Bagian 26

6.3K 677 5
                                    

Eun Hye masih saja memasang wajah cemberut. Walau setelah mengahajar Taehyung habis-habisan tadi, dirinya masih merasa sangat kesal. Bagaimana tidak, pria itu dengan sengaja mengurungnya di kamar seharian hanya karena ingin bersamanya? Woah, lucu sekali. Sekarang dia tahu, kalau Taehyung itu selain menyebalkan, pemilih, cerewet, ternyata dia juga sangat kekanakan.

"Eun Hye-ya, kau pilih yang mana?" tanya Taehyung.

Sekarang mereka sedang berada di toko souvenir untuk membeli oleh-oleh. Tadi setelah memberikan syal kepada Eun Hye dan juga menerima pukulan dari wanita itu, Taehyung mengajak Eun Hye berbelanja buah tangan untuk keluarga di rumah. Awalnya Eun Hye menolak karena dia tidak bisa jalan, tapi setelah Taehyung bilang mereka akan pakai sepeda, Eun Hye setuju.

"Terserah" jawab Eun Hye ketus.

"Hei, kau masih marah?"

"Menurutmu?"

"Kan aku sudah minta maaf tadi, kau juga sudah menghajarku" kata Taehyung.

Eun Hye menghela napas. "Ya sudah mana yang harus kupilih"

Taehyung tersenyum senang. "Ini, dua kalung ini. Kau pikir mana yang lebih bagus?" tanya Taehyung antusias.

"Kupikir yang coklat tua lebih bagus. Ini untuk ibu kan? Kulit ibu putih, jadi lebih bagus memakai yang agak gelap" terang Eun Hye.

"Kau benar juga. Baiklah ahjussi, tolong bungkus yang ini"

---

"Kau sudah kemasi semuanya? Tidak ada yang tertinggal kan?" tanya Eun Hye.

Sekarang mereka sudah kembali ke hotel. Setelah sedari tadi membeli oleh-oleh yang membuat mereka bertengkar tentang mana yang lebih bagus, akhirnya mereka memutuskan untuk pulang karena hari sudah sore. Mereka sedang berkemas karena harus kembali nanti malam.

"Sudah" jawab Taehyung singkat.

"Pakaian kotormu, oleh-oleh yang tadi, sudah dibawa?" tanya Eun Hye lagi.

"Sudah nyonya Kim, sudah kukemas semua. Kenapa kau jadi cerewet seperti ini sih?" kesal Taehyung.

"Aku hanya tidak mau ada yang tertinggal. Lagipula kau bahkan lebih cerewet daripada aku"

"Huh, sudahlah. Kau mau lihat matahari tenggelam?" tanya Taehyung sambil melirik balkon mereka.

"Baiklah"

Eun Hye pun turun dari ranjang dan menghampiri Taehyung yang sudah berdiri di balkon kamar mereka. Eun Hye berdiri di samping Taehyung. Namun, pria itu tiba-tiba saja menariknya mendekat dan memeluk dirinya dari belakang. Taehyung melingkarkan kedua tangannya di perut Eun Hye dan meletakkan kepalanya di bahu wanita itu.

"Kapan mataharinya tenggelam?" tanya Eun Hye.

"Sebentar lagi"

Hening.

"Eun Hye-ya, apa kau mencintaiku?" tanya Taehyung.

"Apa kau masih bertanya?Kau harusnya sudah tahu jawabannya"

"Aku tidak tahu, kau kan belum mengatakannya padaku"

Eun Hye menghela napas. Ia membalikkan tubuhnya sehingga sekarang dia dan Taehyung berhadapan. Wanita itu menangkup wajah tampan Taehyung dengan kedua tangannya.

"Haruskah aku mengatakannya saat itu sudah terlihat jelas? Aku sudah memberikan semua yang ada pada diriku kepadamu, apa itu tidak cukup membuktikan cintaku?" kata Eun Hye lembut. Taehyung mengerucutkan bibirnya kesal.

"Iya, tapi kan kau belum berkata kalau kau mencintaiku" kekehnya.

