Chapter 4

9.5K 947 42
                                    

"Jadi, bagaimana rasanya tinggal di bumi?" tanya Hale yang sejak tadi tidak tahan dengan kesunyian.

Sam berjalan di samping Irial. "Aku tidak tahu," jawabnya.

"Sam kehilangan sebagian ingatannya, dasar bodoh," caci Irial tanpa menoleh ke arah Hale.

Tidak ada suara dari Hale lagi dan setidaknya itu bagus. Karena memang seharusnya mereka diam dan tidak bersuara. Namun kemudian, Sam akhirnya yang mulai bicara.

"Apa kalian pernah merasakan sesuatu yang rasanya begitu dekat dengan kalian, tapi kalian tidak bisa menjangkaunya?" tanya Sam.

Irial hanya menoleh ke arah Sam sekali dan tidak mengatakan apa-apa. Hale juga begitu. Dan akhirnya, Jace yang menjawabnya. "Tidak, karena bagiku, semuanya ada dalam jangkauan. Karena yang terpenting adalah perasaan itu sendiri. Seberapa kuat kau merasakannya."

Kata-kata Jace membuat Sam berhenti seketika. Tapi bukan karena hal itu, dia mendengar suara dari arah reruntuhan di sisi kanannya. Irial juga menyadari hal itu dan memberi isyarat pada Hale dan Jace untuk berpencar.

Irial memimpin jalan Sam. Tentu saja Irial lebih berpengalaman dari Sam, bahkan dia tidak ingat bagaimana caranya menggunakan senjata.

Sekarang Irial dan Sam masuk ke dalam sebuah bangunan tua yang setengahnya sudah hancur. Mereka berjalan perlahan-lahan agar tidak menimbulkan suara. Kegelapan menembuat Iral dan Sam tidak bisa melihat siapa yang sedang berbicara. Tiba-tiba suara itu menghilang, seakan mereka menyadari kedatangan Sam dan Irial.

Beberapa detik kemudian kilatan cahaya menyambar Sam. Untungnya, Irial berhasil menangkis pedang yang hampir saja memenggal kepala Sam.

"Mundur ke belakangku," perintah Irial.

"Tidak, aku mungkin lupa cara menggunakan semua senjata ini. Tapi kemampuanku tidak hilang." Sam mengambil senjatanya dan mengisinya dengan peluru.

Pria yang satu lagi muncul dan menembakkan senjatanya. Sam berhasil menghindarinya dengan berguling ke kanan. Irial melirik Sam dan kemudian mereka berlari untuk berlindung. Sedangkan kedua pria itu menatap mereka aneh. Jace dan Hale melemparkan bom asap yang di dalamnya sudah ditambahkan bubuk besi. Bubuk itu memang tidak akan mengenai jantung mereka, tapi setidaknya itu cukup untuk membuat mereka kehabisan tenaga dengan paru-paru dipenuhi bubuk besi.

Jace dan Hale melakukan tos dengan gaya aneh mereka, sambil tersenyum satu sama lain. Irial dan Sam muncul dari tempat berlindung mereka. Asapnya sudah menghilang dan sekarang mereka bisa memangkap kedua pria tersebut.

"Para pemberontak," gumam Hale.

"Apa yang mereka lakukan di sini?" tanya Jace sambil mengikuti Irial yang sedang berlutut dan mengikat kedua pria itu.

Sam memandangi kedua pria itu. Seolah-olah mereka mengincar Sam, dan dua kali Sam hampir terkena serangan mereka.

"Kau bilang kenapa mereka di sini? Lalu kalau mereka tidak di sini, kita berpatroli untuk apa?" tanya Sam

Jace, Irial, dan Hale menatap Sam bersamaan. Irial kemudian melirik Jace, seolah memintanya untuk menjelaskan.

"Kita berpatroli karena belakangan ini banyak jebakan dan bom digital yang dikendalikan dari jarak jauh. Secara teknis, kita di sini untuk menjinakkannya. Dan para pemberontak, biasanya tidak pernah sedekat ini dari The Cavity," jelas Jace.

"Kau! Kaulah yang mereka cari! Kau tidak pernah tahu kebenarannya jika kau tidak ikut dengan mereka," kata salah satu pria yang sejak tadi terus menatap Sam dengan matanya yang tajam.

Jace menyeret pria itu menjauh dari Sam. "Diamlah! Simpan kata-katamu di dalam penjara. Akan ada banyak orang yang mau mendengar omong kosongmu di sana."

Déjà Vu: Another Galaxy √Where stories live. Discover now