Lu". Jawab Raka santai tapi berhasil membuat Raja melotot.

"Gue? "

Raka tersenyum masam. "Lu masih inget Tania? Ya itu"

Raja langsung membelakkan matanya. "Gu-e gak tau kalo lu..

"Udah lah, gue paham kok. Lagi pula salah gue juga gak pernah cerita. Itu juga udah lama kejadiannya, santai bro" sanggah Raka diakhir ucapannya dengan cengiran bodohnya.

"Ayo giliran lu Rat"

Ratu pun segera mengambil botolnya dan memutarnya.

"Truth or Dare". Ketika botol itu berhenti.

"Truth". Jawab Gerry cepat.

Seketika Ratu langsung tersenyum senang. "Mantan lu yang mana yang paling susah dilupain? "

"Maia". Ucapnya dengan pasrah.

Ratu terkekeh sambil mengangkat alisnya. "Bukannya lu gak suka sama dia? Lu pacarin dia karena kasihan doang kan waktu itu? "

"Mungkin ini yang namanya cinta datang terlambat". Ucapnya lagi-lagi dengan nada pasrah.

Raja, Ratu dan Raka hanya bisa terkekeh.

"Mengenaskan banget sih hidup lu". Ledek Raka

"Eh panjul, inget lu lebih mengenaskan". Mereka semua pun tertawa.

"Udah ah lanjut. Giliran lu Ja"

Raja pun segera melakukannya dan berhenti tepat didepan Gerry lagi.

"Truth or Dare? "

"Dare"

"Karena lu milih dare, gue kasih tantangan...". Raja berfikir sejenak melihat kesekelilingnya.

"Nah lu liat nenek itu gak Ger". Tunjuk Raja mereka semua pun mengikuti arah pandang Raja.

"Nah lu samperin nenek disebrang jalan itu trus lu bilang 'nek Gerry mau kentut nih". Sontak membuat yang lain tertawa kecuali Gerry.

Gerry hanya bisa mengusap rambutnya kasar membuat yang lain tertawa melihat kesengsaraannya.

Gerry segera bangkit dari duduknya dan mulai berjalan dengan langkah berat.

Dari kejauhan mereka bertiga melihat Gerry yang mulai menyebrangi jalan dan menghampiri nenek itu yang tampak sedang menunggu kendaraaan umum.

Terlihat nenek itu tersenyum ke arah Gerry tapi setelah Gerry mengucapkan apa yang disuruh Raja, seketika nenek itu merubah raut wajahnya menjadi garang lalu memukul Gerry dengan tasnya.

Mereka yang hanya melihat dari kejauhan langsung tertawa.

Gerry berjalan sambil mengusap lengannya.
"Terus aja ketawa terus". Ucap Gerry ketika sudah duduk lagi tapi mereka masih saja tertawa.

"Gue mah dendam sama lu Ja". Ucap Gerry sambil menunjukan wajah sengsaranya.

"Weshhh santai bro, gue sengaja tadi"

"Anjir". Balas Gerry dengan kekehan.

"Udah udah, sekarang giliran gue". Raka mengambil botolnya lalu memutarnya.

"Truth or Dare? "

"Truth". Jawab Ratu tanpa berfikir.

Sial. Batinnya.

Raka menyeringai. "Siapa orang yang lu suka sekarang? "

Seketika suasana menjadi hening.
Seakan pertanyaan itu adalah hal yang sangat terlarang untuk saat ini.

Ratu menutup mulutnya rapat-rapat seakan-akan ia tidak akan membiarkan satu kata pun keluar dari mulutnya ekspresinya bahkan tak terbaca.

Suasana menjadi tegang, Gerry yang mengerti perasaan Ratu karena tidak ada yang tahu kalau Ratu masih memendam rasa kepada Adrian langsung angkat bicara. "Rat...

"Raja"

Sepertinya Gerry salah menilai.

"Gue suka sama lu". Ucap Ratu sambil menatap lurus Raja.

***

Tadinya cerita ini 5 part lagi bakal selesai tapi kalo dipikir-pikir bakal panjang setiap partnya. jadi kasian dikaliannya, pasti bacanya pusing kalau setiap partnya kebanyakan jadi sabar ya :).

Tapi sebelumnya aku mengucapkan terimakasih kalian sudah baca cerita aku, semoga suka. :)

See you ... :)

Ratu [Selesai]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang