Prolog (3)

2 0 0
                                    

Dark berdiri paling depan, entah sejak kapan Dia sudah mengambil wujud seekor naga besar, lima kali lebih besar dari ukuran manusia. Dark berusaha berdiri kokoh sambil memepertahankan medan pelindungnya-yang tanpanya, Kiyan dan Aila sudah ikut terlempar. Sementara Light berada di belakangnya, terus menerus memulihkan tenaga Dark. "Nak, sekarang!" Dark berteriak, Ia megeluarkan auman-walaupun sebenarnya sudah cukup lewat telepati tanpa auman, pun hanya telepati yang bisa di dengar Kiyan dan Aila, selebihnya hanya memukul keras gendang telinga.

Kiyan dan Aila secepat kilat melompat setelah gelombang energi terakhir melewati mereka. Aila melemparkan lusinan detonasi ke arah warp gate yang hendak terbentuk dengan tangan kirinya, sementara bola detonasi yang tadi dipadatkan masih tersimpan di tangan kanan. Diikuti Kiyan, Ia hanya melempar satu bola detonasi lemah dari tangan kirinya. Benar saja, para Sindikat berusaha bangkit-ya, mereka terjatuh terkena ledakan gelombang energi, walaupun sudah memasang pelindung untuk dirinya sendiri-menangkis bola-bola detonasi. Beberapa dari mereka terlempar, seperti terpukul oleh bola pejal, sedang beberapa berhasil memasang pelindung diri. Aila dengan cepat melempar bola detonasi dari tangan kanannya, detonasi itu cukup kuat sehingga beberapa orang terlempar meskipun sudah memasang pelindung diri. Sedikit lagi hingga detonasi itu menyentuh warp gate-yang sekarang sudah hampir sempurna terbentuk memenuhi lubang antar pilar.

Sialnya, si Mata-Biru itu melompat, dengan cepat memasang tiga lapis pelindung diri-cara kerjanya sama seperti bola detonasi, jika bola detonasi dipadatkan, maka medan pelindung berlapis-lapis. Si Mata-Biru terlempar, tetapi Ia berhasil membelokkan bola detonasi delapan padatan milik Aila.

"Nak, lemparkan bola detonasimu, SEKARANG!" Dark kembali mengaum. Kiyan masih diam, dia hanya melemparkan beberapa bola detonasi lemah dari tangan kirinya. Sang Ketua mulai bangkit, memasang sepuluh lapis pelindung dalam sekejab mata-mungkin kurang, entahlah, telalu cepat untuk dihitung-bersiap membelokkan bola detonasi milik Kiyan. Sementara beberapa kroco Sindikat mulai membuat medan pelindung lagi (sama saja dengan pelindung diri, hanya saja, dalam sekala yang lebih besar, dan membutuhkan beberapa orang untuk membuatnya). "Nak, sekarang atau tidak sama sekali," Dark mulai membantu melemparkan bola detonasi berelemen petir dari mulutnya dan kedua tangannya, bola energi ini tanpa padatan tapi sekuat tiga padatan manusia normal.

Kiyan membuat gerakan dengan tangan kirinya, seperti menggaris dari atas ke bawah di udara, "Dimension!" teriaknya, seketika itu pula lubang dimensi terbuka di depannya, bentuknya seperti mata raksasa yang vertikal. Satu lagi terbuka tepat di sebelah warp gate, tepat di atas batu kristal yang berhasil Ia lemparkan dalam bola detonasi pertamanya. Kiyan melemparkan bola detonasi dari tangan kanannya, lalu secepat kilat masuk ke dalam lubang dimensi, setibanya di ujung satunya, Kiyan dengan cepat membentuk bola detonasi tiga padatan. Lalu melempar bola detonasi itu ke warp gate.

Sang Ketua berhasil membelokkan bola detonasi belasan padatan milik Kiyan-walaupun tubuhnya terluka parah dan tenaganya hampir habis karena itu-lalu secepat kilat pula melompat ke depan Kiyan, menangkis bola detonasi tiga padatan itu, "Hahaha! Kalian tidak akan berhasil! Oh, Sang Agung! Bersihkan dosa-dosa kami!"

Kiyan kembali membuka lubang dimensi-dengan sangat cerdik, Ia telah menyelipkan batu kristal di bola detonasi belasan padatan yang berhasil dibelokkan tadi-tepat di area yang tidak bisa dijangkau sang ketua atau siapapun. Tapi karena itu pula, Ia kehilangan kekuatannya, tidak bisa mengeluarkan bola detonasi lagi. Kiyan bergegas berlari, meraih pedang dari kroco Sindikat yang terkapar, lalu menebaskannya ke warp gate. Sedetik sebelum pedang itu menyentuh batu kristal yang melingkari warp gate, timbul getaran hebat, Kiyan merasakan tubuhnya semakin berat, seperti ditolak oleh medan magnet dan di saat bersamaan tubuhnya tertarik oleh gravitasi.

