Chapter 2

11.6K 1.1K 79
                                    

Mia tersenyum pada pria berambut hitam itu kemudian menutup pintunya. "Aku tidak akan tidur di sana," kata Mia pada Hannah.

"Lalu, kau mau tidur di mana? Di perpustakaan?" Hannah bertolak pingggang. "Sekarang segera masuk dan berbaur lah." Hannah membuka pintunya dan mendorong Mia masuk ke dalam kamar. "Aku titip temanku ya," kata Hannah dan pintu tertutup di depannya.

Mia masih terpaku di tempatnya. Kemudian dia berbalik dan menatap teman sekamarnya itu. "Hai," sapanya. Tidak yakin ingin mengatakan apa.

"Aku Sawyer Sherwood," katanya. Dia mengulurkan tangannya untuk berjabat pada Mia.

Mia menatapnya dan menyambutnya. Gadis itu jadi teringat pada Sam. Kenangan akan pria yang dicintainya mulai menjalari pikirannya. Mia merindukannya dan rasa itu seperti muncul tiba-tiba dan seakan tidak mau hilang.

"Aku Mia Paris," kata Mia saat menyadari dia masih menggenggam tangan pria itu.

"Maaf, tapi aku sudah memilih tempat tidur lebih dulu." Sawyer menatap Mia yang memandangi tempat tidur di belakangnya.

Mia tersenyum, senyuman yang terlihat di paksakan. Tapi dia berusaha untuk tidak terlihat memaksakannya. "Tidak apa," ujar Mia singkat.

Mia segera membawa barang-barangnya dan menaikkannya ke atas tempat tidur. Dia baru saja akan membuka tasnya saat Sawyer mengamatinya. Gadis itu mengurungkan niatnya dan akhirnya hanya memasukkan tasnya ke dalam lemari.

"Aku akan menemui temanku, kau bisa merapikan dulua." Mia tersenyum singkat dan pergi menemui Hannah.

Kamar asrama Hannah berada di lantai tiga sedangkan Mia berada di lantai dua. Setidaknya tidak terlalu jauh, hanya berbeda satu lantai saja. Mia menghembuskan napas saat berjalan melewati tangga. Sejujurnya Sawyer terlihat ramah, tapi untuk ukuran pria, tentu saja dia terlihat seperti pria yang populer.

Dan tentu saja Mia tidak menyukai kata populer—bahkan rasanya tidak ada dalam kosakatanya. Mia berjalan di koridor sambil melihat pintu-pintu dan memastikan dia tidak melewati kamar Hannah. Saat melihat angka 38B, Mia mengetuk mengetuk pintu dan menunggu seseorang membukakan pintunya.

"Mia," kata Hannah saat mendapati Mia dari balik pintu.

Hannah terlihat biasa-biasa saja dan Mia pasti sudah menduganya. "Kau mendapatkan teman sekamar wanita." Mia cemberut pada sahabatnya. "Ini tidak adil. Aku ingin bertukar," tambahnya.

"Kau tahu kita tidak bisa bertukar kamar asrama karena semuanya sudah di data dan memudahkan kita untuk di cari. Dan itu sudah tercatat setidaknya untuk satu tahun ini." Hannah melipat lengannya di dada.

Mia selalu tidak suka saat dia harus berpisah dengan Hannah. Walaupun, itu hanya masalah kamar saja. Yang Mia khawatirkan adalah jika Sawyer membawa wanita lain ke dalam kamar asrama dan menggunakan kamarnya sebagai tempat untuk bercinta. Membayangkannya saja Mia rasanya mau muntah.

Mia bergidik yang dibarengi dengan Hannah yang tertawa. "Kenapa kau tertawa?" tanya Mia.

"Ekspresimu lucu sekali. Kau pasti sedang membayangkan teman sekamarmu membawa wanita ke kamarmu ya?" tanya Hannah yang masih tertawa.

Mia mengangguk. Hannah selalu tahu apa yang Mia pikirkan, sama seperti halnya Mia selalu tahu apa yang Hannah pikirkan juga. Mereka seperti memiliki ikatan batin yang kuat. Dan itu membuat Mia merasa lega dan sekaligus senang.

Jarang sekali orang lain memiliki ikatan batin yang kuat dengan sahabat mereka. Kadang beberapa tidak berjalan mulus. Tapi saat Mia tidak menyukai beberapa sifat Hannah, dia akan selalu mengatakannya. Dan begitu juga Hannah. Itulah kunci dari persahabatan mereka. Saling mengatakan kekurangan masing-masing.

Déjà Vu: Another Galaxy √Where stories live. Discover now