Part 5

29.1K 3.2K 596
                                    

Maaf banget ya lama update 😢
Ayo vote dan komen yang banyak ya 😂

********

"Pagi Ma." Gia duduk di meja makan dengan raut wajah gembira.

Vanessa, sang Mama pun menatap heran ke arah anaknya itu. Apakah Gia sudah tidak sedih lagi? Matanya juga tidak terlalu sembab seperti kemarin-kemarin.

Tapi.. Bukannya ini perkembangan bagus? Gia tidak seperti mayat hidup, wajahnya cerah dan fresh. Gadis itu bahkan selalu tersenyum pagi ini. Padahal baru saja Vanessa ingin menelpon temannya yang seorang Psikiater untuk datang.

"Pagi juga sayang. Tidurmu nyenyak?"

Gia mengangguk semangat, "Ya dong. Hehe. Sarapan apa ya Ma?"

Gadis itu sedikit berdiri untuk melihat Mamanya yang sedang mengaduk sesuatu di atas kompor. Vanessa sedang menggoreng telur untuk disajikan bersama nasi goreng kesukaan Gia.

"Nasgor sayang. Kamu suka kan?" tanya Vanessa.

"Suka banget Ma. Apalagi aku lagi laper banget nih," ucap Gia sambil tersenyum lebar menghadap ke arah kirinya. "Gingsul mau gak?" tanyanya dengan suara pelan.

"Apa Nak?" tanya Vanessa bingung.

"Ah gak Ma. Hehe." Gia lagi-lagi tersenyum menjawab pertanyaan Mamanya.

Tapi bukan pertanyaan Vanessa yang membuatnya senang seperti itu, melainkan sosok Rendy yang sedang duduk di sebelahnya sambil mengelus kepala Gia. Ada-ada saja pacar tembemnya ini bisa sampai keceplosan begitu.

"Bentar, Mama ambilkan." Vanessa pun membelakangi Gia dengan raut wajah heran. Bukannya 'Gingsul' itu panggilan sayang dari Gia untuk Rendy?

Ah mungkin saja dia salah dengar. Bisa saja bukan?

"Maaf. Hehe," kata Gia tak bersuara sambil melihat 'pacar' hantunya itu.

"Aku pergi dulu ya sayang. Kamu pasti jijik liat aku pas makan. Nanti aku balik lagi." Rendy sadar diri. Gia pasti tidak nafsu makan kalau liat tubuhnya yang seperti ini.

"Jangan!" teriak Gia tanpa sadar.

"Ada apa sayang?" Vanessa sangat kaget mendengar teriakan Gia yang tiba-tiba itu.

Gia langsung salah tingkah, "G-gak. Jangan kasih tomat ma."

"Oh..." Vanessa tersenyum lebar. "Gak kok. Ini sayang. Kamu sarapan dulu terus minum susunya ya. Mama mau telepon Papa bentar."

"O-oke Ma," jawab Gia masih gugup. Selepas Vanessa pergi, Gia menatap Rendy dengan wajah cemberut. "Jangan pergi! Gak papa kok, Gingsul di sini aja." ucapnya sambil tersenyum.

"Tapi keadaan aku--"

"Itu gak masalah buat aku. Pokoknya jangan pergi. Aku sama sekali gak benci keadaan kamu sekarang," ujar Gia seraya tersenyum manis.

Rendy pun tersenyum dan mendekat ke arah tempat duduknya Gia. Ia bergerak seolah ingin memeluk gadisnya itu. Meski terasa tidak nyata, Gia tampaknya tidak masalah.  Dia tetap menikmati hawa dingin itu walau bulu kuduknya sudah berdiri.

Seperti inikah rasanya kalau dipeluk hantu?, batin ya. Asalkan itu Rendy, Gia menyukainya.

"Makasih sayang."

Padahal Gia pernah mendengar ucapan neneknya dulu. Jika hantu masih gentayangan, bukannya dia belum tenang di alam sana? Atau dia belum rela meninggalkan seseorang yang masih hidup?

I See You [COMPLETE]Where stories live. Discover now