BAB KEDUA PULUH

2.2K 251 5
                                    

Penduduk desa dibuat geram karena para murid yang membunuh sebagian dari mereka, beberapa penduduk yang masih hidup terus mengejar Ify dan Dendi. Mereka berdatangan dari gang-gang kecil dan berusaha memutus jalan untuk Dendi dan Ify.

Dengan beberapa sayatan Dendi menyapu penduduk yang berusaha menghalangi langkahnya. Ify mengeratkan pegangannya pada tangan Dendi. Ia berusaha melawan penduduk yang menyerang mereka dari arah belakang.

Sudah sering kali kaki Ify tersandung mayat yang tergeletak di jalanan. Untung saja dengan sigap Dendi mengeratkan kaitan tangannya dengan Ify sehingga gadis itu tidak terjatuh.

Ify melihat kearah mayat-mayat itu, tidak sedikit matanya menangkap temannya yang kini sudah menjadi mayat dengan tampilan mengerikan, dengan satu mata terbuka dan satu yang lainnya sudah menjadi genangan darah hingga penampilan yang tidak pernah Ify bayangkan sebelumnya.

Dari kejauhan, Dendi melihat klinik dan beberapa orang di dalamnya. Dan matanya berhasil menangkap sosok Ryan yang sedang berdiri berkacak pinggang di depan pintu klinik. Lantas, dia langsung berlari sambil masih menuntun Ify untuk ke klinik itu.

Sembari berlari, Ify merasakan ada banyak suara kaki yang ikut berlari di belakang mereka. Dia menengok ke belakang, lagi-lagi entah dari mana munculnya segerombolan penduduk berusaha mengejar mereka. Ify seperti berada dalam reka adegan film yang pernah ditontonnya bersama Emily dan Kinan, kalau tidak salah judulnya Train to Busan, sayangnya mereka bukan tengah dikejar zombie melainkan psikopat yang berwujud manusia.

"Arah jam enam!!" Ify memekik tertahan.

Dendi memutar kepalanya ke belakang, ia mengangkat satu alisnya saat melihat segerombolan penduduk yang mengejar mereka. Pikirnya, masih ada saja warga yang hidup.

Dengan mempercepat langkah, kini mereka sudah berhasil memasuki klinik itu. Dendi berusaha menutup klinik dengan tubuhnya. Pintu klinik yang terbuat dari kaca menampilkan banyak penduduk yang berusaha mendorong dan membuka pintu itu dengan mengetuk-ngetuk pintu kaca dengan sangat keras.

Ify melihat ke dalam klinik itu sambil mengatur napasnya, beberapa orang di dalam pun melihat ke arah mereka berdua yang baru saja tiba.

"Anjing! Kenapa banyak banget manusia psiko kesini!" Ryan bangkit dari duduknya, ia berusaha membantu Dendi dengan mendorong pintu itu dari dalam agar tidak terbuka. "Gue kira mereka udah musnah!"

"Kalian ngapain bawa mereka kesini hah? Mau ngebunuh kita?" Teriak seorang pria kurus dengan rambut keriting. Ia langsung mendorong Dendi, dia yang tidak tahu dirinya hendak diserang akhirnya kehilangan keseimbangan dan menghantam pintu.

Tidak cukup sekali, pria itu memukul Dendi yang baru saja ingin berdiri.

"Cukup! Ini bukan salah mereka." Haris berusaha menengahi.

"Lagian kita masih di kawasan psikopat, wajar aja kalo psikopat itu masih disini." Lanjutnya.

"Lebih baik kalian bantu dorong pintu itu biar mereka nggak bisa masuk!"

Melewati kebisuan yang tak berarti, akhirnya para pria yang tersisa disana bergerak untuk membantu Dendi dan Ryan, terkecuali Haris.

Melihat kondisi yang nampak sedikit cukup aman, Ify mendekati Kinan. "Dimana Emily?"

"Dia lagi nyiapin ruang operasi buat Haris." Jawab Kinan.

"Operasi?" Ify mengulang kata. Ia menatap Haris yang masih duduk di tempatnya.

"Iya, dia bilang luka Haris harus di jahit." Jelas Kinan.

"Lebih baik lo nyusul dia." Tambahnya.

The Diary From Dead [COMPLETED✓]Where stories live. Discover now