Bab 1

12.4K 122 0
                                    

Minggu ini adalah minggu pertama bagi seorang Risa Sandiaga memulai semester baru di kampusnya. Risa kini sudah memasuki semester lima. Selama ini dia menjalani kuliah sambil bersenang-senang. Meski begitu ia tak pernah asal kuliah. Dia sangat serius dan fokus saat kuliah. Semua tugas pasti dikerjakan dengan baik, nilai ip nya juga tak pernah mengecewakan. Mau gimana lagi, pada dasarnya dia memang mahasiswi pintar. Tapi di luar pelajaran kuliahnya, dia tak pernah jadi orang yang serius. Terutama jika menyangkut sesuatu hal yang bernama "cinta".

"Pagi, Ris. Gimana liburan lo? Asik gak? " sapa seorang cowok menghampirinya ketika ia akan naik tangga menuju ruang kuliahnya.

"Wow. Liburan gue asik banget. Gue camping ama teman-teman." jawabnya dengan penuh semangat.

"Asik dong. Eh, malam nanti lo mau gak nge date ma gue? Kita bisa nonton film."

"Boleh juga. Ntar lo jemput gue di tempat kost deh." jawabnya sambil lalu.

Seperti itulah Risa. Dengan mudahnya dia selalu menerima ajakan kencan dari siapa aja. Tak peduli siapa pun orangnya. Baginya, asal asik diajak jalan, dia pasti mengiyakan. Yang penting dia senang.

Begitu sampai di ruangannya, terlihat teman-temannya yang duduk berkumpul di pojok ruangan.

"Hai, guys. Ngapain kalian kumpul disini? Ada yang asik?" sapanya menepuk bahu Fery.

"Woeh. Ini dia Miss Playgirl. Tumben datang agak awal?"

"Makasih atas julukannya." Ujarnya ketus. "Gak tau kenapa gue lagi semangat banget kuliah hari ini. Mungkin karena semester baru."

"Kalo kita semua nih, lagi ngobrolin n diskusi buat acara senang-senang ntar malam. Lo mau ikutan gak?" ajak Ery.

"Sorry deh. Kayaknya gue gak bisa, ntar malam gue mau pergi nonton ama Doni dari kelas sebelah."

"Dasar lo! Baru aja masuk kuliah, udah mau kencan. Mulai lagi nih acara petualangan lo?"

"Bukan petualangan kok. Cuma having fun aja."

"Ris, apa gak sebaiknya kamu hentikan petualanganmu itu? Cobalah untuk mencari cinta sejati yang sesungguhnya. Jangan main-main aja." Endah, temannya yang paling sensitif soal cinta, memberi nasihat untuknya dengan serius. Yang akhirnya disambut tawa semua teman yang lain.

"Mulai lagi deh ceramah bu Endah. Sahut salah seorang dari mereka. "

"Hei! Jangan ngeledekin gitu. Ndah, gue tau lo bermaksud baik, tapi sorry banget. Gue gak percaya ama yang gituan." Ujar Risa menahan tawa.

"Kok gitu sih, Ris. Ntar kalo kamu jatuh cinta dan patah hati, tau rasa kamu." Kata Endah merengut. Risa tertawa.

Jangan kuatir, gue bakal ati-ati biar gak ngerasain itu. Jawabnya. Mana mungkin gue mau jatuh cinta lagi. Udah cukup sekali aja gue jatuh cinta dan dipermainkan oleh seorang cowok. Gue gak mau terulang lagi, batinnya.

Risa masih terus bercanda bersama teman-temannya dan menggoda Endah yang terlalu menganggap serius tentang hubungan cinta. Yang lainnya menertawakan pendapatnya, tapi Risa mencoba menghentikan ejekan mereka pada Endah yang jadi ngambek karenanya. Lalu, beberapa menit kemudian, Pak Jimmy, dosennya, memasuki ruang kuliah dengan santai seperti biasa. Disambut oleh sorakan Risa dan teman-temannya yang sangat mengagumi dia. Mereka tampak senang sekali ketika diajar lagi olehnya. Bagi mereka, sistem pengajarannya sangat menyenangkan. Orangnya juga perhatian terhadap mahasiswanya.

"Selamat pagi, semuanya." Sapanya tersenyum.

"Pagi, pak." Sahut geng Risa kompak.

"Jadi bapak yang akan mengajar mata kuliah ini?" tanya salah seorang dari mereka. Pak Jimmy tersenyum menanggapinya.

"Sayang sekali bukan. Saya sudah terlalu banyak pekerjaan yang cukup merepotkan. Saya disini untuk mengenalkan dosen baru." Jelasnya. Ekspresi gembira dari Risa dan teman-temannya langsung memudar.

Pak Jimmy menjelaskan alasannya mengapa tidak bisa mengajar pada mata kuliah ini, namun tidak digubris sama sekali oleh para mahasiswa. Terlebih lagi Risa dan gengnya.

"Silakan masuk." Kata pak Jimmy mempersilahkan seseorang masuk ke dalam ruangan. Risa masih terus mengobrol dengan teman-temannya dan tidak menghiraukannya. Sampai pak Jimmy mengenalkannya pun, Risa tak peduli. Tiba-tiba Ery menyikutnya, mengganggunya dari obrolan yang mengasyikkan dengan Fery, temannya.

"Apaan sih?" gerutu Risa sedikit marah.

"Lihat, tuh. Dosen baru kita cakep lho, masih muda banget lagi." Seru Ery senang. Risa menatap ke arah yang ditunjuk Ery.

Pandangannya segera beradu dengan seorang lelaki yang tidak asing lagi baginya. Membuatnya terkejut. Rambut lurus, wajah cakep dan mata yang menatap tajam padanya itu mengingatkannya akan masa SMA-nya dulu. Rasa kesal dan amarah langsung menjalari dirinya. Ditambah lagi saat cowok itu tersenyum padanya.

Deg! Ini pasti mimpi buruk...

Aku dan DosenkuWhere stories live. Discover now