Melvana Adila

498K 20.7K 777
                                    

Haloo....

Absen sini yang baca ulang karena kangen Gavin Melva!

Kamu baru pertama baca nih? Ayo absen sini!

Cerita Destin ini merupakan cerita kedua yang aku tulis setelah Darka. Dan sekarang aku mau update kembali versi wattpadnya yang mungkin ada sedikit perbedaan dengan versi dulu karena memang banyak aku revisi untuk menjadi versi yang lebih baik dari sebelumnya.

Selamat membaca ^^

***

Untuk anak sekolah guru yang berhalangan hadir, guru yang tiba-tiba dipanggil rapat merupakan suatu keberuntungan yang sangat membahagiakan. Mereka jadi bebas membuat kebisingan di kelas. Semua siswa Galaksi sedang beruntung sekarang. Pasalnya sudah ada setengah jam guru melangsungkan rapat. 

"Melvana Adilla. Gue suka sama lo, please jadi pacar gue!"

Suara yang berasal dari lapangan seketika membuat gaduh semua anak. Mereka yang berada di lantai satu langsung keluar kelas, sebagian mengintip dari jendela. Sedangkan anak-anak yang berada di kelas atas sudah memenuhi lorong kelas.

"Itu Bayu?" 

"Gila, Bayu nembak Melva."

"Duh, pasti ditolak lagi sama Melva."

"Melva mah rada gila, semua cowok yang nembak dia pasti ditolak."

Semua orang sudah heboh melihat ke bawah, Melva---gadis yang sedang menjadi perbincangan itu malah asyik dengan ponsel dan earphone di telinganya. Ditinggal sendirian di dalam kelas tidak membuatnya penasaran dengan apa yang sedang terjadi.

"Melva!" Billa berteriak dari depan pintu. Gadis itu harus menggelengkan kepala melihat temannya yang masih duduk anteng di bangku. Kalau tidak ditarik paksa temannya itu tidak akan pernah meninggalkan bangku.

"Melva!" 

Melva sontak mendelik melihat wajah Billa yang tiba-tiba ada di depannya.

"Apa?" tanyanya sambil melepas earphone dari telinga.

"Bayu nembak lo."

Melva  menaikkan alisnya. Melihat ke luar, sudah banyak murid yang berdiri di sana. Lalu dia beranjak dari bangku melangkahkan kakinya di antara kerumunan. Bak tamu kehormatan semua anak memberikan jalan kepada Melva.

Melva melihat Bayu  dengan tatapan penuh tanya. Seolah mengerti  Bayu mengulangi ucapannya. 

"Melva please, terima gue."

Mendengar hal itu bukannya luluh Melva malah menatap tidak suka ke arah Bayu.

"Lo terima ya Mel, please kali ini jangan ditolak. Bayu itu ganteng Mel." 

Melva melihat Billa di sampingnya. Temannya itu pakai acara memohon segala. Sudah seperti tim sukses Bayu saja.

"Iya Mel, terima aja."  Vika---temannya yang lain juga ikut-ikutan menjadi tim sukses Bayu. 

Melva kembali melihat ke bawah. Dia memicingkan mata, melihat lekat Bayu yang memasang wajah minta dikasihani. Melva berusaha berpikir.

"Udah Mel, terima aja. Bayu ganteng loh, anak OSIS lagi." Suara dari teman kelasnya. 

"Iya Mel, terima aja."

"Terima!"

"Terima!"

Melva mendengus malas. Dia benci berada dalam situasi gaduh seperti ini.

Destinحيث تعيش القصص. اكتشف الآن