38% - mimi

14.6K 2.3K 585
                                    

NADA dering teleponku berbunyi sebelum alarm pagiku terdengar.

Masih dengan mata tertutup, aku meraba-raba keberadaan sang penghancur mimpi itu di ranjangku.

"Aish, siapa yang menelepon di pagi buta ini." gerutuku sambil terus mencari ponselku dengan malas.

Setelah benda kotak itu ada di tanganku, aku pun menggeser dan mengangkat panggilan tersebut.

"Nuguya...." tanyaku masih dengan mata yang masih tertutup rapat. (Siapa disana)

Untuk waktu yang cukup lama, sang penelepon tak berkata apapun dari sana.

Aku mengerutkan alisku dan memaksakan mataku untuk melihat nama sang penghancur tidurku itu.

"Hey... Jangan bilang kalau ini hanya kejahilan semata, okay?" tanyaku lagi kepada sang penelopon yang tak terdaftar namanya dalam kontakku.

"Aku akan mematikan teleponnya!"

Tepat saat aku akan menekan tombol merah, akhirnya ia bersuara. "Andwae! Ya, Michinyeon! Jangan dimatikan! Ini aku, Jeon Choco, tolong jangan dimatikan, kumohon!" (Wanita gila)

Seketika aku langsung beranjak duduk dari ranjangku. "Ya! Berani-beraninya kau meneleponku di pagi hari ini, eoh? Terlebih, michinyeon? Sebenarnya siapa yang gila disini, HAH!"

Setelah itu tidak ada respon suara lagi darinya. Aku menatap sejenak layar ponselku yang masih tersambung dengannya dan menempelkannya kembali di telingaku.

"Ya.... Yeobeoseyo? Yeobeoseyo? Apa aku sedang berbicara dengan hantu, eoh? Yeobeoseyo!" (Hello?)

Hampir saja aku menutup teleponnya, lagi-lagi ia baru merespon. "Baiklah. Sebenarnya aku sangat malas mencari dan meneleponmu, sungguh. Tapi, aku hanya ingin menyampaikan padamu bahwa pacarmu itu ingin bertemu denganmu siang ini."

Seketika niat memarahinya pun luluh. Aku masih tidak percaya dengan perkataannya. "M-mwo? Pa-pacarku ingin a-apa?"

Choco kembali menjelaskan dengan detail. "Ne, kekasihmu 7102 Kim Taehyung. Bertemulah siang ini, hari ini, bulan ini, tahun ini."

"Terserah mau kau percaya atau tidak. Geunyang, come here." ucapnya sebelum ia menutup teleponnya. (Just)

Aku menjatuhkan ponselku dari tanganku lalu menampar pipiku sendiri, "Aw!"

"Sakit.... Sakit sekali.... Sakit tapi INI BUKAN MIMPI!" Aku menjerit histeris hingga tanpa kusadari aku sudah melompat-lompat kegirangan di atas ranjangku.

"TAEHYUNG INGIN BERTEMU DENGANKU LAGI! EOTTEOKHAJI!" (bagaimana ini)

Setelah cukup lelah olahraga di ranjangku, aku pun langsung menyerbu lemari bajuku dan mencari pakaian terbaik yang akan kupakai hari ini.

Aku mulai bertanya kepada diriku sendiri. "Haruskah aku menjadi cantik, manis, atau menggoda?"

"Neo waegeurae? Mengapa kau berteriak keras sekali tadi? Apa kau mengalami mimpi yang sangat buruk lagi?" tanya Jungkook eomma yang entah sejak kapan sudah hadir di kamarku.

Dengan penuh semangat, aku memeluk wanita yang sudah menjadi ibu angkatku selama 3 tahun itu dengan erat. "JUNGKOOK EOMMA, AKU SANGAT TERAMAT AMAT BAHAGIA HARI INI! AKU HARAP HARI INI TIDAK AKAN BERAKHIR DENGAN CEPAT!"

Jungkook eomma membalas pelukanku tanpa tahu apa alasanku melakukannya. "Arasseo, arasseo. Apapun yang membuat Kyungra bahagia turut membuatku bahagia."

Boy Meets EvilWhere stories live. Discover now