Warp gate berhasil terbuka sempurna, lubangnya membesar hampir seukuran King Palace yang telah hancur. Kiyan terpental. Entitas yang ditakuti Dark mulai terlihat. Getaran-getaran menjadi lebih dahsyat. Dark terbang menangkap tubuh Kiyan yang jauh terlempar, "Nak, kita harus menghentikannya, masih ada waktu. Kita bisa menutup warp gate itu! Kau percaya padaku?" tanya Dark, Ia berputar lalu menukik tajam.

"Kau percaya padaku?" Kiyan balik bertanya. Dark mengangguk. Kiyan memegang kristal yang ada di kepala Dark, "Aku butuh kekuatanmu. Kekuatanku sebelumnya sudah lenyap, aku menghabiskan dua gate tadi," tubuh Dark dan Kiyan mulai bercahaya, sangat menyilaukan.

"Nak, apa yang kau lakukan?" tanya Dark, "Bagaimana bisa kau melakukan inner connection tingkat kedua?" tanya Dark kagum. Sedikit harapan muncul kembali.

Kiyan sendiri tidak tahu, Ia hanya ingin meminjam kekuatan Dark. Prosesi yang wajar dilakukan manusia jika ingin meminjam energi dari beast semacam Dark-memegang kristal yang ada di tubuh mereka, bahkan bekerja saat beast itu mati. Kini tubuhnya bercahaya hitam keunguan, mirip seperti Dark. Dan Dark tidak Ia temui, mereka menyatu. Kiyan memiliki sayap.

"Ayo, Nak!"

Kiyan menukik tajam, lalu berputar seperti tornado, Ia berhasil memecahkan penyangga warp gate sisi kiri. Para sindikat menghujani mereka dengan bola detonasi bermacam elemen tapi semuanya berhasil dihindari Kiyan. Satu atau dua bola detonasi itu mengenai tubuh Kiyan tapi kemudian pecah seperti balon yang dilemparkan ke pohon berduri. Kiyan membuat bola detonasi elemen petir lalu melemparkan ke penyangga warp gate sisi kanan untuk menyudahi ini.

Boom! Kiyan berhasil, tidak ada yang bisa membelokkan bola detonasinya, entah berapa padatan itu. Terdengar aungan yang menggema dari ujung warp gate, tubuh entitas itu terpaksa kembali tersedot masuk. Para Sindikat terkapar tidak berdaya, sang Ketua berusaha berdiri dengan pedangnya, "Aaaah! Sang Agung!" teriaknya putus asa. Sang Ketua melemparkan bola detonasi elemen api ke arah Aila. Kiyan berhasil menepisnya tepat waktu. Sesaat sebelum Kiyan membalas sang ketua dengan bola detonasi miliknya, terjadi ledakan gelombang energi lagi, kali ini lebih dahsyat dari sebelumnya. Kiyan berusaha melindungi Aila dan Light. Warp gate tertutup sepenuhnya

"Apa yang terjadi?" tanya Kiyan. Ia mendapati dirinya terbaring di tempat tidur. Ruangan itu terlihat sangat nyaman. Seluruhnya terbuat dari kayu. Dark tertidur di sampingnya, mengambil bentuk naga seukuran kepala manusia.

Aila masuk membawa makanan, "Kau sudah bangun?" Aila tersenyum ramah, "Kau tidur pulas sekali," terangnya.

"Bagaimana warp gate kemarin?" Kiyan mendadak panik.

"Tenanglah, kita berhasil. Tapi lihat ini," Aila menyodorkan koran, "ini belum berakhir," headline koran itu bertuliskan tentang kematian Aila dan pembatalan perdamaian. Di bawah itu ada judul artikel kecil tentang fenomena ajaib, beberapa hunter mendengar beast dapat berbicara di pikiran mereka.

Kiyan terkejut, "kau harus kembali," Kiyan memegang tangan Aila, "peperangan tidak boleh terjadi lagi, ini semua salah paham,"

"Kau sudah tertidur tiga hari, aku sudah mencoba kembali kemarin... tapi ini semua sudah direncanakan Sindikat. Untuk sekarang kita harus bersembunyi. Nanti kuceritakan detailnya, sekarang makanlah," Aila memberikan semangkuk sup buatannya, lalu membuka tirai jendela.

Kiyan tersenyum, "kita sedang di Wisdom Island, eh? Berarti aku sudah menepati janjiku?" bau semerbak bunga menyusup masuk, terbawa oleh angin.

"Kau selalu saja berbohong. Waktu itu, kau tidak berniat kembali kan, kau berniat mengorbankan dirimu..." Aila tiba-tiba meneteskan air mata.

"Bodoh, aku masih hidupkan sekarang? Dan sudah menepati janji menemanimu ke taman bunga ini," bantah Kiyan

"Bohong..." tangis Aila makin menjadi.

Kiyan menaruh mangkuk supnya, memeluk Aila yang duduk di sebelahnya, "aku mencintaimu," tangis Aila malah melebih-lebih, "omong-omong, supnya kurang asin,"

Quantum: SinkronisitasTahanan ng mga kuwento. Tumuklas ngayon