t e e n a g e r - teka-teki (2)

1.9K 187 479
                                    

"Gue kalau jadi lo udah mati kutu kali, Dee, gila aja sih posisi lo ditengah-tengah lingkaran para cowok, mana ganteng semua lagi," ucap Thalita ketika mereka beriringin berjalan menuju gerbang sekolah.

"Semuanya ganteng? Boleh dong satu biar gue nggak jomblo-jomblo banget," canda Alula sambil melirik ke arah Adeeva untuk mengetahui ekspresi cewek itu.

"Boleh juga tuh," jawab Asla cepat sambil tertawa yang langsung disetujui oleh Alula dan Thalita.

Setibanya di halte sekolah mereka berempat menghentikan langkah kakinya.

"Emangnya kenapa? Lo bertiga mau gue kenalin sama ketiga temannya Adnan?" tanya Adeeva memastikan.

Dan yang ditanya hanya diam. Heh! Adeeva berdecak heran lalu melipat kedua tangannya di depan dada. Kenapa teman-temannya jadi diam begini coba?

Lagipula Adeeva terkadang heran, ketiga temannya ini kerap kali membahas terkait ulah yang dilakukan rombongan Adnan. Sungguh aneh bukan?

Suara deru motor beriringan datang dan berhenti tepat di depan halte sekolah. Adeeva menoleh ke samping, dan tersenyum saat Adnan beserta ketiga temannya menyapanya hangat.

Adeeva berjalan mendekat, menerima uluran helm dari Adnan dan memakainya. Namun, sebelum ia menaikki jok belakang motor Adnan, Adeeva lebih dulu mengucapkan sesuatu hal.

"Kak Alif, kak Daffa, kak Ghani, teman-teman aku ada yang mau kenalan nih sama kalian bertiga," ucapnya diiringi kekehan geli.

"Wah! Yang mana nih yang mau kenalan sama gue. Ayo kenalan! Kalau bisa kita sampe jadian!" seru Alif seraya merapikan rambutnya yang berantakan.

"Kalau sama abang nggak cuma sampai jadian, nanti abang bawa ke pelaminan biar kita segera sah," celetuk Daffa membuat Alif bersorak seru.

Sementara Ghani? Cowok itu memilih untuk diam saja. Ghani memang paling irit bicara di antara yang lainnya. Hanya saja, jika diperhatikan, tatapan Ghani tengah tertuju pada salah satu dari ketiga teman Adeeva.

Adnan menoleh ke belakang. "Lo iseng banget sih, lihat tuh teman-teman lo lagi malu-malu begitu."

Adeeva menaikki jok motor belakang Adnan dan setelah itu menjawab perkataan Adnan barusan, "Enggak pa-pa biarin aja."

Keduanya pamit kepada teman-temannya masing-masing, Adnan segera menstater motornya langsung melajukkan kembali motornya, meninggalkan ketiga temannya yang tengah menggombal receh.

- t e e n a g e r -

Selama perjalan mereka lakukan hanya mengobrol dengan membicarakan berbagai topik dari apa yang mereka lihat selama perjalanan.

Ya contohnya seperti sekarang ini. Adnan menghentikan laju motornya ketika lampu lalu lintas berwarna merah, kemudian membuka kaca helm-nya dan memiringkan tubuhnya sedikit ke belakang.

"Jangan iri liat orang pacaran naik mobil," ucap Adnan sambil sesekali melirik ke arah lampu lalu lintas.

"Emangnya kenapa?"

"Mau tahu jawabannya?" lanjutnya kemudian, membuat Adeeva langsung menoleh ke arahnya.

"Jawabannya apa?"

teenagerDonde viven las historias. Descúbrelo ahora