BAB KEENAM

2.9K 388 12
                                    

Ify dan Emily terus berpura-pura tertidur, perjalanan ini semakin lama semakin mencekam. Ify memutar tubuhnya sedikit sehingga menghadap ke arah Kinan dan jendela mobil. Dia membuka sedikit kelopak matanya. Gelap, hanya itu yang bisa ia tatap di luar Jendela. Tidak ada lampu jalanan, warung, rumah penduduk, ataupun lainnya. Dimana mereka sebenarnya?

Ify berbalik, menghadap Emily. Dia menyenggol lengan kanan gadis itu. Tak lama, jempol tangan kanannya terangkat pertanda bahwa gadis itu belum tertidur.

Ify nampak berpikir, untuk apa mereka berdua pura-pura tertidur jika bus ini tetap berjalan tidak pada tujuannya? Untuk apa mereka terjaga jika mereka tetap terperangkap dalam situasi aneh ini.

"Pak! Apa kita masih lama?"

Emily melotot, dia menatap Ify dengan penuh tanda tanya.

Suara sepatu mendekati kursi mereka, Emily langsung memejamkan matanya lagi. Biarkan Ify melakukan hal sesukanya.

"Tidak, sedikit lagi sampai."

Ify menautkan alisnya. "Bali?"

Pemandu itu tersenyum, senyum aneh. "Tempat tujuan."

Ify diam. Pemandu itu menatap nya terus menerus.

"Kau tidak bisa tidur?" Tanya pemandu itu.

Sebelum sempat menjawab, Ify merasakan lengannya ditusuk sesuatu. Dia melotot tajam. Pemandu itu menyuntiknya! Dia melihat pemandu itu tersenyum misterius dan Emily menampakkan ekspresi terkejut yang tertahan dan kemudian pandangannya menggelap total.

***

Emily menutup matanya dengan gelisah, sedari tadi dia membangunkan Ify dengan berbagai cara namun hasilnya nihil.

"Cuma ada cara satu kali lagi!" Emily berbisik semangat. Dia membuka mata, menatap wajah Ify yang benar-benar seperti orang tertidur pulas. Emily membentuk telunjuk dan jari tengah tangan kanannya seperti penjepit, dia menjepit lubang pernapasan Ify berharap gadis itu sesak napas dan terbangun.

"What the--" Emily mengendurkan tangannya, sudah 20 detik dia menutup saluran pernapasan temannya itu tetapi tidak ada juga pergerakan dari Ify.

Cittt

Hampir saja Emily terjerembab kedepan jika saja refleksnya tidak begitu bagus, gadis itu langsung memejamkan matanya. Apa yang terjadi? Mengapa mobil itu berhenti mendadak? Apa pergerakannya diketahui?

Lama mobil berhenti, kemudian Emily tidak merasakan mesin mobil yang bergerak. Mereka mematikan mesinnya, otomatis AC yang di dalam pun ikut mati. Emily ingin membuka matanya, tapi belum ada suara dari teman-teman yang lain ia kurungkan niatnya itu.

Sekitar enam menit berlalu, Emily sudah mendengar obrolan-obralan kecil dari teman bus nya. Matanya terbuka sempurna, dia menatap Kinan yang nampak kebingungan. Tetapi pandangannya beralih pada Ify yang belum juga sadar. Emily mengguncang-guncang bahu Ify, tetap saja gadis itu tidak membuka matanya.

"Fy.. Ify.." Kinan ikut membangunkan gadis itu, bedanya dia sedikit lemas seperti khas orang bangun tidur.

"Perhatian semua!" Suara barithon dari depan menghentikan aktivitas seluruh siswa, mereka sontak menatap pria paruh baya yang memberi interuksi.

"Maaf sekali sebelumnya, ini diluar dugaan kami sebagai guru pendamping. Kita tersesat..." Pak Anto, beliau menghela napas bersalah. Disetujui anggukan oleh Pak Wildan.

"Hah?" Hampir semua siswa terkejut. Mereka saling berbisik-bisik dengan temannya.

"Pak!" Interupsi salahsatu siswa.

The Diary From Dead [COMPLETED✓]Where stories live. Discover now