Prolog

275 25 10
                                    

Kaleah hendak melangkah memasuki kamar barunya. Namun belum sempat ia menyentuh keramik yang berbeda warna itu, kakinya mengambang di udara.

"Jangan memasuki kamarku!" Elijah berbicara tanpa memandang Kaleah. Lelaki itu sedang mencari benda mengkilat di lemari.

"Oh, oke." Hanya itu yang diucapkan Kaleah sebelum ia menarik kakinya ke tempat semula.

"Kamu tidak perlu menungguku. Sekarang mendingan kamu siap-siap membawa barangmu keluar dari rumah sini." Elijah lalu membalikkan badannya. Ia menatap Kaleah dengan penuh kebencian. Tangannya melemparkan sebuah kunci tepat di hadapan Kaleah, "kamu ambil kunci itu dan cepatlah keluar dari rumahku!"

Kaleah tidak langsung mengambil kunci itu. Ia berdiri mematung sambil menatap Elijah tak percaya, "Kamu mengusirku? Apa maksud kunci itu?"

"Yeah, sepertinya begitu. Mulai detik ini dan seterusnya, aku tidak ingin melihatmu lagi. Itu kunci rumahmu."

"Kita baru saja menikah beberapa jam yang---."

"Dan aku tidak pernah menganggap pernikahan itu terjadi." Elijah berjalan perlahan, ia mendekati Kaleah. Ia menatap perempuan dengan tatapan sadis. Ia membungkuk, agar matanya berpandangan lurus dengan mata Kaleah. Elijah tersenyum saat melihat perubahan ekspresi Kaleah. "Jangan harap ada malam pertama, karena aku tak sudi berbagi tempat tidur denganmu. Bahkan aku tidak sudi mendengar embusan napasmu."

Kaleah tidak bisa menahan emosinya. Ia terdiam, lututnya bergetar hebat. Matanya sudah berkaca-kaca. Tidak menyangka kalau suaminya berprilaku seperti itu pada dirinya.

"Kenapa kamu masih berdiri di sini, hah? Aku sudah bilang, kalau aku ingin kamu segera keluar dari rumahku. Apa kamu tuli?"

Kaleah tak sanggup membendung air matanya lagi. Ia menangis, ia segera mengambil kunci rumah yang ada di dekat kakinya.

"Elijah Hartono Taheer, aku akan mengingat setiap kejadian malam ini. Terima kasih sudah menyadarkan untuk tidak pernah mencintaimu. Terima kasih karena kamu tidak menyembunyikan rasa bencimu padaku. Dan kuharap kamu tidak akan pernah menyesali perbuatanmu padaku." Kaleah mengusap air mata di pipinya dengan punggung telapak tangannya. Ia tidak menatap Elijah sebelum kakinya benar-benar melangkah pergi.

Aku Tidak Terima Diriku DitinggalkanWhere stories live. Discover now