E

3.8K 283 77
                                    

ERRATIC

Jeon Jeongguk
Kim Taehyung

Taetaevya
*Im own nothing except the story

---***---

Bagi beberapa orang, cover menjadi pertimbangan saat akan membeli sebuah buku. Warna dan gambar ilustrasi yang menarik tentu akan membuat orang tertarik untuk setidaknya melirik, lebih jauh membaca ringkasan di belakang buku, hingga akhirnya memilih buku tersebut.

Biasanya, buku dengan cover menarik akan lebih banyak mengundang perhatian pengunjung dalam jajaran rak buku. Walau belum mengetahui isinya, dengan melihat cover yang begitu menarik tentu membuat penasaran.

Tidak semua orang berpikir seperti itu, memang.

Lalu bagaimana dengan pepatah, don't judge a book by its cover?

Tidak semua hal yang terlihat menarik di luar memiliki hal menarik juga di dalamnya. Begitupun sebaliknya, tidak semua hal yang terlihat tak menarik di luar, belum tentu tak ada hal menarik di dalamnya.

Mungkin ini yang terjadi pada seorang pemuda bernama Jeon Jeongguk.

Berawal dari sebuah kesalahan kecil-datang terlambat pada perkuliahan-, hingga membuatnya terjebak dalam ruangan membosankan -menurutnya- yang dipenuhi berbagai benda berisi lembaran-lembaran kertas dengan berbagai ukuran dan warna.

Ia bukan anak rajin memang. Namun terlambat bukanlah gayanya. Salahkan saja orang tuanya yang semalam tiba-tiba saja mengatakan bahwa ia akan di jodohkan.

Untuk informasi saja, perempuan bahkan laki-laki berebut perhatiannya. Dan ia yang sebegini sempurnanya harus di jodohkan? Sepertinya Jungkook harus sesekali membawa dua atau tiga dayangnya ke hadapan ayah ibunya. Lalu ia yang kesal pergi keluyuran, pulang malam hingga membuatnya bangun siang.

Dan begitulah.

Ia yang ditugaskan menjaga-membersihkan- perpustakaan besar di kampus tempatnya menimba ilmu itu, hanya melakukan tugasnya dengan asal, bergerak jika penjaga perpustakaan melihatnya dan bersantai malas saat sang penjaga tak berada di tempatnya.

Seperti yang tengah ia lakukan sekarang, duduk di salah satu kursi dengan meja panjang di depannya, langsung menghadap pada rak-rak tinggi penuh dengan buku tebal dipenuhi warna kelam, bagian menejemen, mungkin. Di sampingnya, sedikit berbeda, buku dalam rak itu dipenuhi dengan warna cerah, bagian seni dan disain. Tapi Jeongguk tak peduli, yang ia inginkan hanya waktu bergerak lebih cepat dan membuatnya keluar dari neraka -menurutnya- berkedok gudang ilmu itu. Ia bosan, sungguh. Tak ada hal menarik yang dapat ia lihat atau lakukan disini.

Benarkah? Mungkin tidak.

Tidak, saat ia lihat seorang pemuda? Ya, Jeongguk rasa ia seorang pemuda, berdiri risau di jajaran rak dengan buku bercover full colour.

Entahlah, sebenarnya tak ada yang menarik dari pemuda itu. Rambut coklat tua yang sebenarnya terlihat halus itu menumpuk sedikit menutupi mata berbingkai kacamata bulat tebal, minus pemuda itu pasti besar Jeongguk pikir.

Penampilan, seperti hoodie abu besar yang menenggelamkan tubuh pemuda itu dan celana bahan katun yang lebar, juga tak membuatnya terlihat menarik.

Mungkin yang membuat Jeongguk sedikit tertarik adalah tingkahnya. Pemuda itu berjinjit seraya mejulurkan tangan ke atas, berusaha menjangkau bagian rak paling atas, melompat kecil saat tangannya sedikit lagi menggapai sebuah buku, namun tak berhasil.

Si pemuda menghela nafas, melirik ke kanan dan ke kiri dengan canggung, mencari bantuan, mungkin.

Jeongguk yang menopang dagu di meja tersentak saat tanpa sengaja pandangan keduanya bertemu. Bukan hal yang istimewa, ia hanya sedikit terkejut karena sedari tadi ia memperhatikan tingkah pemuda itu yang ia rasa lucu, tiba-tiba memandang ke arahnya.

Third SecretDonde viven las historias. Descúbrelo ahora