"Aku tidak terlalu suka mengumbar kata cinta. Kau tahu kan istilah 'action is better than word'? Aku menganut paham itu" jawab Eun Hye.

"Pokoknya aku mau kau mengatakannya" rengek Taehyung.

Eun Hye memutar bola matanya malas. "Kenapa kau jadi kekanakan seperti ini sih?"

"Biarkan saja. Kalau kau tidak mau mengatakannya aku akan menciummu" ancam Taehyung sambil mengeluarkan seringaian mesumnya. Tangannya memegang besi pembatas balkon, tentu saja itu membuat dirinya dan Eun Hye semakin dekat. Dengan sengaja ia pun mendekatkan wajahnya ke wajah wanita itu.

"Katakan atau kucium kau" ancamnya lagi.

"Lakukan saja, lagipula aku sudah biasa dicium olehmu" acuh Eun Hye.

"Apa kau yakin? Apa kau pikir ini hanyalah ciuman biasa?"

Taehyung memutar kepalanya melirik kasur di belakang mereka. Eun Hye yang melihatnya jadi mengerti maksud Taehyung. Oh bahaya! Tidak lagi!

"Taehyung jangan bercanda, sebentar lagi kita harus ke bandara" kata Eun Hye memperingatkan.

"Memangnya aku peduli? Kita bisa mengundur penerbangannya, aku yakin ibu tidak akan keberatan kalau hanya semalam"

Taehyung kembali mendekatkan wajah mereka.

"Bagaimana?" tanya pria itu. Sekarang dia bahkan sudah berani mengendus leher Eun Hye.

"B- baiklah akan kukatakan" kata Eun Hye sambil mendorong wajah Taehyung menjauh dari lehernya.

Eun Hye menghela napas berat. "Saranghae" katanya lirih tapi masih terdengar.

"Apa? Aku tidak dengar" kata Taehyung.

"Saranghae" kali ini Eun Hye menaikkan volume suaranya.

"Apa?" kata Taehyung lagi, pria itu mendekatkan telinganya ke arah Eun Hye.

Eun Hye mulai kesal sekarang. Dengan sengaja ia berteriak, "SARANGHAE KIM TAEHYUNG!!"

"Omo!"

Taehyung otomatis menjauhkan telinganya. Ia mengusap-usap telinganya.

"Yak! Kenapa kau berteriak?" kesal pria itu.

"Katamu kau tidak dengar, ya sudah aku teriak" jawab Eun Hye polos.

"Tapi kan kau harusnya tahu keadaan"

"Salah sendiri kau menggodaku!"

"Menggodamu itu sudah menjadi kesenangan tersendiri untukku" kata Taehyung.

"Apa? Terserahlah, kau menyebalkan!" kesal wanita itu. Ia pun membalikkan kembali badannya menghadap pantai.

Tanpa Eun Hye sadari, Taehyung tersenyum manis dibelakangnya. Tanpa aba-aba pria itu memegang tangan Eun Hye dan membalikan tubuh wanita itu untuk menghadapnya.

"Apa yang kau- hmmpptt"

Taehyung langsung saja menempelkan bibirnya ke bibir istrinya itu. Melumatnya lembut, sangat lembut. Setelah beberapa saat ia pun melepaskan ciumannya.

"Terima kasih" katanya.

"Untuk apa?"

"Karena kau sudah mengatakan kalau kau mencintaiku"

Eun Hye tersenyum. Namun setelahnya ia memukul dada Taehyung keras. Pria itu meringis kesakitan karenanya.

"Aw! Kenapa sih?"

"Dasar pembohong! Kau bilang kau tidak akan menciumku jika aku mengatakannya!"

"Aku terbawa suasana. Lagipula kenapa kau harus memukulku seperti itu?!"

"Karena memukulmu sudah menjadi kesenangan tersendiri untukku"

Taehyung mengerucutkan bibirnya kesal.

TBC

***
Biar cepet selesai, draf udah numpuk

Our Story Where stories live. Discover now