6-6

4.7K 931 69
                                    

.
.
.
.
.
.

Seminggu kemudian, woojin melangkah kan kakinya ke dalam asrama dan entah mengapa, langkahnya terasa berat.

Tak henti hentinya ia menghela nafas. Wajahnya terlihat sedih.

Saat melewati kantin asrama, ia bertemu dengan pak songki.

"Pagi pak" sapa woojin sambil membungkuk.

"Pagi nak. Baru pulang?" tanya pak songki

"Iya pak, bapak mau ke mana ya? Kok pagi pagi sudah siap begini? Bukannya libur?" balas woojin

Pak songki hanya tersenyum ke arah woojin, "bapak hanya ingin jogging saja. Sudah ya, bapak duluan"

"Iya pak hati hati" pak songkin berjalan kearah pintu keluar asrama. Setelah pak songki sedikit jauh, tiba tiba seonho melewatinya.

"Ya! Seonho! Mau kemana?" tanya woojin

"Ssstttt!! Diamlah kak. Aku ada misi penting" balas seonho

"Misi penting apanya? Kau terli-- umpphh!!!" erang woojin saat tangan seonho membekapnya.

"Bisa diam ga sih kak! Cerewet banget! Jangan bilang bilang kalau aku keluar asrama ya kak! Sampai kaka bilang, abis kaka" setelah itu seonho berlari keluar asrama.

"Puah! Misi penting apanya! Dasar anak ayam!" guman woojin kesal.

Sampainya dikamarnya, ia mengabaikan tatapan samuel dan jihoon, ia langsung berbaring di kasurnya.

"Woojin, hyungseob mana? Tanya jihoon

Terdengar helaan nafas, "dia ada dirumahnya. Dia masih hidup kok. Dan dia..."

Jihoon dan samuel menatap woojin dengan tatapan bertanya.

"Dia trauma berat sama ledakan. Seobbie ada dirumahnya" lanjut woojin

Wajah jihoon berseri seri, ya tidak apa apa, setidaknya hyungseob masih hidup. Pikir jihoon.

"Lalu, kak seungwoo bagaimana?" tanya woojin

"Masi tidur. Habis operasi dibagian punggungnya. Tinggal menunggu bekas jahitannya kering saja" jawab samuel

Woojin mengangguk, dan ia langsung memejamkan matanya.

.
.
.
.
.
.

Seonho mengikuti pak songki kedalam sekolah.
Entah mau berbuat apa, seonho pun bingung dengan kelakuan salah satu gurunya itu.

Jarak seonho dengan pak songki sedikit jauh

"Apa yang dia lakukan?" guman seonho, saat melihat pak songki meletakan sesuatu diloker guru. Seonho mengambil ponselnya dan memfoto gurunya itu.

Setelah selesai meletakan sesuatu, pak songki segera cepat cepat meninggalkan sekolah.

Seonho tetap ditempat persembunyiannya sampai pak songki jauh dari sekolah.

Beberapa menit menunggu. Seonho keluar dari persembunyiaannya dan melangkah ke arah loker jangan tadi dihampiri dengan pak songki.

Mata seonho membulat saat melihat angka loker itu.

"Barisan 6 kolom 6. 6-6" guman seonho.

.
.
.
.
.
.

Disalah satu kamar rumah sakit.

"Kapan kau bangun kak?" tanya daniel, ia menggenggam tangan seungwoo.

Seungwoo sendiri masih tertidur dengan infus ditangannya.

Daniel hanya menatap kekasihnya itu, sesekali ia mengusap dahi seungwoo yang berkeringat.

Tiba tiba, daniel merasakan gerak ditangan seungwoo.

"Kak!" hampir saja daniel memekik senang.

Taklama, mata seungwoo terbuka dan pertama kali yang ia
Lihat adalah daniel yang tersenyum lebar kearahnya.

"Daniel?" panggil seungwoo pelan

"Ya kak?, ini aku.. Daniel" balas daniel antusias

Seungwoo tersenyum tipis saat melihat daniel sangat antusias.

"Aku dimana?" tanya seungwoo

"Kaka dirumah sakit. Apa kaka merasa sakit?"

Sungwoo menggeleng, "aku.. Seingatku aku terkena runtuhan ruang olahraga. Tapi, kenapa saat aku bangun, aku tidak merasakan apa apa"

Daniel menyeritkan dahinya bingung.

"Tidak merasakan apa apa? Maksudnya?"

"Aku tidak merakasan sakit sama sekali" seungwoo menatap daniel dengan tatapan polosnya.

Daniel semakin menyeritkan dahinya.

"Tidak merasakan sakit?" pikir daniel.

.
.
.
.
.
.

"Yak! Ada apa dengan mobil ini? Aish!" gerutu taemin saat mobilnha tidak bisa dinyalakan.

"Aish.. Alat alatnya di gudang lagi. Hahh" taemin menghela nafas lalu melangkah malas kegudang rumahnya.

.

"Empphhhh!!!! Emphhh!!!"

Taemin menyeritkan dahinya, ia mendengar suara rintihan dari dalam gudang.

"Siapa?" guman taemin, ia meraih kunci gudang lalu membukanya.

Dan disana, ia melihat kekasihnya terikat disana dengan mulut yang ditutupi kain.

"JONGHYUN!" pekik taemin panik

Jonghyun, orang yang disekap digudang rumah taemin, meronta kasar dilantai.

Taemin cepat cepat melepas tali yang mengijat jonghyun. Setelah semua tali terlepas, taemin segera memeluk jonghyun yang kini bergetar ketakutan.

"Kenapa bisa disini?" tanya taemin sambil mengusap dahi jonghyun.

"Ayahmu! Ayahmu yang membawaku kesini!" balas jonghyun.

"Ayahku?"

"Ayahmu! Jahat sekali! Dia yang sudah membunuh kenta!" pekik jonghyun, ia menangis didepan taemin.

"Kenta? Kenta terbunuh?" tanya taemin

Jonghyun mengangguk.

"Yasudah, ayo keluar. Aku akan mengantarmu ke asrama"

Jonghyun menggeleng, "aku tidak mau! Aku tidak mau ke asrama!"

"Kenapa? Semua siswa menunggu mu kembali. Ayolah" ajak taemin

Jonghyun menatap taemin dengan airmatanya.

"Antarkan aku pulang kerumahki saja. Jangan bilang aku disana" balas jonghyun.

"Kalau begitu, aku ikut" jonghyun menatap taemin bingung.

"Hah?"

"Aku ikut dengan mu dan kita akan membalas perbuatan ayahku"

"Durhaka! Jangan!"

"Dia bukan ayah kandungku! Untuk apa aku membelanya?"

"Tapi..."

"Sudah, ayo aku antar! Jangan banyak bicara. Ayo"

.
.
.
.
.
.
.
.

Tbc

Buat chapt selanjutnya, agak pendek pendek :) biar tambah kepo :)

Trus disini, gue penganut taemin!seme. Yah, walopun banyak yang ga setuju, tapi gue suke :" gimana dong :"

Yah, jan lupa vote dan komennya. :)

Ghost In School Où les histoires vivent. Découvrez maintenant