Part 37

1.7K 160 11
                                    

Aku tetap berdiri dalam pikiran abstrak. Dia tidak ketakutan? Maksudku walau aku bukan hantu, tapi traumanya membuatnya takut padaku.

"IU. Masuklah." Kata laki-laki yang aku tak tahu dia siapa.

"Dia dokter pribadi keluarga Kim." Lanjut Baekhyun.

Aku menelan salivaku, perlahan aku melangkahkan kakiku. Tangan kiriku memegang erat tasku.

Aku mendekati Baekhyun, menatapnya dan berharap dia bisa menjelaskannya. Dan Kim, dia menunduk. Ini lebih bagus. Daripada dia melihatku dan ketakutan seperti dulu, oh itu menyeramkan.

"Apa kabarmu?"

Aku kenal suara itu! Itu suara Kim. Tubuhku lemas. Kakiku bergetar. Bisakah aku pingsan saja?

Perlahan aku menolehkan kepalaku kearah Kim.

Dia tetap menunduk, "Aku tak tahu apa yang membuatku trauma berat padamu. Tapi.." Perlahan dia menatapku, "Sekarang tidak lagi."

Tubuhku bergetar. Aku membisu.

"Dia sudah menjalani terapi lama untuk bisa menghilangkan traumanya." Kata Dr. Hwon, nama yang tertera pada id cardnya.

Aku mengatur pernapasanku, lalu aku menatap Dr.Hwon, "Kenapa dia trauma begitu berat padaku?"

"Karena dia sangat mencintaimu." Dr.Hwon tersenyum, "Tapi sekarang tidak lagi, dia bahagia melihatmu bersama Direktur Byun Baekhyun."

"Cinta tak harus memiliki IU. Dan aku sudah melupakan rasa itu. Sekarang, aku memulai kehidupanku yang baru." Kata Kim.

Baekhyun melingkarkan lengannya di pundakku, "Dia ingin bertemu Han Hye."

Aku terkejut, "Mwo?"

"Aku sudah tahu kasus Han Hye, aku tahu dia tidak sengaja menabrak Cho In. Aku ingin menemuinya. Bukankah itu arti sahabat?" Lalu Kim tersenyum.

Sungguh aku sangat bahagia. Dia masih menginginkan persahabatan diantara aku dan Han Hye. Air mataku keluar, bukannya aku cengeng. Tapi aku sangat sangat dan sangat bahagia.

Aku tersenyum dalam guyuran air mataku, "Temui dia. Bertahun-tahun dia mencintaimu. Dia mengharapkan kebahagiaanmu Kim. Pergilah. Temui dia besok."

Kim mengangguk, "Pasti."

Dr.Hwon memandangku, "Mian. Kim tidak bisa bersentuhan. Butuh terapi agak lama lagi agar dia bisa bersentuhan."

Baekhyun mengangguk, "Kuharap. Dia bisa cepat sembuh."

°•°

Aku menatap kedepan dengan Baekhyun yang fokus mengemudi. Hatiku menjerit-jetit bahagia. Banyak kebahagiaan yang aku dapatkan belakangan ini. Sampai aku tak sadar kalau aku banyak tersenyum.

"IU."

"Hm?"

Baekhyun menoleh kearahku sebentar, "Kau banyak tersenyum."

"Eh." Aku menggaruk pelipisku yang sama sekali tak gatal.

"Kau sangat bahagia?"

Aku mengangguk, "Tentu saja."

"Tetaplah seperti itu."

Aku mengusap pipinya sebentar, "Gomawo chagiya (sayang)."

Baekhyun tersenyum, "Untuk?"

"Entahlah." Aku tertawa kecil.

Baekhyun tersenyum simpul. Lalu melajukan mobilnya lebih cepat. Setibanya di rumah sakit, Baekhyun memarkirkan mobilnya lalu membukakan pintu untukku. Sepanjang menuju ruangan Eonni, kami berpegangan tangan.

PRIVÉ [COMPLETE] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang