2 - Taruhan

176K 13.1K 561
                                    

Bel pulang sekolah sudah berbunyi setengah jam yang lalu, sebagian guru dan siswa sudah meninggalkan sekolah. Yang tersisa hanya guru piket, satpam sekolah dan para siswa yang mengikuti ekskul di luar pelajaran.

Dari arah selatan suara mesin motor berdatangan dan seketika memenuhi jalanan di depan sekolah. Bak kucing yang mencium bau musuh gerombolan murid laki-laki Galaksi keluar dari warung di seberang sekolah, sebagian ada yang berasal dari parkiran. Seketika satpam menjadi kalang kabut mengetahui situasi mulai tidak kondusif.

Akibatnya jalanan sekitar menjadi macet, beberapa suara klakson berasal dari mobil dan motor yang hendak menggunakan jalan membuat suasana semakin tidak terkontrol.

Gavin---ketua OSIS yang baru kembali ke sekolah itu sudah berada di depan siap memimpin aksi teman-temannya nanti.

"Gavin! Udah kelar urusan lo?" ucap Dava dengan sinis, ketua geng sekaligus pemimpin SMA Bintang untuk menghadapi SMA Galaksi.

Tidak ada respons dari Gavin, cowok itu malah membawa tangannya bertopang pada pinggang. Gavin sedang meremehkan kubu lawan sekarang.

"Anak pinter, ngapain lo ada di sini? Mending baca buku di perpus sana!" Dava meledek diikuti kekehan teman-temannya.

Namun, yang diledek tampak tenang, tidak terpancing apalagi terlihat marah.

"Mending lo pergi dari sini! Gue takut lo lupa caranya mukul."

"Apa mau gue ajari dulu? Biar lo nggak bonyok-bonyok banget."

Gavin tidak bisa untuk tidak tertawa. "Terlalu banyak omong lo, keliatan banget takutnya."

Dava yang berhenti tertawa membuat anak-anak Bintang otomatis memasang wajah sangar. Menunggu aba-aba untuk mulai menyerang.

Kemudian detik selanjutnya pertikaian antara sekolah tetangga itu terjadi. Permusuhan turun temurun dari setiap angkatan. Pokoknya kedua sekolah memang tidak bisa akur. Sedikit saja menyenggol maka diselesaikan dengan baku hantam.

Di saat murid-murid cowok berhamburan ke jalan dengan embel-embel membela sekolah.

Riko masih harus berusaha lepas dari Melva yang tidak membiarkannya ikut tawuran.

"Mel, minggir dong. Gue harus ke sana," bujuk Riko untuk kesekian kali.

Melva menggeleng cepat, merentangkan tangan menahan Riko yang mencoba pergi lagi.

"Nggak! Lo nggak boleh ke sana."

Riko berdecak, dia sudah kehabisan akal menghadapi Melva.

"Mel, temen-temen gue udah pada ke sana. Gue juga harus ke sana sekarang."

Sebentar Melva menoleh ke jalan. Dia mendadak ngeri melihat murid sekolahnya yang sudah banyak terluka.

"Pokoknya lo nggak boleh ke sana! Di sana itu lagi ada tawuran Riko."

"Gue tau Mel, tapi memang itu yang harus gue kerjakan sekarang. Ini demi membela sekolah."

"Membela sekolah apa? Itu cari mampus namanya!"

Riko berdecak sebal. Melihat tingkah cowok itu yang seperti mencoba kabur Melva lantas mengancam.

DestinWhere stories live. Discover now